Untuk mahasiswa kedokteran dan dokter-dokter di luar sana, aku mohon maaf kalau di chapter ini ada yang nggak sesuai tata medis. Chapter ini Cuma bermodalkan browser pencarian dan nggak memanfaatkan profesi kakak atau temanku secara benar. Sebagian bahkan aku karang dengan caraku sendiri.
Jangan ditelan mentah-mentah apa yang kutulis, karena aku bukan pelajar di medis fisik, tapi aku pelajar di medis mental, sekali lagi maafkan aku.
PART 10
"Hai, hai, ochakema"
Jung Junhon mengangguk-angguk dengan wajah seriusnya. Anak itu memegang ponsel Yunho di telinga kanan dan kembali berceloteh dengan kata yang sama—sementara Jaeho sudah berlari ke ruang kerja ayahnya dan nyaris saja dimarahi oleh Yunho karena tidak mengetuk pintu sebelum masuk.
"Appa! Honchan telepon dengan orang Jepang pakai ponsel Appa!"
Suara lantang Jaeho barusan berhasil membuat Yunho melompat dari kursinya dan berlari menuju kamarnya seraya menggerutu menyalahkan dirinya yang meninggalkan ponselnya sembarangan. Pria tampan itu menemukan Junhon yang sedang duduk di pinggir ranjang dengan kaki bergoyang-goyang kencang. Kentara sekali jika anak itu sedang senang.
"Ah! Itu otou-san Honchan! Kore kore!" Seru Junhon seraya menunjuk-nunjuk ayahnya dan tersentak kaget saat Yunho tiba-tiba saja merampas ponselnya dari tangan mungil Junhon.
Mata bulat Junhon lalu bertemu dengan mata musang Jaeho yang sudah berdiri di depan pintu kamar kedua orang tua mereka. Lalu Junhon menoleh menatap Yunho yang sudah berjalan menjauhi dirinya masih dengan telepon yang tersambung.
"Honchan nakal!" Seru Jaeho membuat dahi Junhon mengernyit.
Anak itu baru saja akan menyahut ucapan Hyungnya—namun suara bariton Yunho sudah lebih dulu memotong ucapannya.
"Jung Junhon, yang barusan itu tidak sopan sekali. Menyentuh barang orang lain tanpa seizin pemiliknya itu tidak boleh dilakukan, mengerti?"
Junhon mendongak—kembali bertemu tatap dengan wajah ayahnya.
"Tapi ponselnya berbunyi terus, Eomma juga tidak ada, siapa tahu itu penting" Sahut Junhon mencebik.
"Appa serius, Hon hampir saja membuat masalah dengan pekerjaan Appa" Balas Yunho lagi.
"Je—jeongmall?"
Mata bulat Junhon mulai berkaca-kaca dan Jaeho merotasi iris kelamnya jengah. Ini ketiga kalinya Junhon menangis dalam satu hari sejak mereka bangun dari tidur.
"Appa akan marah kalau Honchan menangis" Ujar Yunho membuat Junhon menutup mulut dengan kedua tangan mungilnya.
"Appa mau Honchan minta maaf" Lanjut pria tampan itu lagi.
Air mata Junhon sudah jatuh. Anak itu terisak-isak sedih dan beralih mengepalkan kedua tangannya meremat seprai dengan tangis yang pecah.
"Honchan minta maaf—hueeee"
Yunho menghela napasnya. Bersidekap menatap Junhon yang masih saja menangis. Astaga, anak siapa sih ini? Kenapa begitu cengeng? Bingungnya dalam hati.
"Appa tidak dipecat, kan?" Suara anak itu setelah nyaris bermenit-menit ia menangis begitu kencang.
Yunho hampir saja tertawa mendengar ucapan polos putra bungsunya yang super manja itu. Dipecat? Yang benar saja. Tidak ada yang bisa memecat Yunho kecuali dirinya sendiri. Lagi pula si Jepang yang di telepon tadi justru menyampaikan bahwa ia ingin bertemu langsung dengan Junhon yang begitu lucu menurutnya. Anak itu terus-menerus mengatakan ochakema dan arigatou berulang-ulang. Menghibur sekali, ungkapnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/163070366-288-k190408.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lasting -YunJae-
ФанфикOrang-orang bilang di dalam pernikahan selalu tidak lepas dari perasaan kasih bernama cinta. Mereka bilang meski mustahil sekalipun, pada akhirnya cinta pasti akan datang karena terbiasa. Terbiasa berdua dan terbiasa bersama. Tapi bagi Jaejoong itu...