Tubuh Kuro berayun, ke depan dan ke belakang seiring gerakan keranjang di mana si kucing hitam meringkuk sejak menghabiskan kue serta makanan di dalamnya.
Sang Anggora betina itu menggeliat malas. Sepertinya ia tidur terlalu lama, karena ia mulai merasakan tubuhnya bergerak di dalam keranjang rotan itu. Apa makanan yang ia makan tadi beracun? Atau ini hanya perasaannya saja?
Namun, kedua telinga Kuro lantas menegak mendengar suara —yang ia yakini— seorang gadis kecil yang bersenandung riang. Dari balik keranjang rotan itu ia mengintip, benar saja yang membawanya adalah seorang gadis kecil nan manis bertudung merah.
Kuro kembali masuk ke dalam keranjang, dan memikirikan kemungkinan bagaimana ia bisa di sana. Karena yang terakhir kali Kuro ingat, dia berada di dapur sebuah rumah akibat kehujanan. Kemudian Kuro meringkuk di dalam keranjang rotan setelah sebelumnya ia menghabiskan kue lezat yang tersedia di sana.
Kuro mengangguk kecil, sepertinya ia secara tidak sengaja dibawa oleh gadis itu menuju hutan.
Saat Kuro sibuk berpikir, ayunan keranjang itu mendadak terhenti sejenak. Dan Kuro menempelkan telinganya guna mencuri dengar.
"Hallo, manis, siapa namamu? Kenapa kau di sini?" tanya anak perempuan itu ramah.
Kuro dibuat penasaran dengan lawan bicara gadis berkerudung merah ini, ia kembali mendengarkan.
"Kau lucu sekali. Tubuhmu gemuk. Tapi maaf aku harus cepat-cepat, nenekku sudah menanti kedatanganku."
Tak lama Kuro merasakan keranjang rotan tersebut kembali berayun, dia mengintip dari sisi belakang. Di sana ada seekor kucing belang hitam yang sangat Kuro kenal, Madoka.
"Keluarlah dari situ, Kuro!" seru kucing tersebut.
Dengan perlahan tanpa menimbulkan kecurigaan si gadis kerudung merah, Kuro meloncat keluar.
"Yah, ketahuan deh," jawab Kuro seraya menampilakan cengiran canggungnya.
"Apa yang kau lakukan di situ?" tanya Madoka penasaran.
"Barusan aku mencium bau yang saaaanggat enak dan lezat"
Kuro menutup mata sambil menjilat bibirnya, merasakan kenikmatan sisa-sisa kue yang masuk ke perutnya saat di rumah si gadis kerudung merah tadi.
"Sayang sekali, sudah habis," jawab Kuro enteng.
"Apa?! Kau tidak mau berbagi makanan. Dasar pelit!" geram Madoka marah.
Kuro nyaris terperanjat kaget. Gawat, sepertinya dia telah membuat sang kakak tertua marah.
"Te-tenang dulu, Madoka. Bagaimana jika kita ikuti saja gadis kecil itu. Siapa tahu di rumah neneknya ada makanan." usul Kuro, dia lupa jika Madoka sangat gemar makan. Terlebih mereka sudah kelaparan sejak Nenek Peach tidak kembali.
Wajah Madoka yang semula marah mendadak ceria, Kuro bahkan melihat air liur kucing itu menetes. Kuro yakin Kakak tertuanya ini sedang membayangkan makanan.
"Baiklah, aku ikut denganmu," kucing gembul itu mengangguk tanda setuju.
Beruntungnya, si gadis bertudung merah tadi belum masuk hutan terlalu jauh, sehingga Kuro serta Madoka masih bisa menyusul dan mengikutinya dengan jarak tertentu.
Di tengah jalan, gadis tersebut dihadang oleh... entahlah, Kuro mengamati sosok yang cukup tidak bersahabat itu. Dia memiliki telinga panjang serta terdapat ekor abu-abu yang sepertinya tidak disadari oleh sang Gadis bertudung Merah. Kuro yakin sosok tersebut adalah seekor serigala.
"Hallo gadis kecil," ujarnya. "Ke mana tujuanmu dan kenapa terburu?"
Kucing hitam itu nyaris menyerang si serigala jika saja hewan carnivora tersebut berani melukai si Gadis. Namun, sepertinya tidak, atau belum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Kuro [TELAH TERBIT]✔️
FantastikKuro adalah salah satu kucing ajaib milik Mrs Peach. Ia bersama sebelas kucing lainnya harus berpencar mencari pemilik mereka yang hilang. _______________________________________ Berikut ini adalah project Fantasi bersama teman-teman penulis. Untuk...