Bagian Satu

93.8K 3K 40
                                    

Seorang pria tampan berjalan dengan santainya di koridor fakultas. Dengan tangan kanan masuk ke saku celananya dan tangan kiri menenteng tas laptop. Semua kaum hawa memandang kagum atas ciptaan Tuhan yang begitu indah. Seolah sudah terbiasa dengan tatapan para kaum hawa, pria itu tidak terusik sama sekali.

Sementara itu seorang gadis dengan penampilan sederhana, tapi menawan berlari terburu-buru bak dikejar hantu

"Mampus gue telat," ucapnya gelisah sambil memperhatikan jam tangan  yang berteger indah di tangannya. Kanaya Partia, Mahasiswi semester lima yang kuliah di  salah satu Universitas  ternama yang ada di Indonesia.

Saking asyiknya melirik jam tangannya Kanaya tidak menyadari bahwa ada seseorang di depannya.

Bukhhh!

"Awww!" pekik Kanaya saat pantatnya meluncur dengan mulus di lantai. Sementara orang yang ditabrak dengan cepat mengambil tas laptopnya yang terjatuh lalu berjalan seolah tak terjadi apa-apa.

"Hei  ... Mas! Kalau jalan tuh liat-liat jangan asal nabrak!" teriak Kanaya emosi sambil berdiri.

Yang dipanggil pun berhenti melangkah.
Lalu berbalik menatap gadis  yang sedari tadi meneriakinya.

"Saya rasa kata-kata itu cocok untuk anda," ucap pria itu dengan tenang.

Kanaya pun semakin emosi mendengar penuturan pria itu, bukannya meminta maaf malah menyalahkan Kanaya dengan penuh emosi Kanaya berkata, "udah salah gak mau minta maaf lagi, kamu mahasiswa jurusan apa hah?" tanya Kanaya dengan mata melotot yang menandakan dia sedang marah.

Pria itu dengan tenang lalu membalas ucapan Kanaya."Saya rasa anda masih tidur, jelas-jelas anda yang menabrak saya dari belakang, anda tidak akan bisa mengelak akan hal itu di sini banyak mata yang menjadi saksi," tutur pria itu dengan santai.

Kanaya menatap sekeliling memang benar. Banyak orang di sini dan dia baru sadar bahwa memang dia yang bersalah di sini.

Bukannya meminta maaf Kanaya malah melirik jamnya sesaat lalu berlari pergi meninggalkan pria itu. Kanaya berlari tergesa-gesa lalu berbelok ke kiri memasuki kelas dengan ragu-ragu takutnya dia akan disembur dengan kata-kata tajam Dosen.

Kanaya pun masuk dia menatap bingung belum ada Dosen, tapi Kanaya bersyukur dia tidak jadi diberikan semburan oleh Dosen killer.

"Nay ... sini!" teriak Indah sahabat Kanaya--sambil melambaikan tangan.

"Eh iyya." Kanaya menghampiri Indah dan Dian lalu duduk di samping Indah dan Dian. Posisi Kanaya berada di tengah-tengah kedua sahabatnya itu.

"Kalian memang sahabatku yang terbaik" Ucap Kanaya bersyukur memilik dua orang sahabat yang sangat peduli padanya. Indah dan dian hanya tersenyum menangagpi ucapan Kanaya.

"Eh ... Ibu Mirna udah gak ngajar lagi loh dia digantiin oleh Dosen baru," ucap Dian.

"Hah!  Serius lu?" tanya Kanaya dengan ekpresi kaget.

"Ellah itu muka biasa aja kali, Neng," timpal Indah

"Emang lu belum tau, Nay?" tanya Dian. kanaya hanya menggeleng

"Bener-bener ni anak. Satu kelas udah tau, emang lu tinggal di Pluto apa sampai-sampai ketinggalan Informasi." Indah memutar bola mata malas dengan kelakuan sahabatntya.

"Makanya, Neng buka Grup WA agar lu gak tertinggal info." Nasehat Dian.

"Gue malas ihh buka Wa."

"Dasar pemalas." Ledek Indah

Tiba-tiba keting masuk tergesa-gesa.

"Teman-teman diam dulu Dosen pengganti Ibu Mirna sudah datang."

My Dosen (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang