23. Sisi Awan

834 159 55
                                    

"Mbak dimana? Kok ngilang?"

"..."

"Hah?!! Pulang??"

"..."

"Ada urusan??"

"..."

"Lah parah banget lo mbak. Gua nonton sendirian dong?"

"..."

"Yaelah mbak-"

"..."

"Yaudah tiati mbak."
 
 
 
 
"Simon?"

Simon menolehkan kepalanya ketika mendengar namanya disebut oleh suara yang tak asing.

"Lah Mas Awan?"

"Ke sini sama siapa?" Tanya Awan kemudian.

"Sama mbak Nina, Mas. Tapi Mbaknya tiba tiba pergi karena ada urusan." Jelas Simon. "Mas sendiri?" Tanya Simon ketika melihat seorang wanita di samping Awan.

Awan yang menyadari hal itu langsung memperkenalkan Alice pada Simon.

"Mon, kenalin ini Alice, dan Lis kenalin ini Simon, adeknya cewek gue."

"Simon."

"Alice."

"Sorry! Sorry gua telat!"

Sebuah suara sukses membuat ketiganya menoleh. Bisa Simon lihat Awan dan Alice yang berdecak kesal.

"Bangsat ye lo Man! Telat apaan lo sampe dua jam?!" Seru Awan kemudian.

"Ban mobil gua pecah anjir, ke bengkel dulu tadi gua."

Simon melirik ke arah jam yang melingkar di tangan kirinya. "Mas, Mbak gua duluan ya, pintu studionya udah mau dibuka." Pamit Simon yang merasa kecanggungan ketika bersama ketiganya.

Well, Simon memang mengenal Awan dengan baik. Tapi tidak dengan Alice dan seorang lainnya yang dipanggil 'Man' oleh Awan.

"Oh oke oke!" Sahut Awan kemudian.

Simon langsung pergi setelahnya. Menonton film sendirian di bioskop bukanlah hal yang baru bagi Simon.

"Lo tuh kalau ada apa apa kabarin kita kita kenapa Man!" Ucap Alice sembari memukul bahu Arman, ya yang baru datang tadi bernama Arman.

"Lupa gua, terlalu fokus sama ban yang pecah jadi nggak kepikiran buat ngabarin." Jawab Arman sekali lagi.

"Kenapa Wan?" Tanya Alice kemudian ketika melihat Awan yang berusaha menyalakan hapenya.

"Lo denger sendiri kan tadi apa kata Simon?" Tanya Awan balik.

Alice menganggukkan kepalanya.

"Tadi Nina nelpon tapi hape gua keburu mati gara gara lowbat." Ucap Awan lagi. "Kira kira ada apaan ya tadi Nina nelpon gua?" Tanya Awan pada dirinya sendiri.

Bukan tanpa sebab Awan memikirkan hal itu. Kemarin Nina masih marah dan tak mau dihubungi olehnya. Dan sekarang tiba tiba menelpon, pasti ada sesuatu. Begitu pikir Awan.

"Kita nonton yang jam berapa?" Tanya Arman kemudian.

"Jam 4an." Jawab Alice. "Nanti abis dari sini kita ke Hard Rock buat nonton performanya Christian." Tambah Alice lagi.

"Kayaknya gua abis nonton nggak bisa ke Hard Rock dah." Ucap Awan kemudian.

"Lah kenapa?" Tanya Alice. "Kita kan udah janji sama Christian mau nontonin dia?"

"Ada urusan gua, Lis."

"Ih lo mah nggak seru amat, Wan." Rajuk Alice sembari mengerucutkan bibirnya.

"Udah udah, yang penting kita nonton aja dulu sekarang. Soal Christian kan dia minggu depan manggung lagi di Cafe lain kan?" Ucap Arman.

"Ya tapi kan lo minggu depan katanya nggak bisa Man?" Ucap Alice lagi.

"Gua usahain bisa dah. Sekalian sama Sebaru juga, biar komplit. Gimana?" Usul Arman sekali lagi.

"Ya kalau gitu setuju gue!" Timpal Alice sembari menjentikan jarinya.

 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

MEET SOME OF AWAN'S SQUAD

MEET SOME OF AWAN'S SQUAD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


 
 
 
by the way gimana kisah di buku Tentang Awan sejauh ini guys?

Tentang Awan; Tay Tawan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang