Di antara tiga prinsip hidup seorang Gweny, ada satu yang paling sering ditanamkan pada diri sendiri, yaitu tidak ada salahnya berbuat baik. Prinsip tersebut diajarkan oleh Chan August—papanya. Prinsip ini juga yang mendorongnya untuk melakukan sebuah misi di usianya yang menginjak tujuh belas tahun. Misinya adalah menghilangkan perilaku playboy teman sekelasnya yang bernama Virgo.
Franda—sahabat sekaligus teman sebangkunya—memperingatkan Gweny untuk tidak main-main dengan perasaan. Gweny mengelak karena memang tidak ada niat untuk menjadi pacar seorang Virgo. Untuk meyakinkan Franda dan diri sendiri, Gweny menggunakan prinsip keduanya. Gweny berkata tegas pada Franda bahwa tidak perlu mencemaskan masa depan karena yang terpenting adalah melakukan yang terbaik untuk saat ini.
"Gue enggak mau tau, ya, nanti ... kalau lo mewek gara-gara Virgo." Franda mengacungkan jari telunjuknya pada Gweny.
Gweny nyengir kuda mendengarnya, lalu mengangguk. "Emangnya, lo udah pernah liat gue nangis gara-gara cowok?" tanyanya sambil membalik halaman buku paket Biologi.
Franda menyenggol lengan kiri Gweny. "Heh, lo kan belum pernah pacaran! Cowok yang bikin lo jatuh cinta aja belum keliatan."
Orang baik selalu diuji oleh Tuhan, bukan? Demikian yang dialami oleh Gweny. Niat baik tersebut ternyata meyeretnya pada ingatan masa lalu yang pernah terlupakan. Misi itu telah melibatkan hati Gweny dan Virgo tentunya.
"Sekarang, lo mau apa? Tetap yakin sama prinsip lo itu?" Franda meragukan prinsip hidup Gweny yang pernah didengarnya saat itu di kelas.
Gweny diam beberapa saat untuk berpikir. Ia menghela napas panjang untuk mengurangi kekalutan yang sedang melandanya. "Nda, niat gue enggak salah, tapi mungkin cara gue ada yang salah sampe harus kayak gini," sahutnya parau.
"Jadi?"
"Gue tetap yakin sama prinsip gue." Gweny tidak ingin masalah demi masalah yang terjadi mematahkan prinsip hidupnya begitu saja. Papanya juga pasti setuju tentang hal ini. Lagipula, ia bisa bertahan untuk melalui segala masalah yang terjadi jika yakin pada prinsip hidupnya yang ketiga.
Kali ini, giliran Franda yang menghela napas. Ia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi pada gadis keras kepala dengan segala keoptimisannya itu. Dirinya hanya perlu menyemangati dan melihat akan sampai mana keoptimisan Gweny bermuara. Pasalnya, masalah Gweny tidak sesederhana merobek kertas menjadi dua bagian, lalu dibuang pada tempat terpisah.
a.n.
Halo semuanya ... gimana kabar kalian? Mudah-mudahan selalu sehat, ya? Aamiin.
Maafkan Fii yang lama enggak up date karena tanggung jawab tugas di dunia nyata lebih mendesak.
Terima kasih banyak untuk teman-teman yang mampir di halaman pertama cerita ini. Silakan beri bintang atau komentar untuk yang berkenan. Mudah-mudahan suka dan ikutin terus sampai tamat, ya ... ^_^
10.53 a.m; November, 15 2018
Regards,
Fii
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Time
Teen FictionKesabaran Gweny habis hanya karena satu orang di kelasnya, yaitu Virgo. Banyak teman-teman Gweny yang menjadi korban ke-playboy-an Virgo. Sebagai pribadi yang memiliki empati tinggi dan tanggung jawab sebagai ketua kelas, Gweny tidak bisa diam saja...