23]. Balapan

48 21 50
                                    

Baca dulu kali ya.

"Hidup ini singkat, jadi  hiduplah dengan bahagia.

Hidup adalah anugerah,
dan menjadi bahagia adalah pilihanmu sendiri."

|||

Suara deruman mesin mobil menyahut dari segala penjuru. Netra ketiga lelaki tampan itu menyapu ratusan manusia dari kalangan pemuda. Jantung Sandy berdesir, aliran darahnya memanas. Entah kenapa saat ini dirinya amat bersemangat untuk kembali terjun di dunia balapan setelah sekian lama tidak menampakkan diri sebagai sang raja jalanan.

Tetapi ia tak bisa menampik jika dipikirannya saat ini hanya ada Sasha seorang. Sasha dan segala tingkahnya telah berhasil membuat Sandy sedikit melupakan identitas dirinya di dunia balapan. Maka dari itu Sandy berniat menghilangkan sedikit bayang-bayang gadis itu untuk sementara waktu. Setelah sebelumnya menggerogoti seluruh akal sehat Sandy.

Kaos polos hitam bermerek Gucci , jaket kulit hitam dipadu celana jeans hitam. Sandy dan tiga potongan kain tersebut adalah definisi dari manusia fashionista yang mahal. Dan jangan lupakan sneaker Converse terbarunya yang melekat di kakinya.

Aldy mendumel kesal melihat penampilan Sandy. Bukannya dirinya tidak mampu. Hanya saja dia sadar diri kalau misalnya dia yang memakai pakaian itu apakah hasilnya sama dengan Sandy? Ya tentu saja tidak.

"San Lo nggak takut dibegal?" Tanya Aldy tiba-tiba. Membuat fokus Sandy dan Arnold teralihkan.

Sandy mengernyitkan dahinya bingung. "Ngomong apaan sih lo? Yang ada begal takut sama gue."

Aldy memegang dagunya dengan telunjuk dan ibu jari sambil memasang wajah sok berpikir yang malah terlihat menjijikkan dari sudut pandang Arnold.

"Ituu.. Lo kalo dari atas sampe bawah mahal banget njir. Kalau misalkan gue jual bisa buat beli rumah kali ya?"

Pertanyaan Aldy membuat Sandy menatap sahabatnya itu tajam.

Plak

"Anjing"

Pukulan keras itu melayang begitu saja di kepala belakang Aldy. Bukan Sandy pelakunya. Siapa lagi kalau bukan Arnold. Dia yang terlampau muak dengan segala sikap dan sifat seorang Aldy.

"Jadi gini, anda tau bacot?" Kali ini Sandy angkat suara, yang hanya dibalas cengiran khas seorang Aldy.

Mereka bertiga mulai berjalan mendekati tempat mobil yang sudah dibawa oleh orang suruhan Sandy.

"Al, lo bakal jadi partner gue." Ucap Sandy pada Aldy membuat lelaki itu otomatis mengangguk.

Pada balapan kali ini setiap peserta diperbolehkan untuk membawa partner dan Sandy menyuruh Aldy.

Jangan salah paham dengan Aldy. Walaupun otaknya rada-rada miring tetapi dia merupakan pengatur strategi yang pantas diberikan akreditasi A.

Sedangkan Arnold memilih menggabungkan dirinya diantara ratusan pemuda lainnya dan sekaligus menjadi suporter untuk kedua sahabatnya.

Sandy sudah lengkap dengan atribut yang membalut tubuh atletisnya. Ia berdiri didekat mobil sport putih mengkilat kesayangannya yang akan ia gunakan.

Aldy bersiul melihat mobil Sandy. Mobil-mobil koleksi seorang Sandy memang tak bisa diragukan lagi kualitasnya juga penampilannya. Pintu mobil terangkat, Sandy masuk terlebih dahulu sebelum disusul oleh Aldy. Ia mengambil helm kemudian memasang sabuk pengaman diikuti oleh Aldy.

DOWNFALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang