5]. Jodoh Telat

205 148 55
                                    

"Dengarkan sebelum memaki, mengerti sebelum
mengakhiri, rasakan sebelum
menyakiti."

-SashaAlexander-


|||

Sasha mengerjapkan matanya berkali kali, menyesuaikan cahaya yang menerobos Indra penglihatannya. Ia mengedarkan pandangannya mencari tahu dimana sekarang ia berada. Seingatnya semalam ia tidur di kamar apartemen nya.

"Kak Asha."

Sasha tertegun beberapa saat, 'suara itu' batin Sasha 'apa dia telah kembali?' Sasha menggelengkan kepalanya membuang jauh-jauh pikirannya tentang itu.

"Kak Asha ih"

Suara itu terdengar lagi, Sasha mengedarkan pandangannya mencari tahu asal suara itu. Hingga sebuah cahaya menyilaukan mata nya, cahaya itu kian memudar dan menampakkan anak kecil laki laki yang berpakaian serba putih dengan wajah yang sangat pucat.

"Fa-... Fajar " ucap Sasha lirih mencoba membendung air matanya.

Sasha mendekati anak itu dan menyetarakan tingginya, tangan direntangkan siap untuk memeluk anak itu. Namun anak itu menggelengkan kepalanya, membuat Sasha menurunkan tangannya.

Sasha menundukkan kepalanya membiarkan cairan bening itu lolos dari matanya. Anak kecil itu mengangkat dagu Sasha dan menghapuskan jejak air mata yang tersisa.

Sasha mengambil tangan anak kecil itu, "Dek kamu apa kabar? Kamu nggak apa apa kan? Kamu udah sembuh kan? Gak sakit lagi kan?" Tanya Sasha dibalas anggukan kecil anak itu.

"Kalo gitu ayo ikut kakak, kita pulang. Bilang sama Mama kalo kamu udah nggak kenapa napa lagi, kamu bantu kakak buktiin yang sebenarnya ya." Ujar Sasha dengan senyuman.

"Aku disini aja kak, aku udah tenang disini. Kakak pasti bisa buat Mama sama Papa bahagia. Kakak pasti bisa buat mereka percaya." Ujar anak itu disertai senyuman.

"Jangan pergi lagi ya." Ucap Sasha tak kuasa membendung air matanya, dibiarkan lolos begitu saja.

Cahaya yang sangat terang keluar dari tubuh anak kecil itu, sangat terang dan menyilaukan mata hingga Sasha menutup matanya dan...

"FAJAARRR..." mata Sasha terbuka lebar dan badannya sudah terduduk lemas di ranjang apartemen nya.

"Fajar." gumamnya pelan dan cairan bening kembali berjatuhan.

"Ternyata cuma mimpi." Sasha tersenyum kecut kemudian menyeka air matanya yang tersisa.

Ia melirik jam yang ada di nakas yang menunjukkan pukul 06:45

"Astaga gue kesiangan." ujarnya dan langsung melesat ke kamar mandi.

Kurang lebih 15 menit ia sudah selesai bersiap, bajunya tidak dimasukkan dan rambutnya tergerai bebas.

Sasha menyambar kunci mobilnya dan bergegas menuruni tangga apartemennya.


|

Ia melirik arloji di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 07:10, lima menit lagi gerbang SMA ERLANGGA ditutup.

Sasha menambah kecepatan mobilnya tidak memperdulikan orang yang hendak ia srempet. Lagi pula tidak kena.

10 menit berjalan ia sudah sampai di halte dekat sekolah, mobilnya dibiarkan disana. Tempat parkir ada didalam sekolah, tak mungkin ia bawa masuk. Ketahuan terlambat kalau begitu, dan sudah dipastikan akan menerima hukuman karena sudah ada pengawasan yang piket disana. Mencatat siswa yang terlambat.

Sasha mengendap menuju dinding pembatas sekolah,
ia menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

Tidak mungkin ia memanjat dinding yang tingginya 2,5 m itu sebab ia memakai rok.

"Telat lo ya? Gue bilangin sama pengawas nih." Lelaki yang baru datang itu bertanya sekaligus mengancam Sasha.

" Lo juga telat goblok. Pake ma ngelaporin segala." Kesal Sasha

Sandy tertawa kecil kemudian dengan gesitnya memanjat dinding pembatas sekolah itu.

"Bantuin gue dong." Minta Sasha terpaksa.

"Panjat sendiri, bisa kan." ketus Sandy

"Mana bisa, gue pake rok."

"Trus?"

"Ya bantuin ogeb." Geram Sasha.

"Ngomong dong."

"Gue udah ngomong dari tadi ihhh." Ucap Sasha semakin geram.

"Yaudah buruan, gemesin lo lagi marah." ucap Sandy menjulurkan tangannya pada Sasha dan membantu Sasha menaiki dinding itu.
'yang tadi lama siapa coba' batin Sasha.

Jegh. ( anggap ja gitu)

Suara hentakkan kaki mereka terdengar keras membuat keduanya panik.

"Siapa itu?" Suara pengawas itu terdengar menuju ke arah mereka.

"Buruan lo lari" perintah Sandy pada Sasha

"Tapi lo? Sini kabur."

"Tenang aja, gue udah biasa."

"Nanti lo dihukum."

"Buruan lo lari. Mau ikut kena hukum?"

"Ya enggak, makanya ayo kabur."

"Percaya deh sama gue. Lo lari sekarang." Ucap Sandy dan dibalas anggukan oleh Sasha yang mulai menjauh darinya.


To be contonue...

|||

TINGGALKAN JEJAK ⭐

VOTMENT JUGA

KALIAN DEBEST POKOKNYA.

SALAM SAPA MANJAH
SINDI PRATIWI
&
SaktuRahma

DOWNFALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang