22. Birthday's Vano

599 86 10
                                    


Sudah satu bulan lebih setelah kejadian malam itu, hubungan Jin dan Jisya semakin renggang. Entah apa penyebab pastinya, tapi yang jelas seperti ada dinding besar yang menjadi pemisah diantara keduanya.

Selama itu pula, Jisya sebagai istri yang baik selalu mengerjakan tugasnya, dia tidak pernah absen memenuhi kewajiban nya sebagai sang istri walaupun hasilnya sama, tidak dihargai. Yang ada Jin malah semakin menghindari Jisya.

Hari ini Jisya juga akan pergi mengajar seperti biasa. Sebelum berangkat dia melirik meja makan yang berisi makanan untuk sarapan yang dia masak pagi-pagi sekali, namun lagi-lagi harus terlempar ke tong sampah.

Jisya menuju meja makan tersebut, dia membawa piring berisi makanan itu, dan mendekati tong sampah. Tapi saat sudah di depan tong sampah, Jisya langsung menutup hidungnya. Bau yang menyengat dari tong sampah itu berhasil membuat Jisya mual, dia segera menutup mulutnya dan menjauhi tong sampah itu.

Jisya bingung, entah kenapa akhir-akhir ini dia merasa sangat sensitif apalagi terhadap bau.

"Mungkin efek galau kali ya?" monolognya.

Jisya tidak mau ambil pusing, dia pun segera pergi berangkat untuk mengajar.

⟲ ⟲ ⟲


Jisya sudah sampai di sekolah, seperti biasa dia langsung di sambut anak-anak muridnya yang menggemaskan.

Asal kalian tahu Jisya itu dinobatkan sebagai guru favorite oleh anak-anak muridnya disana. Selain karena masih muda, kesabaran dan kelembutannya dalam mengajar membuat dia spesial di mata anak-anak didiknya, pun untuk wali muridnya.

"Selamat pagi bu guru!"

Jisya menoleh mendapati suara anak yang tidak asing sama sekali di telinganya.

"Pagi Vano-" Jisya menjeda kata-katanya, dia memalingkan tatapannya dari Vano, lalu menatap seseorang di samping sang anak.

"Mas Vino juga!" lanjutnya dengan senyum merekah.

Melihat Jisya yang senyum selebar itu membuat Vino diam tidak bisa berkata-kata. Maka nikmat tuhan mana lagi yang kamu dustakan? batinnya.

"Papah! ko malah bengong?" Vano menedang pelan kaki papanya itu, refleks membuat Vino terbangun dari lamunannya.

"E-eh? iya. Pagi juga bu Jisya," jawab Vino seramah mungkin.

"Vano mau masuk ke kelas kan? mau bareng sama ibu?" tanya Jisya sambil membungkuk.

"Ayo bu!" katanya semangat, lalu tanpa diperintah dia langsung menggandeng satu tangan Jisya.

Anjir ini anak gercep banget kalo sama yang bening. Batin Vino

Jisya tersenyum melihat tingkah Vano, "Yasudah kalau gitu kami masuk dulu ya mas Vino,"

"Eh sebentar bu Jisya," Vino langsung menghentikan Jisya saat dia hendak pergi,

"E-eh iya kenapa?"

"Emm, sebenernya gini bu saya mau ngundang ibu ke acara ulang tahun Vano, dia sangat ingin ibu datang dan hadir di hari spesialnya,"

Jisya langsung menatap Vano, "Wah? beneran itu Vano? kamu ngundang ibu?" tanya Jisya excited.

"Iya dong bu guru! pokonya bu guru harus dateng!" katanya sambil mengerutkan keningnya, itu berarti tandanya anak itu sedang serius.

Jisya mengacungkan jempol, "Oke! kalau tidak ada urusan mendadak, ibu pasti datang,"

"Yeay! horeee bu guru bakal datenggg!!!" Vano langsung melepaskan genggaman nya pada Jisya, dia langsung berlari kedalam kelas setelah mendengar ucapan Jisya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang