Raras dan Wisnu berpamitan pada paman, bibik serta Sinta untuk kembali ke rumah mereka. Mereka sebenarnya tidak ingin cepat-cepat untuk kembali tetapi karena klien itu sangat penting dan mau tidak mau mereka tetap harus pergi.
Mungkin karena kelelahan sepanjang perjalanan Raras tertidur dengan sangat nyenyak. Wisnu yang disamping hanya menatap dengan senyum dan tidak ingin membangunkan perempuan yang lemah lembut disampingnya itu.
Entah mengapa lambat laut hati kecil Wisnu sedikit demi sedikit tergerakkan. Ia merasa kalau perempuan di sampingnya ini memang sangatlah memikat dari dalam sampai luar.
Tak sadar mobil yang mereka kendarai telah sampai di depan gerbang rumah dengan selamat. Wisnu membuka sabuk pengamannya dan turun dari mobil. Kalau dulu ia akan membangunkan Raras tetapi sekarang sudah tidak ada jarak diantara mereka berdua.
Wisnu membuka mobil dan menggendong Raras menuju kamar. Raras sangatlah lelah sampai-sampai ia tidak merasa kalau tubuhnya diambil alih oleh seseorang.
Meletakkan Raras di kasur, Wisnu segera menuju kamar mandi membasuh diri dengan cepat lalu mengambil tidur di sebelah Raras.
Menjelang malam, Raras terbangun dan mendapti kalau disebelahnya Wisnu masih lelap di tidurnya. Raras tersenyum dan membangunkan Wisnu dengan posisi menghadapnya. "Wis, kamu harus bangun, kata kamu ada acara penting malam ini." Raras menggoncang Wisnu perlahan.
Pemandangan pertama yang Wisnu lihat adalah wajah cantik alami milik Raras. Perlahan Wisnu melebarkan senyumnya dan berkata. "Selamat malam."
"Malam."
Mereka saling memandang untuk waktu yang cukup lama saat Raras tersadar dan segera menyuruh Wisnu untuk membersihkan dirinya.
Tak butuh waktu lama untuk Wisnu membersihkan diri. Ia keluar dengan handuk yang melilit pinggangnya memperlihatkan perut yang berotot. Raras yang membawa kemeja ke arah Wisnu kini kian tersipu memerah. Memang ini bukan pertama kalinya Raras melihat tubuh atas Wisnu yang telanjang tetapi itu masih membuat orang merasa malu.
Wisnu menyadari perubahan raut wajah Raras dan tersenyum mendekat. Mengambil kemeja yang berada di tangan Raras dengan mencondongkan tubuh kedepan sengaja dan mengedipkan matanya.
Setelah Wisnu kembali ke kamar mandi, Raras merobohkan tubuhnya ke atas kasur dan berguling-guling, entah itu perasaan apa, Raras merasa di hatinya ada kegembiraan yang meliputinya.
Satu jam akhirnya Wisnu dan Raras sudah rapi dan akan segera berangkat. Raras tak menyangka kalau Wisnu akan mengajaknya ikut serta ke acara penting seperti itu. Raras pikir Wisnu tidak akan memperkenalkan pada semua rekannya kalau dia telah menikahi gadis desa yang tidak tau apa-apa seperti dirinya ini.
Mobil mewah milik Wisnu telah sampai di sebuah gedung yang sangat megah. Gedung yang dijaga dengan ketat oleh beberapa body guard berpakaian serba hitam itu sangatlah mewah. Ini adalah kali pertama Raras memasuki gedung yang super mewah.
Wisnu keluar terlebih dahulu dan saat Raras ingin membuka pintu mobil, seseorang sudah membukanya secara khusus yang tidak lain ialah Wisnu.
Wisnu mengulurkan tangannya untuk menyambut Raras. Dengan gugup Raras menerimanya. Wisnu menaruh tangan Raras di lengannya dan mereka berjalan di karpet merah.
Sepanjang karpet terdapat awak media yang terkenal, mereka segera mengambil gambar untuk pasangan itu. Wisnu dan Raras berhenti di sebuah tempat yang khusus untuk mereka berfoto, memberikan kelongaran untuk awak media yang ingin bertanya dan mengambil gambar mereka.
Selesai mereka berfoto, Wisnu membimbing Raras untuk menuju kedalam. Wisnu selalu mendukung Raras apabila ia merasa sangat gugup dan gelisah. Sedangkan Raras, mendapatkan dukungan dari Wisnu-pun ia sudah bahagia dan melupakan kegugupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Takdir Dan Jodoh (Tamat)
RomanceSebuah keluarga yang kaya raya sedang ingin mencarikan pasangan untuk anak pertama mereka. bukan halnya mencarikan jodoh untuk anaknya dari kalangan atas atau sepantaran melainkan dari sebuah desa yang sangat kecil. . . . "apaaa... nyonya besar aka...