8. Ruang kepsek

153 19 0
                                        

Memiliki seorang teman adalah hal yang sangat mustahil di hidup Kai tapi nyatanya dia telah berhasil membuka sedikit celah untuk menerima sosok teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memiliki seorang teman adalah hal yang sangat mustahil di hidup Kai tapi nyatanya dia telah berhasil membuka sedikit celah untuk menerima sosok teman. Senja, gadis itulah yang berhasil merobohkan kokohnya tiang jarak yang dibuat Kai. Di jam istirahat dia biasanya menghabiskan waktu tertidur di dalam kelas namun hari ini seorang gadis membuat kebiasaan itu berubah.

Senja Mikhaella Hezel membuat Kai untuk yang pertama kalinya menginjak sebuah tempat yang dijuluki surga anak sekolahan. Kantin. Kai dan Senja mengambil duduk di kursi ujung. Jangankan Kai, Senja pun masih merasa asing dengan kantin. Bukan karena dia tidak pernah menginjak kantin seperti Kai. Tetapi gadis ini juga tidak suka dengan keramaian.

"Katanya sih, kantin itu surga anak sekolahan. Jadi, sekali-kali kita jalan ke surga nggak-papa kan?" kata Senja yang duduk di hadapan Kai.

Kai hanya terdiam. Menatap Senja yang sudah mulai memakan makanannya.

"Kata ayah, makanan nggak boleh dianggurin,"

"Nggak laper,"

"Ya udah, biar gue aja yang makan," Senja mengambil makanan Kai. Menyantapnya tanpa malu.

Senja benar-benar soson ajaib. Kai masih menghitung waktu. Sekiranya agar dia bisa tahu Senja akan mundur di hitungan keberapa. Jika Senja sama seperti gadis lain maka Kai yakin Senja hanya mampu bertahan paling lama seminggu. Meski gadis itu sudah tahu keanehannya, siapa yang berani menanggung kalau Senja bisa selalu menerima semua itu?

"Sebenarnya gue tuh jarang makan di kantin. Biasanya bawa bekal dari rumah. Yaa ngitung-ngitung buat irit uang saku,"

Senja meminum es tehnya, "Tapi, khusus hari ini gue harus nemenin lo. Biar lo tahu dunia ini luas. Banyak kegiatan yang bisa lo lakuin, bukan hanya tidur di kelas trus kalau bangun kerjanya bertengkar sama pak Rahman,"

"Gue bukan pembuat onar,"

"Ya, ya, gue percaya itu. Tapi lo tahu kan lo itu suka aneh tanpa sebab, Kai Gio Alfaro,"

Sebelah alis Kai terangkat. Senja bukan teman sekelasnya bahkan tidak mengambil jurusan yang sama dengannya tapi gadis itu justru tahu banyak tentangnya.

"Hehe... Gue tahu itu dari Moria. Jangan ngamuk ke Moria ya? Dia cuman curhat masalah anak aneh yang ada di kelasnya, kok."

"Anak anehnya gue,"

"Eh, ternyata lo peka juga, ya."

Kai bersandar pada punggung kursi, "Buruan makannya, bel bentar lagi bunyi."

Bukan bel yang membuat pria itu ingin terburu-buru meninggalkan tempat ini, melainkan tatapan pengunjung kantin yang sesekali menuju ke mejanya. Bukan sesekali lagi, tapi berkali-kali. Pengunjung kantin menatap heran ke meja yang ia duduki bersama Senja. Mungkin Senja tidak sadar karena sedari tadi gadis itu terlalu menikamti makananya.

Twilight SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang