06

10K 935 120
                                    

PART 6

Yang Jaeho tidak tahu, Junhon melihat sesuatu sejak satu bulan yang lalu.

Yang semua orang tidak tahu, Junhon keluar dari kamar saat dini hari hanya untuk mengambil buku tugasnya yang tertinggal di ruang tengah waktu itu.

Tapi belum sempat ia menyentuh lantai bawah, Jung Junhon memutuskan untuk berhenti bergerak di ujung tangga. Menyadari jika tidak seharusnya rumah mereka masih berada dalam kondisi super terang seperti siang hari di saat memasuki jam tidur penghuni rumah. Lalu Junhon memiringkan kepalanya dengan dahi mengernyit saat ia menemukan layar televisi yang masih menyala di depan sofa. Dan kemudian Junhon terdiam.

Anak itu melihat Yunho yang memandang lama wajah Jaejoong yang sedang terlelap pulas di atas sofa dengan tangan yang tidak berhenti mengusap lembut kepala namja cantik itu.

Junhon benar-benar terkejut setengah mati. Karena setahunya ayahnya bukan seseorang yang bisa terlihat penuh kasih seperti itu. Jaeho bilang pria yang telah menikah dengan ibu mereka adalah seseorang yang jahat. Junhon juga melihat sendiri saat ayahnya memukul ibunya dari celah pintu bersama Jaeho.

Tubuh mungil Junhon sampai bergetar tidak percaya melihat Yunho yang tiba-tiba saja sudah menunduk di sana—lalu memberikan ibunya kecupan dalam di dahi. Junhon tahu jenis kecupan itu. Jaejoong suka menciumnya seperti itu jika ia berhasil membawa pulang nilai seratus dari sekolahnya. Itu kecupan penuh cinta—pikir Junhon mengerjapkan mata bulatnya.

Lalu dengan jantung yang masih berdebar-debar kencang, anak itu kembali berlari menaiki tangga dan bersembunyi di balik koridor kamarnya dan Jaeho saat ia melihat Yunho bergerak menggendong Jaejoong yang sepertinya sangat kelelahan karena namja cantik itu bahkan tidak terusik ketika Yunho membawanya masuk ke dalam kamar mereka.

Junhon terlalu terkejut sampai ia membeku bahkan ketika Yunho sudah kembali keluar dari kamar untuk mematikan lampu di luar ruangan sebelum pria itu pergi tidur. Namun kali ini tingkat kewaspadaan Yunho tidak setipis sebelumnya, karena pria itu tiba-tiba saja menemukan putra bungsunya yang sedang berjongkok di balik koridor kamarnya.

Junhon pikir ia akan mendapatkan hukuman malam itu—karena sudah bangun dari tidur dan memergoki ayahnya diam-diam. Tapi apa yang Yunho lakukan kepadanya justru membuat mata bulatnya berkilat-kilat penuh euforia. Ia tidak pernah menyangka kalau ayahnya itu malah mengusak gemas rambut cokelat almond miliknya dan memberikannya senyuman paling tampan sedunia yang pernah Junhon lihat di mana pun.

"Ini rahasia kita, oke?" Bisik Yunho malam itu.

Jadi wajar saja baik Jaeho maupun Jaejoong mendadak kebingungan melihat perubahan drastis Junhon yang tiba-tiba saja menjadi lengket dengan pria tampan itu. Dan Junhon pun tidak mau repot-repot untuk berbagi. Ia paham seberapa keras kepala Hyung kembarnya itu. Dan juga seberapa denial-nya Jaejoong. Jadi ia akan menunggu saat di mana mereka berada di posisinya saat ini.

Mengagumi Yunho karena bukti nyata yang dilihat oleh mata kepala sendiri. Tanpa perantara apa pun itu.

Jung Junhon mencintai ayahnya lebih dari apa pun juga—sebuah ideologi khas anak-anak yang tertanam jelas di kepala Junhon bahkan sampai hari ini.

"—aku menunggu laporan akhirnya, otsukaresama"

Kembar tidak identik itu sama-sama menatap Yunho yang baru saja memutuskan sambungan telepon dari ponselnya dan kembali menyibukkan diri dengan sarapannya. Jaeho mungkin bisa menahan diri untuk merapatkan bibir. Tapi Junhon tidak. Namja berbibir cherry itu sudah menaruh kembali sendok serealnya ke dalam mangkuk dan beralih menatap Yunho dengan mata bulatnya yang cantik.

Lasting -YunJae-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang