6

1K 99 8
                                    

Aizen POV

Pemerikasaan Kiyomi sangat buruk menurutku, bagaimana tidak ia terancam lumpuh permanen karena terlalu banyak dosis obat pelumpuh otot yang sering si keparat Taka itu suntikan pada Kiyomi.

Ide gila macam apa lagi yang keparat itu pikirkan, apa dengan alasan agar Kiyomi tidak bisa kabur?. Fucking stupid reason!, Dia bahkan hampir tak pernah keluar dan sepanjang hidupnya hanya dia habiskan di pelelangan budak menjalani siklus yang dinamakan jual beli barang.

Kini selagi dia masih bersamaku, aku akan mengusahakan dia menjadi seperti manusia normal yang hidup bebas tanpa kekangan. Bukan tak mungkin Taka akan menemukan Kiyomi disini, cepat atau lambat aku tak menampik hal itu.

Masalah tentang kesehatan Kiyomi kini ia harus mendapat perawatan tentang masalah over dosis obat pelumpuh otot itu. Menangani efek samping yang ditimbulkan dan mencegah kelumpuhan permanen yang akan dialaminya.

Ia harus mendapat beberapa suntikan setiap harinya untuk langkah pencegah kelumpuhan. Nasib buruk apa yang masih akan menimpa bocah itu, agaknya kebaikan terus menjauh dari sisi Kiyomi. Aku kasihan sungguh, Kiyomi terus menderita sepanjang hidupnya.

"Aizen..." Ah suara lirih itu, dia terbangun.

"Apa?" Ku dekatkan wajahku pada wajahnya dan menggesek-gesek hidung Kiyomi dengan hidungku.

"Mau Taka" huft...keparat itu lagi yang dicari.

"Tidak ada Taka disini" aku berusaha memberi dia pengertian dengan masih mempertahankan suara lembut ku.

Aku tak mau jika nanti Kiyomi takut padaku karena aku berbicara keras padanya dan malah semakin ingin bertemu dengan Taka sialan itu. Aku ingin membuat Kiyomi lupa pada Taka atau bahkan benci padanya. Tapi aku kira itu tidan mungkin dengan hampir setiap harinya Kiyomi selalu menanyakan Taka.

"Tetap mau Taka" aku tidak tau kenapa hari ini Kiyomi tampak begitu menyebalkan bagi ku.

"Tunggu sampai Taka menjemputmu sendiri" tampak ia menggelengkan kepalanya pelan.

"Antar aku Aizen" Kiyomi semakin memaksa.

"Sudah ku katakan tunggu dia menjemputmu" baiklah kesabaran ku hampir habis, tapi aku masih bisa untuk menahannya dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak membentak Kiyomi.

"Ingin Taka" lirihnya.

"Oh.. jadi sekarang kau mulai membantah yah" aku sudah tak tahan. Dia kuberi kebebasan bukan untuk menjadi pembantai dan pembangkang. Aku tak suka.

Aku lihat dia hanya menggelengkan kepalanya dengan raut muka yang sedih. Aku tak boleh luluh hanya karna melihat ekspresi wajah nya itu.

"Bukan Aizen.." dia berusaha menggapai lenganku dengan tangan nya yang tertancap selang infus.

"Lalu apa?, Kau tidak sayang padaku bukan?" Ku tatap matanya dalam.

"Sayang..." Pelan, sangat pelan dan ada sedikit keraguan dalam nadanya. Ouh itu membuat hati ku terasa sakit.

"Tapi kau terus mencari Taka, padahal ada aku disini" kulihat dia mulai meneteskan air matanya.

"Maaf.."

"Aku sudah pernah mengatakan ini. Aku menyayangi mu Kiyomi aku sangat mencintaimu. Aku ingin memberikan kebahagian dan kebebasan yang tidak bisa kau dapatkan dari Taka, tapi aku salah kau hanya menginginkan Taka bukan semua itu" kutangkup kedua pipinya dan ku pandangi wajahnya dengan intens.

"Aizen...aku menyayangimu" di memeluk erat leherku masih dengan tangisan nya yang kian mengeras.

"Dengarkan aku Kiyomi, jika kau sudah bertemu dengan Taka cepat atau lambat maka kau tidak akan bisa bertemu lagi dengan ku selamanya"

Embellishment PreciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang