ST | 03

28 10 1
                                    

Berbagilah dengankku.
Karena sedihmu adalah lukaku.

❤❤❤

Sekarang masih menunjukkan pukul 18.45 WIB.
selepas sholat magrib, Vega dengan semangat mempersiapkan semua hal yang ia butuhkan untuk begadang.

Cemilan, laptop + stok drakor, teh hangat, handphone + sinyal lancar, adalah kolaborasi yang pas di sabtu malam.

Saat besok pagi tiba , ia juga berencana akan pergi marathon dengan Kenzie.
Ia sudah membuat semua daftar kegiatan yang akan mereka lakukan bersama. Ini adalah Weekend yang sempurna.

'Ting... Tong'

Suara bel rumah Vega berbunyi. Ia sejenak berfikir siapa kiranya yang datang seawal ini.
Biasanya hanya satu orang; Kenzie.
Karena memang saat sore, Kenzie sudah memberi tahu Vega bahwa ia akan bermalam di rumah Vega.

Kenzie sangat bosan berada di rumah.
Hanya ada asisten rumah tangga, supir pribadi, dan seorang tukang kebun.
Orang tua gadis itu adalah orang terpandang. Hari-harinya mereka lakukan untuk bekerja, bekerja, dan bekerja.
Mereka seakan adalah orang yang paling sibuk di dunia, fikir Kenzie.
Kenzie sering kesepian. Ia memiliki satu saudara perempun dan satu saudara laki-laki.
Biarpun begitu, mereka seolah punya dunia masing-masing. Tidak saling perduli. Jadi apa asiknya hidup dengan dua saudara tapi seakan mereka jauh?

Kakaknya sering hung out atau sibuk dengan kuliahnya, sedangkan Abangnya sibuk bisnis kuliner. Ia seperti tidak memiliki keluarga.

Padahal ia punya Papa, Mama, Kakak dan Abang.

Jika orang tua Kenzie pulang, mereka akan langsung masuk ke kamar atau berkutat lagi pada berkas-berkas yang tak ada habisnya.
Mereka tidak bertanya hal yang seharusnya di tanyakan orang tua kepada anaknya. Tentang sekolah, teman, dan keseharian putri mereka.
Paling-paling hanya bertanya "Kenapa belum tidur? " itu saat salah satu dari mereka menemukan Kenzie dari dapur di tengah malam.
Atau "Besok Papa atau Mama yang Transfer uang bulanan kamu."

"KENZIE CUMAN BUTUH MAMA DAN PAPA. KENZIE GAK BUTUH BANYAK UANG!!! " Gadis itu hanya bisa meneriakinya dalam hati. Ia tak cukup berani, atau memang ia pernah berkata tapi tak di beri respon dari orang tuanya.

Gadis itu sering menangis di kamar, dengan posisi tertekuk seperti bayi.
Atau menangis seraya menenggelamkan wajahnya di meja, dan pada akhirnya ia akan tertidur dengan posisi duduk semalaman.
Ia juga pernah membanting semua perabotan, ATK, atau lainnya di ruang kerja Papanya.
Filling kabinet yang terbuat dari besi pun ia hantam dengan martil. Ia benci semua yang ada di ruang itu. Benda-benda mati itu sudah merebut semua yang ia punya.

Vega adalah orang yang setia mendengarkan keluhan Kenzi, namun Vega tak pernah bercerita apapun soal masalahnya pada Kenzie.
Terdengar tidak adil, tapi begitulah Vega. Ia tidak bisa mempercayai siapapun kecuali Tuhan dan orang tuanya.

Bicara soal orang yang memencet bel rumah Vega, gadis itu lalu berjalan menuruni tangga, karena memang kamarnya berada di lantai dua.

Sesampai di ruang tamu, ia melihat Mamanya sedang asik dengan Eksperimen kue nya di meja makan. Ruang tamu dan ruang makan tidak memiliki sekat agar memudahkan semua orang yang ada di rumah ini berinteraksi.

Summer Triangel Where stories live. Discover now