7💦

6.6K 371 10
                                    

Author POV

Persiapan untuk pernikahan sudah 90% dan besok Raras dan juga Wisnu akan resmi menjadi suami istri yang sah.

Raras sedang berada di dalam kamarnya dengan perasaan yang bahagia. Mimpinya akan jadi kenyataan dimana ia akan mendapatkan calon suami yang baik, dia sudah tau bagaimana sikap Wisnu belakangan ini, dan Wisnu memanglah orang yang baik.

"Percuma saja jika menikah tetapi tidak mendapat kebahagiaan." Sinta datang menghampiri Raras.

"Apa maksudmu?"

"Apa kau tidak berfikir?? Cek cek, coba fikirkan dimana ada orang yang mau menikah dengan seseorang yang bahkan tidak tau huruf-huruf seperti mu. Seseorang yang tidak berpendidikan seperti mu tidaklah pantas mendapatkan semua ini. Mereka hanyalah kasihan kepadamu." Raras menundukan kepalanya.

"Tetapi Wisnu tidaklah seperti itu." Tiba-tiba nyonya besar angkat suara.

"Nyonya besar." Sinta langsung terdiam mendapatkan nyonya besar berada di sini.

"Apa yang kamu katakan salah besar Sinta, Wisnu tidak akan seperti itu dan Raras kamu tenang saja Wisnu perlahan akan mencintai mu."

Setelah mengatakan hal itu nyonya besar langsung pergi meninggalkan Raras dan juga Sinta. Tetapi tak beberapa lama Sintapun pergi meninggalkam Raras dengan keadaan marah.
.
.
.

Semua pelayan telah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Raras sedang di persiapkan untuk pernikahannya itu.

Hari ini hari dimana Raras akan memulai kehidupan barunya. Dia harus mempersiapkan diri untuk semua ini.

Kehidupan yang selama ini Raras jalani begitu sulit. Hari-hari yang begitu berat dia lalu dengan lapang dada, dan sekarang semuanya akan bebas. Hidup yang seharus ia dapatkan telah berada tepat dihadapannya.

"Kamu sangat cantik Ras." Kata Gilang sambil menitihkan air matanya. Gadis yang selama ini terlihat rapuh dan lemah akan segera mendapatkan belahan hidupnya. Gilang percaya kalau Wisnu aadalah anak yang baik. Sekarang Gilang tidak perlu merasa khawatir lagi.

Raras menggenggam kedua telapak tangan Gilang. "Paman kenapa menangis hmm."

"Tidak, paman tidak menangis." Sambil mengusap air matanya asal. Didepan Raras dia tidak boleh terlihat lemah. "Paman hanya sangat bahagia melihat kamu akan menikah, jika saja kedua orang tuamu masih hidup, mereka juga pasti sangat bahagia melihat putri cantiknya akan bersanding dengan pangeran tampan." Lanjut Gilang dengan senyumnya.

"Dengan kehadiran paman saja Raras sudah bahagia paman." Raras segera memeluk Gilang yang terus saja menitihkan air matanya.

Semua orang perlahan telah berkumpul, mereka tidak sabar untuk melihat dimana dua insan itu akan segera mengikat diri untuk memulai hidup barunya.

Mereka terlihat serasi saat berjalan beriringan dengan gaun yang mereka kenakan. Para hadirin merasa sangat iri akan hal itu.

Tidak butuh waktu lama untuk acara berjalan dengan lancar. Kini Raras dan juga Wisnu telah resmi menjadi suami istri. Sinta dan juga Diana sudah pergi meninggalkan Raras, mereka tidak tahan melihat orang yang di bencinya bahagia. Dengan meninggalkan Gilang seorang diri disana.

Gilang menatap Raras dengan sedih, mereka benar-benar akan berpisah. "Paman pergi dulu ya Ras."

Raras menganggukkan kepala. "Hati-hati di jalan ya paman."

"Baiklah, kamu juga harus jaga kesehatan. Paman pergi dulu ya Ras."

"Iya paman..."

Setelah keluarga Raras pergi dari rumah besar, Raras segera pergi untuk berganti pakaian dan segera beristirahat.

Raras menata pakaiannya dengan rapi dan gaun pernikahannya ia gantung di salah satu lemari berukuran cukup besar. Tak beberapa lama pintu di buka perlahan dan di sana Wisnu berjalan perlahan dengan melepas jasnya.

"Kamu pasti sangat lelah istirahatlah terlebih dahulu, nanti aku akan menyusul." Ucap Wisnu sambil masuk ke dalam kamar mandi yang di jawab anggukan oleh Raras.

Sebenarnya Raras memang sangat lelah hari ini tetapi ia tidak bisa tidur itu karna ini adalah malam pertamanya bersama Wisnu. Raras tak mengharapkan sebuah ikatan yang sangat romantis bersama suaminya ia hanya ingin hidup bebas dari bibik dan sepupunya itu.

Setelah memikirkan hal itu pintu kamar mandi terbuka. Wisnu keluar dari sana dengan keadaan yang segar, menggunakan kaos oblong dan trining sangat cocok dengan tubuh kekarnya. Melihat Wisnu mendekat Raras segera memungungi Wisnu dan berpura-pura telah tidur.

Tanpa ragu Wisnu mengambil tempat tidur di sebelah Raras dan membaringkan tubuhnya yang lelah. "Apa kamu sudah tidur?" Tanya Wisnu.

Raras membalikan badannya menghadap Wisnu. "Belum..." dengan menatap Wisnu.

"Ada sesuatu yang harus aku beritahu." Memosisikan duduk bersandar di tempat tidur.

Raras juga ikut bersandar. "Apa itu?"

"Hemm... kita menikah karna di jodohkan... bagaimana kalau kita membuat sebuah prinsip?" Dengan menatap Raras.

"Prinsip... seperti apa itu?"

"Bagaimana kalau kita menjaga prinsip masing-masing, tidak akan mencampuri urusan masing-masing dengan begitu kita akan bisa hidup damai." Raras mencoba berfikir. "Tetapi Kita tidak akan melakukan perceraian dan harus percaya satu sama lain." Lanjut Wisnu.

Raras tersenyum, ia sudah tahu akan semua ini. "Baiklah kita akan menjalankannya tetapi...."

"Katakanlah, tak apa."

"Tetapi bisakah kita tinggal terpisah dari keluarga.... maksudku bukan karna aku tidak suka tetapi karna... karna aku..."

"Yaa aku tahu maksudmu, besok aku akan membicarakannya kepada keluarga kita."

Raras tak keberatan dengan prinsip yang akan mereka jalankan yang terpenting ia ingin terbebas dari sangkar yang selama ini ia rasakan. Setelah membahas hal yang penting akhirnya mereka segera pergi ke alam mimpi karna rasa lelahnya.

Matahari sudah keluar dari persembunyiannya. Raras menengok ke arah samping kirinya, di sana Wisnu masih tertidur pulas mungkin karena ia sangat lelah. Raras melihat wajah Wisnu dengan diam tak bergerak. Sebenarnya sejak pertama bertemu Raras sudah mengagumi ketampanan Wisnu tetapi ia sudah menetapkan tidak akan menyimpan rasa kepadanya.

Raras menyibakkan selimutnya turun dari ranjang menuju kamar mandi. Raras mengikat rambutnya asal dan masuk ke dalam. Setelah setengah jam membersihkan diri Raras keluar dengan rambut yang basah. Raras berjalan ke arah Wisnu yang masih tertidur.

Apa aku harus membangunkannya, dia mungkin masih lelah.

Raras ragu-ragu membangunkan Wisnu dan memutuskan tidak akan menganggunya tidur. Raras berbalik menuju meja rias. Raras tak sadar bahwa tetesan rambutnya tak sengaja mengenai wajah Wisnu. Wisnu perlahan membuka matanya dan melihat Raras yang sedang mengeringkan rambutnya.

"Kenapa tidak membangunkan ku." Dengan suara seraknya sambil bangun dari tidurnya.

Raras menoleh ke arah Wisnu. "Aku tidak tega membangunkan mu."

Wisnu mengerti. "Baiklah, tidak apa. Aku akan membersihkan diri dan segera pergi ke kantor." Wisnu sudah berdiri dari duduknya dan perlahan berjalan menuju kamar mandi.

"Hemm baiklah.."

Wisnu segera pergi membersihkan diri dan Raras segera merapikan rambutnya menuju ke arah dapur. Kini mereka sudah resmi menjadi suami istri, akankah kehidupan rumah tangganya berjalan dengan lancar? Semoga saja.












🐳🐳🐳











Lanjut.......

Antara Takdir Dan Jodoh (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang