26]. Musibah

19 14 16
                                    

"Lo yakin enggak apa-apa?" Tanya Vano ragu meninggalkan gadis itu sendirian.

Sasha terkekeh kecil. "Its okay, everything will be fine."

Vano menoyor kepala Sasha pelan. "Ngehibur diri amat, yaudah gue balik, lo ati-ati yaa." Ucap Vano sebelum dia meninggalkan Sasha.

Sasha langsung pergi dan masuk ke toko buku. Disana dia melihat Sandy dan Selena tertawa bersama di antara rak-rak novel anime.

"Aaaa seri terbaru donggg." Ucap Selena girang. Sedangkan Sandy hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kakak kelasnya itu.

Sasha mengambil novel dan pura-pura membacanya dari balik rak yang membatasinya dengan dua orang itu.

"Sejak awal lo tau kan gimana gue sama Sasha?" Sandy kemudian membuka suara.

Binar semangat yang tadi diperlihatkan oleh Selena langsung lenyap begitu saja saat mendengar Sandy menyebut nama Sasha.

"Iya gue tau, ngapain sih lo masih ngejar-ngejar cewek kek gitu?" Selena mulai menggelayuti lengan Sandy. Sedangkan Sandy terlihat tidak terganggu sama sekali.

Sasha semakin menajamkan pendengarannya.

"Aduh kaki gue." Pekiknya sembari mengusap-usap kakinya yang baru saja diinjak seseorang.

"Sorry gue nggak liat." Ucap orang itu. Sasha mengernyitkan keningnya, ia kenal suara itu.

Sasha mengangkat wajahnya dan matanya seketika membulat.

"Ulyartha? Emangnya gue sekecil apasih? Lo ngapain disini?" Tanya Sasha emosi. Niat awal menguping pembicaraan Sandy malah jadi ambyar gara-gara kedatangan seseorang yang sama sekali tak diinginkan.

Cowok beriris hitam kelam itu mengerutkan keningnya dengan santai. Emosi Sasha seolah tak mempengaruhi dirinya sama sekali.

"Sasha?" Panggil Sandy dengan wajah kaget.

Selena sontak memberi jarak antara dirinya dengan Sandy.

Sasha merutuk dalam hati.

"Lo disini juga?" Tanya Sandy.

"Ni cewe ngikutin kalian." Ungkap Ulyartha.

Sasha mengibaskan tangannya. "Ngomong apaan lo?" Ucapnya tidk santai.

Sasha segera menarik Ulyartha keluar dari toko itu, sebelum lelaki itu mengungkapnya lebih jelas.

"Sungguh menonton pertengkaran sangat menyenangkan." Ucap Ulyartha ketika keduanya sudah sampai luar.

"Maksud lo?"

"Kenapa lo nggak bertengkar aja tadi." Jelas lelaki itu.

"Banyak orang yang mati, kenapa lo nggak mati aja." Putus Sasha akhirnya kemudian beranjak pergi dari tempat itu. Dia tidak mau emosinya terpancing semakin lebih jika berlama lama dengan orang itu.

"Lumayan perubahannya". Monolog lelaki itu menatap kepergian Sasha.

||

Malam ini makan malam sekaligus pertemuan mamanya dengan sang sahabat berjalan cukup biasa saja bagi Sasha. Tak ada yang spesial sedikitpun.

Sasha melihat jam tangan. Sudah pukul 20.10

Itu artinya acara dirumah Rachel sudah berlangsung sejak satu jam yang lalu.

Sasha menarik ujung baju mamanya pelan. "Ma Sasha mau kerumah Rachel. Abangnya tunangan."

"Yaudah sana. Hati-hati." Pesan mamanya singkat.

DOWNFALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang