Bab 6

132 12 2
                                    

Kuro melangkah waspada. Kucing hitam legam itu kini sedang berada di pasar yang ramai. Ia berusaha untuk tidak terinjak oleh para manusia yang berlalu lalang dengan kesibukan masing-masing dan menghindari genangan air yang kotor.

Setelah memastikan bahwa Karen sudah berubah jadi anak baik, Kuro memilih untuk tidak lagi mencampuri kehidupan anak itu.

Setidaknya ia sudah memenuhi janjinya pada Nenek Karen. Sebelum meninggal, Nenek Karen sempat membuka mata dan menyangka dirinya juga Karen. Nenek ingin agar Karen jadi anak yang baik dan patuh.

Maka setelah misinya memberi Karen pelajaran sudah selesai, tidak ada lagi alasan dia menetap di sana. Dia harus segera melanjutkan perjalanan untuk mencari Nenek Peach.

Ini sudah hampir sepekan sejak wanita tua kesayangannya itu hilang, dan Kuro belum juga menemukan petunjuk. Kuro memilih ke pasar karena Nenek Peach dulu sering berbelanja di sini.

Namun, perut rakusnya berbunyi dan meminta untuk di isi. Aroma kue ikan seakan menari-nari di depan hidung Kuro. Anggora betina itu hanyut mengikuti arah di mana bau nan sedap itu berasal.

"Kuro."

Kuro membuka mata, menoleh dan di dapatinya seekor kucing hitam dengan telinga dan ekor biru. Perpaduan warna yang langka bukan?

"Eh, Purple. Sedang apa kau di sini?" Mata kuning Kuro menelusuri Purple. Saudaranya itu tampak berantakan dan kotor.

Purple melangkah lesu mendekati Kuro.

"Aku lapar." Mata Purple mengerjap. "Kalau kau sedang apa?"

"Aku pun sama." Kuro menatap keadaan sekitar, dan seketika lampu di atas kepalanya bersinar.

"Purple, ayo ikut aku!" seru Kuro riang. Dia masuk ke sebuah toko kue yang tengah ramai pengunjung.

"Kemarin aku bersama Nenek Karen pergi ke sini. Dan toko ini selalu ramai, karna kuenya yang enak. Pie apple, kue ikan...." Hm, Kuro meneguk ludah membayangkan dengan tidak sabar makanan-makanan lezat itu masuk ke mulutnya.

Purple nampaknya masih mengikuti Kuro dari belakang. Mereka menuju area dapur. Semerbak aroma nikmat tercium lebih pekat, bunyi perut kedua kucing itu semakin bergemuruh.

"Ayo cepat! Sebelum ada yang menyadari kita," ajak Kuro lebih riang.

"Kita akan meminta beberapa makanan di sini," ucap Kuro setengah berbisik. Seakan-akan pembicaraan mereka akan dipahami oleh para manusia ini.

"Meminta? Caranya?" tanya Purple bingung.

"Lihat ini." Kuro berhenti di sudut ruangan. Salah satu mata kuningnya berkilat dan berubah biru.

Dengan heterochromenya, Kuro menggerakan beberapa kue kering itu melayang di udara, lalu berhenti tepat di depan mereka.

Hidung Kuro mengendus kue beraroma butter dan gandum tersebut. "Ayo coba!" Kuro mulai mengigit, dan suara renyah kue tersebut menambah kesan nikmat.

Dengan cepat, kue di hadapan Kuro sudah habis. Namun Kuro merasa perutnya masih lapar.

"Apa kau masih lapar?" Terlihat Purple mengangguk. "Aku juga, sekarang aku akan meminta kue ikan yang di sana."

Puprel terdengar protes, menurutnya ini tidak baik. Tapi Kuro tetap menggunakan odd eyes nya dan membuat dua kue ikan berukuran lebih besar mendarat di hadapan mereka.

"Makanlah! Toko ini tidak akan bangkrut hanya karna kita meminta beberapa kue."

Baru saja Kuro menggigitnya terdengar suara orang di dapur yang menyadari keberadaan mereka.

Petualangan Kuro [TELAH TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang