Aku menjalani hari Sabtuku seperti biasa dengan latihan bersama teman-teman yang akan tampil pada pagelaran akhir tahun di kampus.
Setelah selesai semua, Pierre mendatangi aku. "Ameera, where have you been? I was looking for you all over your dorm yesterday"
"Pierre, I told you I had to accompany my friend from abroad. I sent you a message tho?"
Aku segera membereskan barang-barangku dan buru-buru keluar menghindari Pierre.
"Then what the heck is this, Mee?" Pierre menunjukkan fotoku dengan Namjoon di vending machine dekat asramaku semalam.
"None of your business"
Langkah kakiku semakin besar berusaha menjauh dari Pierre yang terlihat masih membutuhkan penjelasan.
....sampai seseorang menarik lenganku,
"Ameera? Ada apa?"
Aah, suara ini lagi...
"Joonie?"
Dia berdiri di depanku, sangat harum. Ekspresinya menunjukkan bahwa dia bertanya-tanya tentang apa yang terjadi padaku.
"Mmm.....anu...enggak. Gak apa apa"
Aku sangat bingung mencari alasan, tidak ada satupun yang kuat untuk membantuku keluar dari udara berat ini.
Dari kejauhan aku melihat Pierre datang, "Mee? Who the hell is he?"
Kacau, semuanya kacau. Aku belum ingin Pierre untuk tahu masalah ini. Tapi bagaimana lagi? Sudah ada Namjoon di hadapannya.
"Oh, hey...." Namjoon mengulurkan tangan.
"....Kim Namjoon, her boyfriend"
Mati. Saat itu juga rasanya mukaku memerah ingin meledak. Aku malu semalu-malunya.
"Mee? Isn't he someone in your favorite boy group...BTS?"
Aku mengangguk. "I'll tell you later. I have to go now"
Namjoon yang daritadi diam menarik kembali tangannya karena tidak disambut oleh Pierre dengan baik. Aku menarik lengan coat-nya menjauhi keramaian menuju sebuah gazebo di pinggiran kampus.
"Kamu ngapain sih kesini? Aku kan belum setuju untuk bertemu denganmu?!"
Namjoon duduk di sebelahku, "tapi kamu setuju untuk kita berkencan, Ra"
"Joon, listen to me, aku tau kamu adalah salah satu member BTS, siapa sih yang nggak mau berhubungan sama BTS? Tapi tolong, aku punya hidupku yang nggak bisa kamu atur-atur. Kalau kamu memang benar-benar mau 'berkencan', then date like a normal person because I am not a celebrity like you"
Aku seseorang yang terbiasa melakukan hal-hal sendirian, jadi aku tidak terbiasa ada orang yang mengatur aku harus begini dan begitu.
Dia masih terdiam memandangi aku.
"Kamu perlu tau, Joon. Aku akan susah diatur karena aku terbiasa kemana-mana sendirian. Aku cukup mandiri untuk menjalani kehidupanku sehari-hari. Jadi tidak ada yang bisa mengaturku, not even you" tambahku.
"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu, Ra. Aku hanya...terbiasa di-iya-kan oleh teman-teman di BTS"
Aku terdiam memandangi kampusku tanpa ada pemikiran apapun. Kekesalanku padanya masih saja ada, mangkannya aku tidak berani melihatnya.
"Ra, lapar nggak? Makan yuk? Bisa tunjukkan aku restoran yang enak?"
Dia menarik-narik lengan jaketku yang sudah buluk, tapi aku sayang sekali karena ini hadiah ulang tahun dari ayahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARIS (Indonesian Version)
Fanfictionsebuah cerita tentang Ameera, mahasiswi asal Indonesia yang tidak sengaja bertemu dengan Kim Namjoon di Paris. Sedetik kemudian dia sudah terlibat dalam segala kehidupan mereka. Remember, once you Jimin, you'll never Jimout.