12]. Sakit Gigi

103 63 16
                                    

"Biarlah pahit tapi berterus-terang,
daripada manis tapi menipu terus-terusan."

-SandyPradipta-

|||

Sandy menyusul Sasha ke kelasnya, keliatannya Sasha sangat kesal padanya. Langkah Sandy terhenti di ambang pintu saat mendengat obrolan Sasha dengan Rachel.

"Kenapa Sha? Sakit ato gimana?"

Terdengar samar samar itu suara Rachel.

"Ya sakitlah bege."

Itu suara Sasha.

Sandy melanjutkan langkahnya memasuki kelas dan berdiri di depan mereka.

"Cari siapa?" Tanya Rachel yang kaget Sandy memasuki kelas mereka karena keadaan kelas sedikit sepi.

"Cari bebeb gue" ucap Sandy menoleh kearah Sasha yang menelungkupkan kepalanya di atas meja. Ada apa dengan gadis itu?

"Ga ada bebek disini" jawab Rachel polos.

"Ck. Bebeb gue, Sasha!" Jelas Sandy membuat Rachel tertegun beberapa saat. Apa katanya tadi? Bebebnya? Sasha?

"Lawak lo ya. Ngaku-ngaku aja lo." Tepis Rachel tidak percaya.

"Ga percaya? Tanya aja sono!" jawab Sandy menyombongkan diri. Tapi juga sedikit was-was dengan jawaban gadis itu.

"Eh, yang bener Sha?" Tanya Rachel dan dibalas anggukan singkat oleh Sasha.

Sebenernya Sasha angguk-angguk karena sedang asik mendengatkan lagu di headsetnya. Bukan mengiyakan pertanyaaan itu.

"Ah? Yang bener? Sejak kapan? Kok gue gak tau sih?" tanya Rachel tidak percaya.

"Ya dong ya! Lu sih kuper syndrome."

"Lah paan tuh?"

"Kurang perhatian Syndrome." Sandy sedikit tertawa karena berhasil menipu daya Rachel.

"Diem gak" kali ini Sasha buka suara. Ah dua orang ini sangat berisik dan mengganggunya.

Sandy menarik salah satu bangku dan duduk di depan Sasha menghadap gadis itu.

"Lo marah sama gue Sha?" Tanya Sandy lembut.

Sasha memutar bola matanya malas, tidak ada niat nya sedikit pun untuk menjawab pertanyaan lelaki didepannya ini.

"Elah, lo kalo lagi marah imut tau gak Sha" tangan Sandy terjulur untuk mencubit pipi Sasha, namun ditepis kasar oleh Sasha.

"Jangan marah dong, gue ga ada apa - apa kok sama Selena. Suer deh tadi tuh gue sama dia ngomongin turnamen." Sandy mencoba menjelaskan apa yang terjadi antara dirinya dengan Selena tadi yang ia yakini membuat Sasha menjadi seperti ini.

"Maksud lo bilang gitu?" Tanya Rachel bingung.

"Tadi Sasha liat gue bicara sama Selena, tangan gue di pegang tuh ma Selena. Eh Sasha jadi ngambek gini." Jelas Sandy dengan muka bersalahnya.

Hening.

1 detik

2 detik

3 detik

"Bwahahahahaha..." tawa Rachel meledak mendengar penuturan Sandy.

"Ko lo ketawa sih? Bantuin gue kek." Balas Sandy heran kenapa temannya ini malah menertawainya bukannya membantunya.

"Jadi lo gak tau kalau Sasha sakit gigi?" Tanya Rachel meyakinkan.

Sandy berfikir sejenak. Sasha sakit gigi? Tunggu sebentar.

'Ditraktir, nolak'
'Ditanya, ga nyawab'
'Mau megang pipi, ditepis'
Nihil cemburu, oke kali ini Sandy kege-eran.

Berarti salah tebakannya tadi mengira Sasha cemburu dengannya karena melihatnya berpegangan tangan dengan Selena.

"Ko bisa?" Cicit Sandy.

"Gara-gara lo" kesal Sasha.

"Lah kok gue?" Tanya Sandy heran.

"Lo ngajak gue makan yang manis manis semalem."  jelas Sasha.

"Kan lo yang milih yang manis-manis." Balas Sandy tak terima dirinya disalahkan. "Sakit gigi dan sakit hati berawal dari yang manis-manis. Kata lo gue pait kan."

"Kan gara-gara lo."

"Kok gue lagi?"

"Karena muka lo pait lah makannya gue pesen yang manis-manis." Jujur Sasha sedikit tidak masuk akal.

"Bwahahahahaha... bener banget Sha." Rachel yang tadi diam memperhatikan, kini tertawa puas melihat perdebatan kedua orang ini.

Sandy kemudian keluar dari kelas mereka. Ia tidak bisa dihakimi seperti ini. Padahal dirinya tidak merasa bersalah.

Rachel menatap Sasha bertanya-tanya, sedangkan Sasha hanya menggelengkan kepalanya.

||

Beberapa menit kemudian Sandy datang membawa beberapa obat sakit gigi dan sebotol air mineral.

Bang Sandy peka -,- awthor

"Lo bawain obat buat siapa?" Tanya Sasha dengan nada tidak suka.

"Buat elo lah, masak buat mbak Kekeyi."

"Lo ga tau apa gue ga suka makan yang pait-pait, liat muka lo yang pait aja gue eneg apalagi makan nih obat bisa muntah gue" kesal Sasha.

"Lo mau sembuh gak?"

"Ya mau lah"

"Ya udah abis lo minum ni obat langsung aja diminum air, paitnya gak kerasa dah." bujuk Sandy

"Nanti kalo pait, gue buat muka lo tambah pait." ancam Sasha.

"Udah, coba aja dulu."

Dengan berat hati Sasha menerima obat dari Sandy. Ia tidak suka sakit gigi.

Kemudian ia memasukkan obat itu kedalam mulutnya dan langsung diberikan air oleh Sandy.

"Gimana pait gak?" Tanya Sandy sedikit cemas.

"Kali ini lo selamat."

Mendengar itu Sandy mengelus dadanya merasa lega.

"Mau gimana juga lo bikin muka gue ini jadi pait, gue bakal tetep manis Sha" ucap Sandy tersenyum percaya diri.

"Ya itu lo manis, ngalahin manis jadi pait" ucap Sasha membuat Sandy terkekeh kecil.

"Lucu lu bro."

To be continue...

|||

VoteMen masbrur n mbakses.
Yu dadah babay

Me & SaktuRahma

DOWNFALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang