14. Asyila

2 1 0
                                    

Malam pun tiba, dan Asyila masih terbaring di ranjang kamarnya. Karena Asyila merasa pusing bila terus tiduran di ranjang kesayangannya itu, akhirnya dia pun berjalan dan duduk di balkon dekat jendela keluar sambil melihat bahwa malam itu ada bulan yang sedang bersinar dan terlihat seperti sedang tersenyum dengan keterangannya.

"Waktu gue udh gk banyak lagi" ucap Asyila di sela sela lamunannya.

Akhirnya dia pun kembali menuju ranjangnya dan tidur, karena besok dia masih harus bersekolah.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Asyila's POV

"Hoahmmmmm" ucapku saat baru terbangun dari tidurku dan memotong mimpiku yang belum selesai.

Dilihat lah jam kU yang ada di meja, tak kU sangka panah sudah menunjukkan pukul 6 lebih 15 menit.

Aku pun segera masuk kedalam kamar mandi guna membersihkan diri kU dari debu debu yang mungkin menempel pada kulitku dan menjadi daki. 😂✌️

Tak lama dari situ aku pun bergegas memakai perlengkapan sekolah dan mengambil tas kU dengan tergesa gesa sambil berlari ke bawah.

Tak kU sangka di ruang makan, keluarga kU sudah berkumpul. Namun ada 1 peng yang terlihat tampak asing bagiku.

"Haii mom, morning" ucapku pada ibuku sambil berjalan mendekat ke arah ibuku, orang itu semakin terlihat tak asing bagi ku.

"Oh my god" ucapku saat melihat ternyata Fero lah yang duduk di salah satu kursi di meja makan itu.

"Why my litlle girl? Kenapa kaget gitu?" Ucap ibuku pada diriku.

Sejujurnya, aku merasakan bila hal ini serasa menjadi de javu bagiku. Aku merasa bila kejadian ini ada dalam mimpiku semalam. Namun itu terulang kembali di pagi hari ini.

"Syil, jan gitu napa? Lu liat gue kayak liat setan aja kaget nya." Ucap Fero padaku yang masih dengan tampang terkejutku.

Aku pun balik mengatainya.

"Ya iya lah, muka kayak topeng China aja bangga lu." Ucap kU dengan asal saja untuk mencairkan suasana.

"Udh udh, kalian mau berantem atau sarapan. Ini sudah siang" ucap ayahku dengan suara khas seperti bariton itu.

Ohh iya, aku baru bilang kalau ibu dan ayahku baru pulang dari pekerjaan nya dari luar negeri dan sedang berlibur di Indonesia selama 1 minggu.

"Iya, dengerin tuh. BTW, saya sudah sangat lapar wahai semua penghuni rumah ini." Ucap kak Alfin menambah suasana menjadi semakin ceria.

"Yes dad, but I can't breakfast now. Soalnya sekarang udh kesiangan" ucapku " dan oh iya, Fero cepetin berangkat sekarang nanti kita di hukum soalnya 20 menit lagi masuk." Dengan terburu buru aku menyalami kedua orang tuaku, diikuti oleh Fero di belakang kU.

"Ehh ehh, makan dulu. Nanti sakit kalo gk makan" teriak ibuku dari dalam rumah.

"Sudahlah, masa masa remaja bu, biarin aja" ucap ayahku. Dan aku bisa mendengarkan ucapannya karena teriakan nya itu.

Fero's POV

"Syil, lu kemarin baru pingsan. Seenggaknya lu makan dulu kek" ucapku pada Asyila.

"Gk keburu Ro. Elo sih emng suka kesiangan, lah gue? Paling gak mau gue dihukum cuman Karena kesiangan" dumel Asyila saat hendak naik ke motor kU.

"Serah lu dah, cepet naek"

"Iya iya, tadi siapa yang nyuruh makan dulu, sekarang siapa juga yang nyuruh buru buru naik"

Dan aku? Aku hanya setia mendengarkan ocehan Asyila. Mungkin bagi sebagian orang, dunelan dia membuat telinga bengkak. Tapi tidak buatku. Yang kU rasa, itu adalah kata kata yang akan selalu aku rindukan.

🌹🌹🌹

Hii everyone, saya comeback😁😁
Emang ni cerita masi ambigu banget ye kan?
Tapi disini w gk akan bikin ni novel jadi panjang banget chapter nya.
W tuh udh target tin kurang lebih ini cerita beres di chapter 20 an.
Disini w kenapa gk bikin banyak chapter?
Itu karena w ngerasa kalo baca novel terus banyak chapter dan berbelit belit, w jadi ngerasa Bosen sama cerita nya.
Jadi, ya akhirnya ini cerita hanya akan jadi novel pendek. Tapi saya usahakan ni novel ending ya di duga dan tidak di duga wkwk 🤣😂

BEHAY BEHAY 😘 (bye)

I love you [tamat]💛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang