08

10.3K 910 131
                                    

Aku udah capek dan bosan sama cinta-cintaan di fanfiksyen. Jadi baca chapter ini harus pake hati dan logika yang dalam, karena aku sedang tida ingin membuat cerita yang menye-menye wkwkwkwk

Karena terkadang kata cinta itu nggak harus terucap secara gamblang :') *plakk*

WARNING: Works ini kontennya aku ubah ke dewasa, terutama chapter ini, banyak semutnya, yang masih piyik tolong diskip-skip aja :')

PART 8

Jaejoong memijit kepalanya yang terasa berdenyut-denyut saat ini. Ia sedang duduk di pinggir ranjang sementara suaminya membersihkan diri di kamar mandi. Hari ini adalah hari sabtu—dan keluarga kecilnya berencana untuk menghabiskan waktu bersama di halaman belakang rumah bersama si imut Hero. Jaejoong tidak ambil pusing dengan kedua putra kembarnya karena pengasuh mereka sudah mengurusi kebutuhan keduanya untuk pagi ini. Ia hampir saja kembali berbaring di atas ranjang kalau saja ponsel milik suaminya tidak berbunyi dengan sederet nomor asing yang tertera di layarnya.

Astaga, siapa lagi ini—keluh Jaejoong dalam hatinya. Namja cantik itu menghembuskan napas keras dengan dahi yang mengernyit. Sekarang tenggorokannya terasa terbakar hingga ia memutuskan untuk lebih dulu mengambil air mineral yang tersedia di meja nakas. Jaejoong terlalu terburu-buru hingga tidak sengaja menyenggol gelas kaca tersebut dan membuatnya pecah berantakan. Mata bulatnya melotot ngeri melihat ponsel Yunho yang sudah basah kuyup karena air yang tumpah itu.

Tulang punggung Jaejoong terasa dingin dalam sekejap. Ia begitu panik dan segera membersihkan pecahan-pecahan kaca tersebut dengan tangannya yang telanjang. Jaejoong mengaduh saat jemarinya tergores pecahan kaca—namun ia masih bersikeras menyelamatkan ponsel Yunho sebelum pria itu melihatnya.

"Apa itu barusan?"

Jaejoong terkejut setengah mati saat suara bariton suaminya terdengar dari belakang. Ia menjilat bibirnya yang terasa kering dan memaksakan kakinya untuk berdiri dengan benar sebelum Yunho berjalan menghampiri dirinya dan menatap kaget ponselnya yang sudah basah bercampur lumuran darah dari tangan suaminya.

"Maaf, Yunho—aku—tidak sengaja" Seru Jaejoong tercekat.

Dahi Yunho mengernyit memerhatikan betapa pucatnya wajah Jaejoong saat ini. Ia segera menarik tangan namja cantik itu dan terkesiap merasakan panas yang membara dari kulit suaminya.

"Kau sakit!" Seru Yunho melotot.

Jaejoong kembali mengaduh saat namja tampan itu menariknya dengan sekali sentak—membiarkan ponselnya terjatuh begitu saja ke atas lantai—sementara mereka berjalan memasuki kamar mandi. Jaejoong nyaris menangis saat Yunho mencucikan tangannya yang berdarah di westafel. Lalu pria itu mengambil pinset dari dalam lemari penyimpanan di rak bawah westafel dan segera menarik tangan Jaejoong ke depan mata musangnya yang tajam.

"Kenapa kau suka sekali merepotkanku, huh?" Sungut Yunho tanpa melirik wajah sedih Jaejoongnya.

"Maafkan aku" Bisik Jaejoong nyaris tidak terdengar.

Yunho tidak menjawab. Ia sedang sibuk berkonsentrasi mengeluarkan pecahan beling yang menempel di jari-jari namja cantik itu.

"Yunho, ponselmu—"

"Diam"

"Maafkan aku, aku tidak sengaja"

"Kubilang diam, Jung Jaejoong"

Namja cantik itu menggigit bibirnya erat. Menahan suara saat tangisnya yang terasa hangat mengalir membasahi pipi pucatnya. Ia menunduk—berusaha keras menahan rasa sakit yang menyerang jari-jari serta kepalanya di saat yang bersamaan. Yunho baru saja selesai membersihkan tangan Jaejoong dan mengolesi alkohol di bagian yang terluka—namun ia harus dikejutkan oleh tubuh kecil Jaejoong yang tiba-tiba saja menubruk dirinya tanpa aba-aba. Yunho menunduk dan memegang kepala Jaejoong yang sudah terpejam. Ia berdecak dan segera menggendong namja cantik itu kembali menuju ranjang keduanya.

Lasting -YunJae-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang