11. Simbol

151 18 2
                                    

Sepulang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang sekolah. Masih memakai seragam sekolah, Senja dan Kai memasuki kawasan yang dipadati para pemakai sabuk. Senja lebih dulu meninggalkan motor Kai. Gadis itu berlari memasuki ruangan untuk berganti pakaian. Kai hanya diam di atas motor.

Sehabis mengganti pakaian, Senja mulai keluar dari ruangan yang sempat ia tempati. Gadis itu terlihat lebih segar dengan rambut yang digulung asal. Senyum ramahnya tak lepas demi menyapa teman-temannya di tempat itu.

Senja kembali menghampiri Kai. Membawa Kai ikut bergabung dengannya dan Burhan_guru yang menjadi pelatihnya.

"Pak, kenalin, ini Kai." kata Senja ke Burhan.

"Senang bertemu dengan mu, nak."

Kai tetaplah Kai, pria yang irit bicara. Sapaan ramah dari Burhan hanya di balas senyum seadanya.

"Kai, lo sama pak Burhan dulu ya. Gue mau latihan,"

Kai hanya mengangguk. Senja sudah berlari. Melakukan pemanasan di tengah hamparan rumput bersama teman-teman seangkatannya. Kai tidak habis pikir, rupanya Senja pemain taekwondo yang sudah dalam tahap hebat. Sabuknya sudah berwarna hitam.

"Senja itu salah satu murid yang pandai, baik, juga suka menolong. Saya selaku pelatih benar-benar tidak menyangka dengan sikap anak itu. Senja pernah bercerita ke saya, dia ingin bertemu dengan ibunya. Permintaan yang cukup tidak masuk akal."

Kai menoleh, pria itu sudah tahu mengenai ibu Senja yang sudah tiada namun Kai tidak menyangka jika Senja memiliki keinginan seperti itu.

"Saya pikir Senja tidak akan menerima teman lagi selain gadis berambut ikal itu,"

Tidak menerima teman? Jadi Senja sama sepertinya, tidak sembarang berteman?

"Senja hanya akrab ke orang-orang tertentu. Di pondok ini saja Senja akrab ke semua orang. Di luar, gadis itu sangat sombong,"

Kini tubuh Senja sudah dibanjiri keringat. Gadis itu sudah keluar dari barisan. Menghampiri Kai dan Burhan.

"Sepertinya Senja nggak bisa lama-lama deh, pak."

"Lho, kenapa?"

"Senja mau ke toko pak Ismail. Udah janji dari kemarin,"

"Ya sayang sekali padahal bapak lagi gosipin kamu sama Kai."

Kai menoleh heran. Setahunya hanya Burhan yang terus berbicara lantas dari mana pria itu menyimpulkan kegiatan mereka adalah menggosipi Senja. Senja sudah menoleh ke arah Kai. Gadis itu menatap Kai dengan tidak percaya.

"Kai ngegosip?" Senja beralih menatap Burhan, "Paling cuman bapak yang ngomong. Kai mah bisu, pak."

Mendengar itu, Burhan melongo dan Kai sudah berdiri.

"Auh, kayaknya ngambek pak."

Kai tidak menoleh. Pria itu sudah berjalan duluan ke motornya.

"Dia beneran bisu?"

Twilight SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang