Di kediaman keluarga
NUGROHO......Keluarga besar sedang berkumpul di ruang tamu yang cukup megah. Rumah yang bagaikan istana dapat membuat siapapun ingin sekali menempatinya. Nyonya besar memang sengaja mengumpulkan anggota keluarga untuk membicarakan hal yang penting menyangkut pernikahan putra pertamanya yaitu Wisnu Putra Nugroho.
Mereka sangat menghormati apapun keputusan Nyonya besar termasuk Tuan besar, mereka tau jika keputusan yang diambil Nyonya pastilah keputusan yang terbaik. Setelah keputusan ditetapkan maka pihak manapun tidak akan bisa menentangnya.
"Baiklah sekarang kita mulai pembicaraannya." Nyonya besar angkat suara diantara mereka. "Tapi sebelum kita memulainya mari tunggu Wisnu datang." Lanju Nyonya besar dan menyeruput tehnya.
Seluruh anggota keluarga yang ada juga mengikuti nyonya besar, menunggu Wisnu untuk datang untuk membahas masalah yang penting.
Setelah menunggu sejenak, tak lama Wisnu turun dengan memakai pakaian yang rapi, tidak lupa dengan tas yang setia ia bawa kemana-mana, yaitu tas kerja miliknya.
"Wisnu kemari!" Melihat anaknya sudah datang Nyonya besar memanggil.
Saat sampai didepan ibunya, Wisnu bertanya. "Ada apa ma? Wisnu akan berangkat kerja sebentar lagi, jamnya mepet dan aku..."
"Hari ini kamu jangan kerja dulu!" Potong nyonya besar.
Wisnu menaikkan salah satu alisnya. "Kenapa mah?? Aku adalah ceo di sana, sebagai seorang ceo, aku harus mencontohkan hal yang baik kepada karyawannya." Jelas Wisnu kepada Nyonya besar.
"Tidak ada tapi-tapian, hari ini calon istrimu akan datang untuk menginap, jadi kamu harus menyambutnya!"
"Tidak bisa ma, nanti ada rapat yang sangat penting dari perusahaan Eropa." Elak Wisnu.
"Tidak ada tapi....."
"Wisnu janji ma cuma setengah hari saja, siang hari Wisnu akan segera pulang."
"Baiklah... hanya setengah hari saja, tidak lebih!" Akhirnya nyonya besar memutuskan Wisnu boleh bekerja tapi hanya setengah hari saja. Sikap anaknya yang gila kerja itu sungguh membuat nyonya besar tidak habis fikir. Tetapi apapun itu nyonya besar tetap bangga kepada putranya. Dia adalah generasi yang penuh dengan kerja keras.
"Kalau begitu Wisnu berangkat dulu." Mendengar izin dari mamanya Wisnu segera pergi menuju kantornya.
Setelah kepergian Wisnu dan anggota lelaki lain, yang tersisah disana kembali kegiatan masing-masing. Mereka masih berkumpul diruang tamu dan ditemani beberapa pelayan.
"Apakah keputusan mama itu benar?" Cintia yang merupakan adik dari Wisnu angkat suara setelah kakaknya itu pergi bersama papa dan pamannya. Cintia yang sedaritadi hanya diam kini tidak tahan untuk tetap diam. Sebenarnya dia sangat keberatan dengan keputusan dari mamanya. Dia tidak terima kalau sang kakak yang sangat dicintainya menikah dengan gadis kampungan. Cintia lebih suka gadis yang berpendidikan dan tidak norak seperti calon yang ditunjuk mamanya.
Nyonya besar menatap putrinya dengan serius berkata. "Keputusan mama sudah bulat, ini juga demi kebaikan kakak kamu Cintia."
Cintia segera membantah. "Tapi kak Wisnu sudah memiliki kekasih mah..."
"Maksud kamu adalah Sella? wanita ular itu tidak pantas bersandingan dengan putraku." Nyonya besar mengatakan dengan nada yang begitu dingin.
Nyonya besar tau bagaimana sikap yang dimiliki oleh Sella, perempuan yang pernah hadir dihidup Wisnu. Nyonya besar juga tau bagaimana kelakuan Sella yang tiba-tiba meninggalkan Wisnu. Jika dia benar-benar mencintai putranya, maka dia tidak akan begitu saja pergi saat nyonya besar mengatakan ingin menjodohkan putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Takdir Dan Jodoh (Tamat)
RomanceSebuah keluarga yang kaya raya sedang ingin mencarikan pasangan untuk anak pertama mereka. bukan halnya mencarikan jodoh untuk anaknya dari kalangan atas atau sepantaran melainkan dari sebuah desa yang sangat kecil. . . . "apaaa... nyonya besar aka...