2. Kepribadian ganda

255 24 13
                                    

Bel tanda masuk mulai berbunyi, satu persatu siswa mulai kembali ke dalam kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel tanda masuk mulai berbunyi, satu persatu siswa mulai kembali ke dalam kelas. Berbeda halnya dengan Senja yang terpaksa harus membolos demi mencari cara agar bisa mengambil sepatu sahabatnya.

Suburnya tumbuhan yang ada di taman belakang rasanya tidak lagi menampakkan kesegaran karena cahaya matahari yang kian lama kian terik seolah menembus kulit. Kulit putih Senja berubah kemerahan, di pelipis gadis itu mulai di aliri keringat, ditambah dengan rambut panjangnya yang rasanya semakin membuatnya kepanasan.

Senja menjelajahi tatapannya mencari benda yang mungkin bisa ia gunakan untuk menggapai ujung dinding yang sudah menampakkan sepatu hitam milik Moria. Benda yang menjadi alasannya bisa berada di tempat ini.

Senyum Senja mengembang ketika melihat sebuah tangga yang ada di dekat pohon. Akhirnya Senja berhasil memindahkan tangga itu baru kemudian mulai memijakkan kakinya menaiki setiap anak tangga. Pijakan yang bagus hingga ia pun bisa tiba di tangga paling atas.

Tangan Senja terulur ingin menggapai sepatu yang sudah ada di depan mata. Belum sempat ia menggapai sepatu itu, kayu yang menjadi pijakan Senja rasanya ingin lepas. Nafas Senja tertahan, tubuhnya mematung, wajahnya menampakkan ke kagetan hingga kayu itupun terlepas membuat tubuh Senja ikut terjatuh.

"Aaa!" teriak Senja memejamkan mata.

Senja terdiam. Rasanya tubuhnya telah terjatuh tapi mengapa ia tidak merasakan sakit? Tubuhnya seperti tidak sedang terjatuh di tanah. Apa mungkin ia sedang pingsan?

Perlahan Senja membuka mata. Hanya ingin memastikan bahwa ia benar-benar tidak jatuh. Hal aneh malah menyapanya. Tatapan dari lensa mata coklat pekat menyambutnya, menatapnya dengan tanang. Rasanya ia sedang bermimpi.

"Ka-Kai?" tanya Senja masih dengan posisi yang sama. Senja berada di atas tangan Kai sementara Kai menatapnya dengan intens.

Kai menurunkan Senja dari gendongannya, "Hati-hati," katanya dengan wajah datar.

"Gu-gue nggak mimpi kan?"

"Ngapain lo ada di sini?" tanya balik Kai menyadarkan gadis yang ada di hadapannya.

Lah, nih cowok pikun apa? Bukannya dia yang nyuruh gue kemari?

"Lo mau bolos?"

"Hah?!"

"Mending lo balik ke kelas lo sebelum pak Rahman kemari,"

Senja menggeleng, "Nggak, gue udah bilang, gue nggak bakal balik ke kelas sebelum gue bisa ngambil sepatu Moria?"

"Sepatu Moria?"

"Lo nggak usah sok pikun gitu deh,"

"Pikun?"

"Lo ini gimana sih? Tadi lo sendiri kan yang nyuruh gue ngambil sepatu itu di atas dinding,"

Kai mendongakkan tatapannya ke atas dinding yang ditunjuk oleh Senja. Pria itu terdiam, rasanya ia tidak pernah menyuruh gadis yang ada di hadapannya untuk melakukan hal itu. Dia bahkan baru merasa pertama kali berinteraksi dengan gadis itu.

Twilight SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang