Fero's POV
Kurasakan ada yang memegang tanganku. Namun, itu terasa benar benar seperti didalam mimpi. Aku hanya berfikir, mungkin sudah saatnya aku mati. Tubuhku sudah tak bisa kurasakan. Namun Entah kenapa, kali ini tanganku benar benar merasakan kalau itu adalah genggaman.
Asyila's POV
Saat ini aku yakin sedang tertidur. Namun tak tahu dimana tempat ini? Dan bagaimana aku bisa berada disini. Setelah lama aku merasa cukup puasa dengan diriku di tempat itu, akupun terbangun.
"K-kak Al-fin..." ucapku terbata bata. Aku benar benar sudah tak kuat berbicara. Tapi harus kupakai diriku untuk mengucapkan ini.
"Dek, kamu udh bangun lagii? Ini hari keempat kamu koma lagi" kata kak Alfin penuh rasa khawatir.
"Kak Al-fin, Fe-ro gi-mana?" Tanyaku padanya dengan nafas yang tersengal sengal.
"Dia masih kayak terakhir waktu kamu ketemu dia. Dek, kamu gapapa kan?" Nada serius kak Alfin semakin menjadi.
"Kak, wak-tu ku udah gak banyak. Plis, saat aku nanti bener bener gk ada, donorin hati aku buat Fero? P-plis" ucap kU dengan tegar.
"Jangan bercanda dong nih. Kakak udah khawatir banget" ucap Kak Fero.
"Be-bener kak" nafas kU semakin tersengal, seakan akan oksigen didunia sudah habis.
"Kakak gak bisa ngapa ngapain. Karena tubuh kamu, itu milik kamu. Kecuali kamu yang berkehendak." Ucap kakakku dengan matanya yang berlinang.
"Ma-makasih kak"
-Tiiiiiiiiiiiiit————————
Author's POV
Waktu berhenti untuk salah satu dari mereka. Mungkin takdir, namun jujur kalau takdir ini sungguh kejam
Comeback baby 😊😊😊😊
Jangan lupa follow, vote dan comment ya🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you [tamat]💛
Storie d'amoreBenih bunga bila selalu disiram dan dirawat akan tumbuh den berkembang dengan baik. Pada dasarnya, semua itu sama. Dengan kebiasaan, kita akan menjadi akrab. Dan tak sadar kalau sebenarnya dari kebiasaan itu timbul suatu rasa yang tak disadari suda...