1❤

3.6K 553 27
                                    

Seperti biasa, Jaewon masih di dalam studio. Tangan nya masih sibuk dengan mouse dan juga keyboard, matanya fokus pada grafik nada di layar komputernya.

Bicara soal Jaewon, dirinya juga sudah debut menjadi seorang Idol. Namun entah mengapa, akhir akhir ini dirinya lebih tertarik menghabiskan waktunya di studio atau membintangi beberapa show dan drama.

Klik!

"Eoh? Hyung? Kau sudah datang"

Jaewon menoleh ke belakang, ada Dusty dan Hanbin yang baru datang.

"Heem" timpalnya

Dua hari ini mood Jaewon benar benar buruk. Karena si Kiddo ada tour di Osaka selama dua hari dan belum kembali. Padahal dirinya sudah sangat rindu.

"wae? Merindukan Kiddo mu itu?" ledek Dusty

"Diamlah, aku sedang tidak mood"

Dusty terkekeh geli "Dasar, Mengaku tidak ada hubungan tapi saling rindu" ledeknya

Dan hanya dibalas perilaku acuh dengan membalikan kursi yang digunakan nya kembali menatap komputer.

Dusty masih terkekeh jahil padahal Jaewon sudah menutup rapat telinga nya dengan bucket hat yang dipakainya.

"Kalau cinta ya bilang, nanti kiddo mu diambil orang. Kau tau kan kiddo mu itu terkenal di kalangan pria?" sambung Dusty

"aku tak mendengar mu" teriak Jaewon

Lagi, tawa Dusty mengisi penuh di dalam studio. Disampingnya Hanbin hanya tersenyum simpul.

...

"Ahjussssiii" teriak Lisa di ujung lorong

Jaewon hanya melirik lalu matanya masih fokus pada mesin minuman di depan nya yang belum mengeluarkan minuman kaleng miliknya.

"Aisssh mesin bodoh" gerutunya

Lisa sudah disampingnya sambil tersenyum lebar "Ahjussi, kau tidak merindukan ku?" ledeknya

Wajah Jaewon di buat sejengkel mungkin mendengarnya "Untuk apa aku merindukanmu?" katanya

"eoh? Benarkah? Padahal tadi aku membeli satu kotak macaron kesukaan mu sebagai hadiah"

Ting!

Satu kaleng soda sudah keluar dari mesin minuman setelah beberapa kali Jaewon menendangnya.

Tssstt

"Ah, segarnya"

Wajah puas Jaewon tak tertahan setelah berjuang mendapatkan satu minuman kaleng saat cuaca di luar sana begitu panas dengan tiga puluh sembilan derajat.

Disampingnya, Lisa merucut sebal. Pasalnya, dirinya merasa diacuhkan. Jaewon lebih memilih sibuk dengan soda kaleng nya yang begitu menggoda segarnya. Padahal Lisa sudah menenteng satu kotak macaron untuk dimakan bersama.

"Apa enak?" tanya Lisa

Jaewon mengangguk, masih menyesap satu tenggakan "Heem, kau mau mencoba nya?" tangan nya terulur memberi sekaleng soda yang mungkin tinggal setengah.

Memang dasar bocah, hanya karena setengah kaleng soda saja dia melupakan rasa kesal terabaikan.

Jaewon terkekeh geli melihat wajah Lisa saat menyesap satu tenggakan "ck, dasar Kiddo" ucapnya sambil mengusap kepala Lisa

"Kajjah, kita makan bersama macaron yang kau bawa. Padahal aku sedang ingin makan kebab daging domba diujung jalan sana" jelas Jaewon lalu melirik Lisa

Lengan kanan Jaewon sudah bergelayut manja pada pundak sang gadis yang merucut sebal. Sebenarnya yang ingin makan macaron memang dirinya bukan Jaewon.

"Arra, aku akan makan sendiri saja macaron nya"

Saking gemas nya yang sejak tadi melihat wajah ditekuk, Jaewon mencubit hidung Lisa gemas "Dasar kiddo yang tukang ngambek. Lagi pms ya?" ledeknya

"Ahjussi, hidungku"

"ck baiklah, kita makan macaron mu di studio ku. Setelah itu temani aku membeli kebab di ujung jalan sana. Bagaimana?"

"call"

...

Memang dasar wanita selalu menang, alih alih berjalan membeli kebab menjadi delivery kebab dan memakan nya di dalam studio.

Jadi Lisa merengek kalau kakinya sangat lelah karena baru pulang dari Jepang dan enggan berjalan ke kedai kebab yang Jaewon maksud tadi.

"huh padahal aku ingin menikmati sensasi makan kebab secara langsung dikedai itu" keluhnya

"Kan bisa besok atau lusa kau kesana"

"Tapi kan aku ingin kebab nya sekarang Lisa"

Jaewon duduk di lantai beralasan karpet beludru berwarna abu abu muda, sedangkan Lisa duduk diatas sofa sambil bersila.

"Itu kebab mu sudah ada. Kau ingin kebab kan?"

"Ahh kau tidak mengerti, kau menyebalkan" ucap Jaewon lalu mengigit satu gigitan besar pada kebab ditangan nya

"Arra, makanya kau tak merindukan ku kan?"

"Kenapa bawa bawa masalah rindu?"

"Karena kau tak menanyai kabarku sedikitpun"

"Kau kan sibuk dengan konsermu. Aku takut menganggu jadwalmu" jelasnya sendu

Dan perdebatan tentang rindu itu kini hening. Lisa jadi tak enak pada Jaewon yang terdengar sendu diakhir kalimatnya. Rasa bersalah itu muncul, setiap kali mereka berdebat dan Jaewon akan mengakhiri kalimat dengan penjelasan yang terdengar sendu atau dirinya yang mengalah.

"Maafkan aku" ucap Lisa ikut turun duduk diatas Lantai

Jaewon menggeleng "ini juga salahku, maafkan aku yang tak menanyai kabarmu ketika di Jepang"

Lisa mengangguk, kemudian memeluk Jaewon hangat "Aku merindukan mu ahjussi"

Jaewon terkekeh geli membalas pelukan Lisa "Kau rindu aku marahi? Atau rindu dengan ceramahku?" Dan keduanya tertawa kemudian.

Rindu itu sulit diungkapkan. Terlalu banyak gengsi yang akan berakhir keributan. Padahal hanya bilang 'aku rindu kamu' tapi kata kata itu seakan sulit terucap.

Jika Jaewon tak mulai melontarkan rindunya. Biarlah Lisa yang meluapkan nya.


Tbc
19.11.2018

Ahjussi gengsinya besar, jadi biar si kiddo yang ngegas.
Kiddo kan rindu, taukan kalau rindu itu berat? Kekeke
But im feel failed with this chap kekeke mianhee..

The one and her brightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang