Bagian Delapan

40.9K 2.2K 33
                                    

Jangan lupa votment😂
Dan yang siders jangan pelit-pelit memberikan vote ya

Happy Reading

"Di--Dimas," gagap Kanaya

Seketika wajah Radit semakin dingin dan tajam menatap Kanaya.
Dengan susah payah Kanaya menelan salivanya kasar, rasa takut menggebu di dadanya.

"Yang pernah kamu storykan di whatsaap?" Satu kening Radit terangkat, menunggu jawaban Kanaya.

"I-- iya, Pak," jawab  Kanaya gelagapan.

Radit mendekati Kanaya semakin dekat. Dan begitupula Kanaya semakin memundurkan langkahnya selangkah Radit maju selangkah pula dia mundur. Sampai pada akhirnya Kanaya tidak bisa lagi mundur karena ada tembok di belakangnya tak ada lagi ruang untuk mundur. Sementara itu Radit semakin dekat menghilangkan jarak diantara mereka. (Eaaa jangan tahan nafas bacanya😂).

Jantung Kanaya berpacu lebih cepat dadanya naik turun karena jantungya memompa warbiasah cepat karena gugup. Kanaya belum pernah sedekat ini dengan seorang pria otomatis reaksi tubuhnya akan sangat terkejut bila berdekatan dengan mahluk yang namanya pria.

Radit menatap tajam manik mata Kanaya seolah-olah ingin menerkamnya hidup-hidup, sebenarnya Radit ingin meminta maaf kepada Kanaya, namun saat mendengar Kanaya terlambat pulang karena menemani teman pria nya itu membuat Radit geram dan Kesal.

"Dia siapamu?" Tanya Radit datar

Bernapas pun rasanya sangat sulit bagi Kanaya seolah pasokan udara menipis.

Untuk menjawab pertanyaan itupun terasa sulit, seolah ada sesuatu yang mencekal tenggorokannya dan terasa pita suaranya menghilang dari kerongkongannya. Sangat sulit untuk mengeluarkan sepatah kata.

wow effek berdekatan dengan seorang pria sangat-sangat warbiyasah.

Keringat bercucuran di pelipis Kanaya. "Ya Allah kembalikan suaraku, " Batin Kanaya.

"Saya bertanya?" Ulang Radit

"Anu--A ... a."

"Anu Apaa? Hmm, " Bisik Radit tepat di depan bibir Kanaya, sambil menyeringai. Ada rasa bahagia melihat kondisi Kanaya yang salting seperti ini.

"Ya allah tolong hambamu ini, Naya sungguh tak sanggup berada dalam kondisi seperti ini, " Batin Kanaya.

Seketika Penglihatan Kanaya mulai buram netranya tak mampu lagi menangkap sesosok pria di depan wajahnya dan ... Gadis itu hilang kesadaran.

Dengan sigap Radit menahan tubuh Kanaya. Panik. Ya, itulah yang dirasakan Radit dia tidak tau kenapa tiba-tiba Kanaya pingsan.

***

"Ada apa dengan istri saya, Dok? "

"Apa dia mempunya penyakit?"

Dokter menggeleng

"Tidak, dia hanya shock, mungkin dia takut dengan sesuatu yang membuatnya terkejut? Tidak ada yang serius kok, sebentar lagi dia sadar." Penuturan Dokter Alex, membuat Radit legah.

"Yasudah, Pak saya permisi." Pamit dokter Alex.

Setelah Dokter Alex keluar, Radit menatap Kanaya dia bingung apa karena kedekatan mereka yang membuat Kanaya shock?

Sangat lebay menurut Radit jikalau hanya gara-gara itu saja Kanaya sudah pingsan, Radit menatap Kanaya lekat-lekat "Yaelah belum diapa-apain juga udah Pingsan," gumam Radit

"Bagaimana kalau saya meminta hak saya sebagai suaminya? Apa dia akan pingsan atau bahkan langsung mati di tempat?" Radit menatap istrinya itu dari ujung rambut sampai ujung kaki

My Dosen (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang