Rama terus menggandeng-menarik-tangan Larissa sampai menuju parkiran dan langsung menyuruh Larissa untuk masuk ke dalam. Larissa yang tidak mengerti apa-apa memilih menurutinya
Tancapan gasnya santai, mereka terdiam, sepertinya Larissa agak marah karena raut wajahnya sangat terlihat jelas oleh Rama
"Kamu kenapa sih, sayang ?", tanya Rama sambil memegang tangan Larissa, tapi ditepis
"Marah ya hehe", lanjutnya
"Sudah tau lagi marah, malah ketawa!!!", jawab Larissa dengan tampang sinisnya
Rama memilih diam dan santai, ia tahu apa yang harus ia lakukan saat kekasihnya sedang marah seperti ini. Mobil melaju agak lambat ke kiri, sepertinya ingin berhenti. Ia berhenti di kedai es krim, bernegosiasi dengan pramuniaga dan mendapatkan es krim
Lalu ia kembali dengan satu cone es krim bersusun tiga, rasa vanilla tentunya. Saat memasuki ruang kemudi, Rama hanya melirik Larissa sebentar lalu berupaya memakan es krim di tangannya
"Rama!", bentak Larissa
"Iya sayang ?", jawab Rama yang sudah menyicipi es krim ke dalam mulutnya
"Aku kira itu buat aku, ish"
"Oh, kamu mau ? Ini"
Bukan menjulurkan es krim di tangannya tetapi malah memajukan mulutnya dan memonyongkannya
"Ini, katanya kamu mau ?", lanjut Rama masih memajukan mulutnya ke hadapan Larissa
"Ih ramaaa!", jerit Larissa pelan lalu cepat menutup mulutnya rapat-rapat
Tangan Larissa tidak tinggal diam untuk mendorong bahu Rama menjauh, sambil memukulnya pelan. Rama hanya tertawa melihat tingkah kekasihnya. Ia kembali ke posisi duduknya semula lalu melanjutkan ritual memakan es krimnya
"Terus, aku gak dibagi ?", pinta Larissa dengan wajah sendunya yang membuat siapa saja lelaki yang melihatnya pasti tertarik
"Tadi sudah aku kasih, kamu gak mau hehe", jawab Rama santai
"Aku mau es krim yang ini, bukan yang di mulut kamu", jawabnya sambil merebut es krim dari tangan Rama sehingga membuat bibir Rama belepotan es krim
Larissa yang hendak menyicip es krim itu lalu ditahan tangannya oleh Rama
"Yaang, tanggung jawab ini bibirku belepotan es krim", beberapa detik mereka bertatapan akhirnya lumpuh juga dengan Rama yang perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Larissa yang sebenarnya sudah merah merona itu akibat malu
Entah mengapa Rama memejamkan matanya lalu memiringkan wajahnya dan menyatukan bibirnya dengan bibir Larissa "chuuu". Ciuman pertama bagi mereka berdua, di dalam mobil
"Sudah, habiskan ya es krimnya", ucap Rama usai pertemuan bibir itu dan kembali menancapkan gas
Batin Larissa sudah bercampur aduk rasanya, antara senang dan takut. Keadaan canggung, Larissa hanya diam dan sesekali memakan es krim itu. Beberapa menit kemudian mobil kembali memelan dan berhenti di kiri jalan
Mau cium lagi ? - batin Larissa
Rama mengambil handphone di dashboard-nya lalu keluar dari ruang pengemudi, menuju ke kiri dan membukakan pintu untuk Larissa, ia hanya mengikuti langkah kekasihnya dari belakang, tapi tiba-tiba Rama mengulurkan tangannya ke belakang, mengambil tangan Larissa yang sedari tadi memegangi kaos yang Rama pakai
Menggandeng tangan Larissa sampai pada meja yang mereka akan duduki, Rama menyilakan Larissa untuk duduk sambil tersenyum. Sang pelayan datang membawakan selembar menu, nota, dan pulpen, lalu diterima oleh Larissa dengan ramah
KAMU SEDANG MEMBACA
ADAM (Manusia Setengah Batu)
Romance"Menikah sama cowok cuek dan gak peka itu ?", matanya melotot setelah mengetahui maksud dan tujuan Ibundanya "Iya sayang, dia baik kok ke Bunda", jawab Bunda dengan wajah meyakinkan "Iya tapi ke aku gak baik" - jawabnya dalam hati