18. Date w/ Awan

872 155 6
                                    

Ternyata yang Mas omongin soal gue sama dia harus pakai kaos champion barengan itu nggak main-main.

Seminggu setelah itu, Mas ngajakin gue buat pergi ke kampus pakai kaos yang sama kayak yang dia bakal pakai nanti.

Sekarang hari Jumat. Hari dimana kelas gue sama Mas selesainya barengan, sekitar jam 4 sore. Dan biasanya kalau emang Mas lagi nggak ada kerjaan atau rencana lain, gue sama Mas bakal ngedate di tempat yang belum pernah kita datengin gitu.

Well, pekerjaan Mas sebagai fotografer nuntut Mas buat tahu dimana aja tempat tempat yang bagus buat spot foto. Dan biasanya dia selalu ngajak gue buat cari tempat itu.

Ya, as usual kita ngedate colongan.

Kayak sekarang ini gue sama Mas udah ada di salah satu coffeeshop, kafe khusus pecinta kopi gitu. Mas dapet rekomendasi tempat ini dari Bang Togar yang emang hobi minum kopi.

Masing - masing dari kita pesen satu minuman yang kandungan kafeinnya nggak terlalu kuat. Well, kita sama-sama nggak gitu doyan kopi sebenernya. Tapi ya daripada nggak pesen sama sekali kan?

Nanti diusir lagi.

"Yang, yang jangan diminum dulu!" Sela Mas Awan waktu gue mau ambil cangkir yang ada di depan gue. "Difoto dulu." Ucap Mas Awan lagi sambil nyengir.

Mas langsung nata kedua cangkir yang ada di meja kita.

Berbeda dengan orang kebanyakan. Biasanya cewek yang bakal ribet foto ini itu buat kebutuhan feeds instagram mereka. Tapi dalam posisi gue sama Mas? Kita kebalik.

Mas yang emang hobi banget motret ini, selalu ngeabadiin sesuatu tiap kita ke suatu tempat, entah makanan, entah design interiornya. Pokoknya Mas yang selalu ngingetin kalau sesuatu itu harus difoto dulu.

Beda sama gue yang anaknya nggak ada seneng senengnya kalau urusan beginian. Gue tipe yang kalau makanan dateng ya langsung dimakan, bukan difoto dulu.

Well, sifat kita berdua emang berkebalikan parah, but we still can get along together.

Diem - diem gue keluarin ponsel gue pas Mas bersiap motret minuman yang ada di depan kita.

Ya, keseringan sama Mas bikin gue dikit dikit jadi doyan motret juga, bedanya kalau Mas motret objek lain kalau gue motret Mas hahaha.

"Satu," ucap Mas mulai kasih aba aba ke dirinya sendiri.

Gue ikutan acungin hape gue ke depan.

"Dua."

"Tiga!"
 
 
 
 
 
CEKREK!
 
 
 
 
 
"Gimana? Bagus nggak yang?" Tanya Mas sambil nunjukin hasil fotonya.

"Tiga!"          CEKREK!          "Gimana? Bagus nggak yang?" Tanya Mas sambil nunjukin hasil fotonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"As expected from Awan Prasada!" Seru gue sambil acungin jempol ke arah Mas Awan.

Mas Awan yang gemes langsung tarik hidung gue, lagi.

"Bisaan kamu!" Ucapnya sambil tersenyum malu.

"By the way, Mas." Ucap gue setelah dia lepasin tangannya dari hidung gue. "Bagus nggak hasil foto aku?" Tanya gue sambil nunjukin hape gue ke si Mas.

 "Bagus nggak hasil foto aku?" Tanya gue sambil nunjukin hape gue ke si Mas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lah kamu ambil gambar Mas?" Tanya Mas Awan kaget.

Gue cuma senyum sambil anggukin kepala.

"Ada bakat juga kamu, yang." Puji Mas Awan sambil usap puncak kepala gue. "Gabung ke klub Fotografi yuk."

"No! No! No! No!" Ucap gue sambil gelengin kepala cepet.

"Lah kenapa? Bagus padahal hasil jepretan kamu."

"Iya, bagus kan karena objek bagus Mas. Kalau aku motret objek lain, belum tentu sebagus ini!" Ucap gue lagi.

Bisa gue lihat pipi Mas yang jadi ketarik ke samping gara gara ucapan gue barusan.

"Idiiiih, Nina yaa." Ucap Mas Awan sambil senyum salah tingkah. "Harusnya Mas yang gombalin kamu!"

Gue cuma nyengir nanggepin omongan Mas Awan.

Ya gimana lagi, gara gara seorang Awan Prasada, gue jadi sweet talker begini.

Tentang Awan; Tay Tawan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang