Taka POV
Hampir setahun sudah Kiyomi tinggal bersama ku, dan aku mengetahui fakta-fakta unik dari Kiyomi. Kiyomi ia tak dapat memakan nasi, entah karena takut atau apa, saat aku menyuruh pelayan untuk menyuapi Kiyomi, setelah suapan yang pertama Kiyomi tak memberikan reaksi apapun dan saat ia akan menerima suapan yang keduanya ia tiba-tiba saja muntah. Kiyomi memuntahkan semua isi perutnya dan setelahnya ia terlihat sesak nafas. Tak menunggu waktu lagi aku segera memanggil dokter pribadi ku, sembari menunggu dokter datang aku menyuruh pelayan yang menyuapi Kiyomi untuk mengambilkan Inhaler, mungkin itu sedikit bisa membantu nya.
Saat dokter telah tiba, aku dan pelayan itu keluar dari kamar Kiyomi
Saat itu aku benar-benar murka pada pelayan itu, aku berfikir pelayan itu telah mencampurkan sesuatu kedalam makanan Kiyomi hingga membuat Kiyomi seperti itu. Aku mengambil pistol yang selalu berada di saku jas ku, ku arah kan moncong pistol ku ke kepala pelayan itu, si pelayan itu hanya menunduk takut dengan tubuh bergetar, sebelum aku benar-benar menarik pelatuk dan peluru itu menembus kepala si pelayan, pintu kamar Kiyomi terbuka, aku langsung saja mengalihkan pandangan ku kearah pintu.Dokter itu keluar, ia berjalan menghampiri ku dan menjelaskan bahwa sebenar nya pelayan itu tak mencampurkan apa pun kedalam makanan Kiyomi, melainkan karena kondisi tubuh Kiyomi yang sedikit berbeda.
Dokter itu menjelaskan bahwa Kiyomi tak dapat memakan nasi, lambung Kiyomi tak dapat menerima karbohidrat yang terkandung dalam nasi, hingga saat nasi itu memasuki lambungnya, kandungan dalam nasi itu akan berubah menjadi seperti racun bagi tubuh Kiyomi. Kondisi itu bukan sama seperti alergi, yang mana si penderita masih dapat menikmatinya meskipun menerima efek samping. Mungkin bisa di katakan kondisi Kiyomi mirip seperti kondisi penderita alergi kronis namun dalam kasusnya tetap berbeda.
Huft! Apa yang Kiyomi makan ketika di penampungan pelelangan budak waktu itu, hingga saat aku membawa nya ia memang tampak sedikit kurus dan tak terurus, namun tetap memancarkan pesonanya. Sekarang aku bersyukur aku dapat memiliki Kiyomi, saat ini pun ia juga sudah lebih sehat dan apalagi pipi chubby nya itu, ugh! Sungguh menggemaskan.
Dokter yang menangani Kiyomi tadi lantas pamit untuk pergi. Dan aku menyuruh si pelayan itu untuk pergi mengantarkan si dokter hingga pintu depan, aku juga menyuruh pelayan lain untuk membersihkan kamar Kiyomi. Aku memerintahkan para bodyguard yang menjaga kamar Kiyomi agar tetap berada di tempat nya, sedangkan aku, aku akan keluar ada urus penting yang harus ku urus dengan Tora.
.
Hanya pada Kiyomi lah aku dapat berprilaku sedemikian rupa ini, bahkan dengan kelurga ku pun aku tak sampai sebegitu perhatiannya pada mereka, dengan orang tuaku sendiri pun tidak. Aku berfikir mereka bisa menjaga diri mereka sendiri tidak seperti Kiyomi.Ibuku sendiri adalah seorang atlit Bela diri, ia pemegang sabuk hitam dalam karate, tingkatan tertinggi taekwondo dan bahkan ia juga bermain boxing. Ibuku memiliki club bela diri terkenal di penjuru negri ini, aku pernah melawan Ibuku di arena boxing one by one dengan nya, dan hasilnya Wow! Sangat mengejutkan! Ibuku dapat menjatuhkan pertahanan ku sebanyak tiga kali, aku tak menyangka dia sekuat itu untuk ukuran seorang wanita paruh baya.
Ayahku? Jangan ditanya!, Keganasan yang berada dalam diriku turunan darinya, dia seorang pria tangguh, ia mendidik ku dengan keras. Dia seorang lelaki paruh baya dengan tubuh atletis meski sudah tak muda lagi, tetapi ia tetap menjaga kesehatan dan penampilan nya. Jangan tanya kan pekerjaan apa yang Ayah ku tekuni.
Dan untuk diriku sendiri tak ada yang harus ku ceritakan. Kalian akan memahami ku dengan sendirinya.
Saat ini aku berjalan menuju kamar Kiyomi berada, para bodyguard yang ku perintahkan untuk menjaga di sekitar kamar Kiyomi memberi hormat pada ku dan hanya ku acuhkan, aku segera masuk kedalam dengan salah satu bodyguard yang membukakan pintu untuk ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embellishment Precious
Подростковая литератураAku seorang manusia, tapi aku di perlakukan layaknya sebuah hiasan boneka yang berharga. aku harus menjadi seperti boneka pajangan yang sungguh-sungguh, aku di pakaikan gaun-gaun yang indah, dan harus bersikap layaknya boneka yang tak hidup. aku mer...