5. Sebuah Janji

975 132 5
                                    

Satu minggu setelah pertengkaran mereka. Jin selalu menghindari Jisya, dia akan berangkat kerja lebih awal—sebelum Jisya bangun dan pulang larut malam—saat Jisya sudah tertidur.

Dia melakukan itu untuk kebaikan dirinya dan perempuan itu juga. Jin tidak mau dirinya terus menyakiti Jisya, sahabat kecilnya yang dia sayangi.

Bohong kalau Jin tidak memiliki perasaan apa-apa kepada Jisya. Sedari dulu, kebersamaan mereka membuat Jin selalu merasa senang dan nyaman jika dia berada di dekat Jisya. Menciptakan rasa sayang antar seorang sahabat—atau lebih?

Namun, itu semua terjadi sebelum kedatangan Sonya di hidup Jin. Karena setelah ada Sonya, semua perasaannya dia serahkan pada Sonya.

Sonya Natalie, perempuan yang sudah dua tahun mengisi hari-hari Jin dengan memberi warna pada kehidupan Jin. Perempuan cantik dan bengis yang tidak sengaja dia temui di cafe waktu itu, berhasil membuat Jin berdebar setiap dia menatap mata perempuan itu.

Entah karena apa, tapi semenjak kejadian di cafe waktu itu Jin dan Sonya menjadi dekat. Ditambah lagi kerjasama pekerjaan antara keduanya, mengharuskan mereka selalu bersama hingga menciptakan api asmara antar keduanya.

Mereka berdua pun menjadi sepasang kekasih yang sangat serasi. Tidak sedikit yang iri dan mencoba memisahkan mereka. Namun, kekuatan cinta antar keduanya selalu menguatkan mereka dan mereka pun berhasil melewati cobaan itu.

Tiga tahun lalu, Jin memutuskan untuk menikah dengan Sonya. Dia ingin sehidup semati dengan Sonya. Dirinya sudah terlanjur cinta setengah mati kepada perempuan itu. Tapi, kebahagiaan yang Jin rasakan ternyata hanya sesaat, setelah tujuh bulan menikah, Sonya tiba-tiba meninggalkannya akibat penyakit yang sedari kecil dia derita.

Bodohnya, Jin sama sekali tidak mengetahui tentang penyakit Sonya. Perempuan itu sangat pintar menyembunyikan nya sampai Jin tidak pernah mencurigainya sedikitpun.

Jin membenci dirinya! andai saja dia tahu tentang penyakit Sonya dari awal, mungkin saat ini Sonya masih bersamanya. Penyesalan memang selalu datang di akhir.

Setelah kematian Sonya, Jin memutuskan dan berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pernah menerima dan mencintai perempuan manapun kecuali ibunya.

Namun, sekarang dirinya dihadapkan oleh masalah besar. Dan bahkan Jin sudah melanggar janjinya sendiri dengan menerima perempuan lain menjadi istrinya, walaupun itu memang bukan keinginannya.

Jin tidak munafik, disatu sisi Jin senang karena Jisya yang menjadi istrinya, karena itu merupakan mimpi mereka saat kecil dan juga janji antara mereka berdua.

"Jino, kalau nanti udah besar mau nikah sama Jisya?"

"Kenapa tanya gitu?"

"Nggak apa-apa, Jisya cuman tanya. Tapi kata ibu, kalau kita nikah sama seseorang berarti seseorang itu menjadi milik kita seutuhnya—"

"... Jisya mau kalau nanti Jino cuman milik Jisya bukan yang lain! Makanya, nanti kalo kita udah besar, Jino mau kan nikah sama Jisya?" tanya Jisya penuh harap.

Jin melihat tatapan Jisya yang menggemaskan, hanya bisa mengacak gemas rambut Jisya. Jin tidak habis pikir, bagaimana mungkin seorang gadis berumur 6 tahun mengajaknya menikah? yaampun, sahabatnya itu memang menggemaskan!

"Iya-iya, nanti kalau kita udah besar, kita nikah,"

Jisya yang mendengar ucapan Jin langsung melebarkan senyumnya, "Janji?" tanya Jisya sambil mengangkat kelingkingnya.

"Janji." jawabnya sambil mengaitkan kelingking dirinya dan Jisya.

Jin tersenyum saat mengingat momen manis dan konyol itu.

Tapi disisi lain, Jin merasa takut kalau dirinya dekat dengan Jisya, malah akan membuat dirinya nyaman dan terbawa suasana. Kalau zaman sekarang sih sebut aja baper.

Jin tidak mau lagi mengingkari janjinya kepada Sonya. Walaupun sebenarnya Sonya sendiri menyuruh Jin melupakan dirinya, dan tetap melanjutkan hidup seperti biasanya.

Rumit memang, tapi mau bagaimana lagi? Dia sudah terlanjur berucap, dan dia harus menepati ucapannya.

Jadi sekarang, dia memang harus menjaga jarak dengan Jisya, karena perempuan itu bahaya bagi Jin.

Dan tanpa Jin sadari, nyatanya ada yang lebih berbahaya dari sekedar Jisya, yaitu










































lelaki yang menginginkan Jisya.

Second MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang