Actor Soo

56 2 0
                                    

Aneh, sejenak Kyungsoo merasakan bulu kuduknya meremang sementara dia tengah berkonsentrasi untuk mendalami karakter yang akan diperankannya. Kyungsoo menurunkan skrip yang tengah dibacanya, mungkin dia butuh penyegaran sejenak. Matanya memandang lurus ke depan, ke arah actor pendukung yang tengah berbincang dengan manajer wanitanya. Fiuh, Kyungsoo menghela napas hal itu mengingatkannya pada Gin. Beruntung sekali Sehun dan Chanyeol ditemani oleh Gin.

"Kyungsoo-sshi, sebentar lagi akan dilakukan pengambilan adegan. Scene 135!" teriak sutradara yang menyempatkan diri untuk memberitahu Kyungsoo di tengah diskusinya dengan kru lain.

"Nee!" sahut Kyungsoo. Dia membalik halaman skrip yang baru saja diturunkannya untuk mendalami lagi peran yang akan dimainkannya. Lima belas menit kemudian Kyungsoo sudah melakukan adegan drama yang dibintanginya.

"Aku tak pernah memintamu untuk tinggal bersamaku karena kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama," Kyungsoo tercekat, tangannya terangkat perlahan untuk menyentuh pipi si gadis. "Kita berbeda." Sambung Kyungsoo ketika tangannya telah mengusap air mata gadis rupawan di hadapannya. Gadis itu menggengam tangan Kyungsoo yang membelai pipinya lembut.

"Aku.. aku tidak peduli meski kita berbeda. Ada begitu banyak hal yang berbeda di dunia ini yang bisa bersatu dan mereka memberi warna tersendiri pada dunia," gadis berambut hitam sepinggang itu menatap dalam mata Kyungsoo. Ujung hidungnya memerah karena udara dingin.

"Kau bahkan bukan alien atau vampir atau manusia serigala. Kau.. kau hanya pria yang kucintai." Ujar gadis itu parau. Kyungsoo melepaskan tangannya dari pipi gadis itu, mundur beberapa langkah.

"Aku tidak akan pantas untukmu," ujar Kyungsoo, raut wajahnya mengeras. Suaranya sedingin butiran salju yang turun di antara mereka berdua. "Aku hanyalah seorang pemuda biasa, dari kalangan orang biasa. Sementara kau..."

"Apa peduliku tentang aku adalah idol dan kau hanya orang biasa? Tidakkah kau mengerti betapa cintaku ini tulus kepadamu?!" sahut gadis itu, suaranya meninggi. "Aku tidak peduli dengan skandal atau apapun itu, aku juga butuh seseorang yang mengerti diriku sebagai manusia biasa dan orang itu KAU!!" Mata Kyungsoo membelalak. Kyungsoo menjadi teringat akan Gin, bagaimana kalau hal ini terjadi padanya dan Gin. Kyungsoo teringat akan reaksi fans, berbagai macam ancaman dan terror dialamatkan pada Baekhyun ketika dia menjalin hubungan dengan sesama idol. Apalagi jika Kyungsoo nantinya bersama dengan Gin, gadis biasa yang menjadi asisten manajernya? Sebaik apapun mereka menyembunyikan hubungan pastilah akan tercium pers. Bagaimana dengan keselamatan Gin?

"Fans," Kyungsoo menggumam. Dia tahu dialog itu tak terdapat pada naskahnya. "Fans, bagaimana dengan fansmu? Apakah mereka akan menerima kita? Apakah kau berani menjamin keselamatanku?" Kyungsoo bertanya, gadis cantik yang berada di hadapannya mengernyit dia sama sadarnya bahwa dialog itu tidak ada dalam naskah.

"Bagaimana dengan manajemen? Bagaimana dengan pers? Apakah hubungan kita menjamin kesuksesan karirmu?" Sutradara menyukai hal ini, membiarkan Kyungsoo melakukan improvisasi dengan gesture tangannya yang seolah memutar kamera rol.

