Prolog

305 12 1
                                    

"So show me, I'll show you.."

"A-apa??" Kaget, dia mencoba untuk membalik badannya dan berjalan menjauh.

"Hehehe, tenang aja, Namjoon-oppa, aku bukan salah satu dari sasaeng kalian yang mengikuti kemanapun kalian pergi." teriakku, tentu sambil melihatnya berjalan pergi.

tapi selangkah kemudian dia berhenti, aku juga tidak tahu kenapa. "Aku Ameera, dan kamu... benar, kamu tidak perlu memperkenalkan dirimu, since this entire world know who you are, Kim Namjoon."

Kali ini, dia benar-benar kaget, aku bisa melihat dari caranya menegakkan kepala. Sayangnya hal itu tidak berarti apa-apa untuknya.

Tentu saja, karena mungkin ada ribuan bahkan jutaan orang di dunia ini yang melakukan hal yang sama denganku.

Iya, pura-pura tenang di hadapannya. Padahal tentu kamu tahu bagaimana hatiku sudah meloncat kesana kemari meminta untuk keluar dari tulang iga. GGHHHH, could you please stop?

Dia berjalan pergi, tapi tetap saja, dia mengagumkan meskipun hanya dari belakang. Tentu dengan oversized hoodie yang pernah dia upload fotonya di twitter BTS.

Aku benar-benar tidak menyangka dia seindah itu, bahkan jauh lebih indah dari yang pernah aku lihat di foto atau videonya di internet.

"AKU SENANG DAPAT MELIHATMU SECARA NYATA, KIM NAMJOON!!!!!!" teriakku.

Nekat? Biarlah, setidaknya dia tahu bahwa ada yang mengaguminya, semua yang ada pada dirinya. Tidak terkecuali lesung pipinya yang menjadi favorit ARMY. Seluruh dunia.

                        ***

Aku berjalan menduduki singgasanaku di tepi sungai Seine, bangku favoritku--yang mungkin sekarang juga menjadi bangku favorit Namjoon.

Paris dan musim gugur memiliki tempat yang begitu spesial di hatiku. Musim gugur adalah musim terfavorit yang tidak pernah bisa aku dapatkan di Indonesia.

Melihat daun-daun merah gugur dari rantingnya di taman pinggir Seine, di halaman kampus, bahkan di depan asrama mahasiswa tempat aku berdiam dan berpikir selama 1 tahun aku hidup di Paris.

Musim gugur sangat cantik, meskipun beberapa orang di Paris membencinya karena angin yang mulai dingin dan jalanan kotor karena daun yang berguguran, tapi bagiku tidak, musim gugur akan selalu menjadi yang terbaik.

Aku mahasiswi dari Indonesia, yang terjebak dalam keinginan masa muda yang tidak serius untuk melanjutkan belajar musik di Sorbonne University. Gila ya?

Aku tidak pernah tahu kalau aku akan dapat beasiswa ini, aku hanya iseng mencoba mendaftarkan diriku yang serba pas-pasan.

Tinggi? Engga, cuma 156 sentimeter. Pintar? Apalagi. Cantik? Agak mustahil. Setauku, yang aku punya hanya cintaku pada musik, dan itu yang membuat aku benar-benar nekat.

Aku seorang penyanyi, yang lagi-lagi pas-pasan, yang juga nekat mencoba bekerja paruh waktu menjadi tentu saja penyanyi di salah satu cafe kecil dan romantis di seberang Eiffel.

Untuk yang satu ini aku benar-benar nekat karena tidak banyak lagu bahasa Perancis yang aku tahu, namun Pierre, pemilik cafe yang juga sahabatku sangat senang aku bisa bernyanyi disana.

Dan...iya, aku seorang ARMY, sebuah fanbase dari boygroup internasional dari Korea Selatan, BTS, siapa yang tidak tahu BTS? Mungkin hanya orang tuaku, dan beberapa orang tua lainnya.

Musik mereka bagus, meskipun aku dan fans internasional mereka perlu subtitle untuk memahami apa yang mereka nyanyikan.

Namun bagi aku pribadi, musik mereka memiliki rasa, yang aku juga tidak pernah bisa menjelaskan kepada mereka yang dulu tahu bagaimana aku membenci k-pop.

Iya. Aku benci. Mungkin juga ini karma bagi aku yang terlalu membenci k-pop dulu? Jika memang iya, baru aku tahu karma seindah ini. Seindah 7 laki-laki gila itu, hehehe... maaf ya, tapi mereka memang gila.

When I said that they are crazy, I mean it.

Aku tidak pernah menyangka dalam hidupku akan bertemu 1 dari 7 laki-laki itu, Kim Namjoon, leader mereka.

Lebih gila lagi, dia berdiam di singgasanaku, bangku favorit yang selalu aku tempati saat aku butuh sendiri, merenungi hidupku yang gila dan menyedihkan.

Aku bahkan tidak tahu kalau BTS memiliki jadwal di Paris akhir bulan ini, di Twitter juga mereka tidak berbicara apapun tentang rencana ini.

Aku kira mereka hanya sedang ingin mengosongkan jadwal untuk berlibur ke Paris setelah Love Yourself World Tour mereka berakhir beberapa bulan lalu sebelum mereka harus bekerja keras untuk album selanjutnya.

Mereka kan juga manusia, meskipun kadang seperti malaikat. Mereka juga butuh hiburan dan liburan.

                        ***

Hidupku memang lucu, penuh lelucon dan kejutan yang mungkin tidak akan pernah aku duga sebelumnya.

Banyak hal yang bisa ditertawakan dari hidupku yang aku sendiri kurang paham apa yang terjadi, aku hanya menjalani saja, tanpa terlalu memikirkan.

Meskipun sahabatku menyebut keanehan ini sebagai keberuntungan, bukan sebuah keanehan apalagi hal lucu dan tidak jelas.

Buktinya saja aku bisa hidup dan bertahan disini, padahal kalau dilihat-lihat tidak mungkin, ayahku hanya seorang sopir dan ibuku tidak bekerja.

Meskipun aku sekolah disini karena beasiswa, namun tetap saja sulit untuk masuk di akal dengan aku yang seperti ini, penuh dengan hal-hal yang biasa saja.

Bukti lain, aku tidak sengaja bertemu dengannya, bahkan mungkin memiliki selera yang sama tentang ide akan sebuah tempat untuk menenangkan diri.

LIKE.... He. Was. Sitting. On. MY. DAMN. FAV. BENCH. What a coincidence? Itu nggak lucu, itu aneh.

Aku tahu aku sudah mengulangnya tiga kali, tapi hal itu benar-benar tidak masuk akal bagi aku, yaaaah meskipun aku sudah sering dan terbiasa dengan hal-hal aneh yang terjadi dalam hidupku.

Tapi kejadian Namjoon ini menjadi hal ter-superior yang menimpaku dalam seminggu ini. Ah sudah, biarlah, toh kejadian ini juga hanya kebetulan dan tidak mungkin akan terulang lagi.

Dia sudah pergi meninggalkan aku dan jantungku yang masih belum bisa berdetak normal...

PARIS (Indonesian Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang