Sahabat itu yang selalu ada.
Bukan yang datang saat
rindu saja.❤❤❤
Seorang Gadis yang rambutnya terurai itu terlihat tersenyum manis.
Ia tidak menyangka bahwa perasaannya pun sudah terbalaskan."Tapi..." ucap cowok itu terpotong.
"Apa, Tha?" tanya gadis itu penasaran.
"Aldo, David, dan Dea gak usah tau dulu, ya. Gue malu." kata Althair.
Vega diam mendengarnya. Ia jadi ragu apakah Althair benar-benar menyukainya.
Gadis itu lalu tersenyum maklum. Saat itu mereka masih berada di kelas 1 SMA. Masih berada di awal kelabilan."Oke. Tapi lo harus kasih tau mereka." kata Vega sambil menunjuk ke arah muka Althair.
Merekapun tertawa bahagia. Bukan hal yang mudah menyimpan rasa suka pada seseorang. Terlebih saat orang itu adalah sahabat sendiri. Semua orang akan bingung apakah dia tetap berada di Zona nyamannya atau tidak.Sebuah meja berbentuk lingkaran di depan sebuah mini market sudah di penuhi oleh lima orang remaja yang baru saja datang setelah jam sekolah berakhir.
Mereka sering mengunjungi mini market ini hanya sekedar membeli minuman, snack atau ice cream.
Mereka sudah bersahabat sejak SD. Takdir selalu membuat mereka bersama."Ayo main TOD!" kata David dengan semangat yang membara jiwa pemuda garuda.
"SIAPA TAKUT!!!" kata Aldo tak kalah heboh.
Vega, Althair, dan Dea menatap dua orang yang bersemangat itu tanpa minat.
Untuk apa sih main hal begituan. Permainan itu dapat menimbulkan gejolak emosi yang meletup-letup, fikir Vega."Lo ber tiga gak berani, kan?" ledek David pada ke tiga sahabatnya.
"Berani dong!" kata Vega tak mau kalah.
"Oke, bentar." David berjalan ke dalam mini market untuk membeli satu air mineral.
Setelah ia keluar, dibukanya tutup botol tersebut dan menyuruh ke 2 sahabatnya untuk menghabiskan air mineral tersebut."Kalo gue yang minum gak bakal habis. Udah cepetan! botolnya mau di pake." Althair, David, dan Aldo meminum bergantian.
Dea dan Vega menatap aneh kepada keduanya."Ayooo mulaiiii!!!" David yang paling semangat di antara yang lain. Semua hanya mengikuti apa kata cowok itu.
Botol mulai di putar. Jujur saja, semua remaja yang mengelilingi meja tersebut cukup deg-deg an dengan hasil akhir nanti.
Dan...
"MAMPUS LOO VID!!!" Itu seruan Aldo. Mereka berempat kecuali David saling tatap dengan wajah penuh kelicikan.
"Gue pilih Dare aja." ujar David langsung. Bisa berabe dia kalo semua rahasianya terbongkar hanya karena salah langkah.
"Gue yang kasih tantangan, ya." kata Vega yang ingin meluncurkan aksinya.
Semua mengangguk setuju. Kini perasaan David sudah tidak enak lagi. Pasalnya, mengapa harus Vega yang memberi tantangan."Lo harus telpon Karin, bilang lo mau balikan sama keke. Putusin dia. Cepetan!" Sontak semua langsung tertawa terbahak-bahak. Wajah David sudah mulai merah seperti kepiting rebus.
"Iiih, lo mah." sungut David kesal.
"Cepeet!!!" David langsung mengambil Handphonenya dan mencari nomor Karin.
YOU ARE READING
Summer Triangel
Teen FictionAku tidak pernah merasa kehilangan yang benar-benar kehilangan. Saat itu tiba, aku tetap harus bertahan karna ada yang harus aku jaga ketenangan hatinya. - Vega Estella jenice