"Kau, tidak berpikir hingga saat itu terjadi kan? Karena aku mencintaimu hingga aku peduli bahwa karirmu lebih penting daripada hubungan kita, lebih penting bahkan dari cinta kita." Kyungsoo masih melanjutkan monolognya. Dia benar-benar memposisikan diri sebagai Gin, apakah Gin juga berpikir demikian? Kyungsoo ingin sekali Gin berada di sana dan mengacungkan jempol padanya.

"Terima kasih telah peduli padaku, Kyungsoo-yah. Terima kasih telah memahami posisiku. Aku tahu mungkin berat pada awalnya tetapi cinta memang perlu pengorbanan." Gadis itu berubah menjadi Gin. Suara yang didengarnya juga suara Gin, matanya melebar penuh kasih seolah terdapat sejuta cahaya di dalamnya, rambut Gin yang bergelombang sebahu dibelainya.

"Aku benar-benar mencintaimu," mendadak Kyungsoo menarik gadis itu dalam pelukannya. Dia siap apabila harus melepaskan perasaannya untuk kali kedua, demi kebaikan dirinya, Gin, dan grupnya.

"Aku benar-benar mencintaimu." Kyungsoo semakin mempererat pelukannya, sepersekian detik berikutnya Kyungsoo tak sanggup menahan kegairahan dalam dirinya untuk melepaskan perasaannya, untuk memberitahu Gin bahwa meski nanti mereka tak lagi bersama perasaan itu masih ada untuknya. Lalu Kyungsoo mengecup bibir gadis itu, ciuman yang panjang dan lembut.

Semua kru bertepuk tangan, Kyungsoo seketika tersadar bahwa gadis yang diciumnya barusan bukanlah Gin. Dalam riuh rendah sorakan para kru yang mengapresiasi akting Kyungsoo, Kyungsoo justru salah tingkah. Cepat-cepat Kyungsoo melepas pelukannya terhadap lawan mainnya.

"Daebak! Nice one actor Soo!" puji sutradara, tepuk tangan dari sutradara diikuti oleh kru yang lain tak henti. Kyungsoo hanya bisa tersenyum canggung dan membungkuk pada semua kru, sementara gadis lawan mainnya tersipu malu.

"Akting yang bagus," puji Manajer Han mendekati Kyungsoo sembari menepuk-nepuk punggungnya. Kyungsoo tersipu sendiri dan mengikuti Manajer Han pergi dari lokasi syuting. "Tak heran kau ditawari lebih dulu untuk berakting, kau memang memiliki bakat Kyungsoo-yah." Kyungsoo menyeringai canggung. Kyungsoo memang tak terbiasa dengan pujian.

"Minjun-ah," panggil gadis lawan main Kyungsoo pada manajernya. Gadis itu merasa bahwa ciuman sekali take tadi sengaja ditujukan padanya. "Apakah aku memiliki jadwal padat akhir minggu ini?" tanya gadis bermata kecil dan berbibir tipis itu. Gadis itu anggun dan memiliki kecantikan yang luar biasa, dia juga memiliki fans yang luar biasa banyak sebab kemolekannya.

"Anieyo, tidak ada jadwal untukmu akhir minggu ini Hana-sshi." Jawab manajernya. Hana mengangguk, senyum terkembang di bibirnya. Matanya memandang Kyungsoo tiada henti.

"Minjun-ah, apakah menurutmu aku akan menimbulkan masalah besar bila nanti aku jatuh cinta pada lawan mainku itu?" pertanyaan itu tak sepenuhnya ditujukan pada manajernya, kini tatapan Seol Hana seolah singa yang ingin menerkam lawannya. Minjun, si manajer, menggeleng enggan.

"Kurasa kami akan menjadi pasangan yang serasi." Ujarnya percaya diri.

December RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang