November 2018
🍁
Fajar terbenam sempurna di kasurnya sambil memainkan hp.
"Ini" Rian halus menyerah 1 tablet antibiotik terakhir yang harus Fajar minum.
Membuat Fajar bangun dari tidur nya dan segera meraih obat itu, Rian pun sigap menyerahkan segelas air mineral penuh.
Tangannya kini memegang kening Fajar.
"Panasnya sudah gak terlalu"
"Gimana A?"
Fajar menggeleng, matanya masih fokus pada siaran YouTube yang ia tonton
"Gak kok, dah sembuh Alhamdulillah" jawab Fajar.
Lega, Rian bisa mengehala nafas nya lega.
Namun tanpa diduga, Tangan Rian gesit kembali mengambil hp Fajar secara paksa.
Fajar memanyunkan bibirnya.
"Kenapa lagi sih Jomb? Disita lagi?"
Heu
"Bukan, bukan disita"
"Dah jam 9, tidur lu"
"Besok berangkat pagi ke Hongkong"
Ucapan Rian membuat Fajar mengangguk ringan
"Iyaa deh" Fajar nurut
Dear all.
Doain yah, Ternyata memang Aa Lee sedang sakit.
Dukungan Moral dan Doa menjadi satu-satunya cara yang bisa kita lakukan :')
-
Lampu kamar sudah sepenuhnya Rian matikan, dirinya ikut merebahkan diri di kasur sebelah Fajar.
Melihat Fajar sesaat yang tertidur memunggunginya.
Rian tersenyum, semoga partner nya itu memang sudah sepenuhnya sembuh.
-
"Mas Jomb"
Tiba-tiba suara Fajar memecah keheningan itu
Heuh?
"Tadi mba wid maksa, mau tuker tiket duduk punya dia ke gua"
"Gak papa?" Tanya Fajar
"Jangan kaget loh sebelahnya nanti Mba Wid" Fajar terkekeh geli.
Rian tak merespon apapun.
Tidak, ia tidak tidur.
Rian hanya diam tak ingin menjawab.
Ia in deh mba wid gak sengaja...
Padahal mah udah ngancem-ngancem ke Aa buat tutup mulut agar tidak ter endus netyjen waks
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Diary | Fajar & Rian's Journey
Hayran KurguLiving in other universe. Menggambarkan Fajar dan Rian itu lebih seperti Ying and Yang, Malam dan Siang, Air dan Api. Rapuhnya pribadi yang kuat seperti Fajar hanya Rian yang paham. Sedihnya pribadi yang tenang seperti Rian hanya Fajar yang tahu. - ...