°°°°°
" Jadi.. Apakah kau masih mau menikah denganku, Nona Hinata Hyuga? " tanya Naruto sambil menatap wajah cantik Hinata
" Tentu saja. Kalau tidak, untuk apa aku masih menyimpan liontin pemberianmu ini? " jawab Hinata malu - malu dengan wajah memerah. Gadis itu lalu menunduk menyembunyikan wajahnya.
Naruto mengerjab takjub melihat wajah cantik Hinata yang memerah yang sedang menunduk itu. Hinata jadi semakin cantik berkali - kali lipat saat tersipu malu dengan wajah memerah seperti saat ini. Tanpa sadar Naruto merengkuh tubuh mungil Hinata lalu memeluknya erat.
" Kalau begitu, aku akan secepatnya melamarmu. Dengan begitu kita akan bisa segera menikah, Nona Hyuga. " putus Naruto sambil terus memeluk tubuh mungil Hinata erat hingga tiba - tiba tubuh mungil Hinata itu terkulai lemas. Naruto terkejut.
" Nona Hyuga?! Nona?! Kau kenapa?! " teriak Naruto panik.
" Tenanglah, adik ipar. Dia pasti pingsan sebab terlalu kaget karena kau tiba - tiba mengajaknya menikah. " ucap Neji tenang.
" Kenapa kau bisa tenang seperti itu?! Nona Hinata pingsan!! Cepat panggil dokter!! Dokteer!! " teriak Naruto panik.
Neji dan Hanabi hanya saling tatap lalu menghela nafas lelah.
" Kita harus memberitahukan keadaan Kak Hinata padanya agar dia tidak terlalu panik tiap kali ini terjadi. " kata Hanabi.
" Tentu saja. " ucap Neji sambil menghela nafas.
Seminggu kemudian Naruto benar - benar datang ke rumah keluarga Hyuga untuk melamar Hinata. Saat Naruto memasuki halaman rumah besar keluarga Hyuga, Naruto merasa pernah melihat rumah itu tapi tidak bisa mengingat kapan dia melihatnya. Naruto segera mengabaikan perasaannya itu dan memasuki halaman rumah keluarga Hyuga lalu memakirkan mobilnya di halaman rumah besar itu. Kedatangan Naruto disambut oleh Neji di beranda depan yang langsung mempersilahkan pemuda pirang itu masuk. Naruto langsung menemui Hiashi Hyuga dan mengutarakan niatnya untuk melamar Hinata Hyuga sebagai istrinya.
" Saya datang untuk melamar Hinata, putri kedua Tuan Hyuga untuk menjadi istri saya. Saya.. Meskipun baru pertama kali berjumpa dengannya.. Saya sudah sangat mencintai Hinata. Jadi saya mohon ijinkan saya untuk menikah dengan Hinata. " ucap Naruto sambil menunduk.
" Kau mau menikah dengan putriku? Kau bahkan tidak bisa menjalankan perusahaan peninggalan ayahmu dengan baik. Lalu bagaimana mungkin kau akan membahagiakan Hinata? Kau jangan bercanda, Namikaze muda! " jawab Hiashi ketus.
Pemuda pirang itu merasa sangat kecewa karena keinginannya untuk bersama Hinata tidak bisa tercapai, padahal dia sudah terlanjur mencintai Hinata. Hinata adalah gadis pertama yang bisa membuat hatinya berdebar dan merasa bahagia hanya dengan melihat wajahnya. Karena itulah Naruto ingin menikah dengan Hinata agar bisa selalu bersama Hinata. Tapi sepertinya Naruto harus mengubur keinginannya itu dalam - dalam karena ayah dari gadis yang dicintainya itu menolak lamarannya.
Naruto keluar dengan wajah kecewa dari ruang kerja Hiashi. Neji yang melihat wajah kecewa Naruto itu langsung tahu bahwa ayahnya menolak lamaran Naruto.
" Kau jangan pergi dulu, Tuan Namikaze. Aku akan bicara pada Tuan Hyuga yang keras kepala itu. " ucap Neji sambil menepuk pundak Naruto pelan.
Naruto mengangguk. Neji pergi ke ruang kerja papanya dengan wajah marah.
" Kenapa ayah menolak lamaran Tuan Namikaze? Bukankah selama ini ayah juga tidak memperdulikan Hinata? Lagipula bukankah bagus Hinata menikah dengan pemuda Namikaze itu? Dengan begitu ayah tidak usah bersaing lagi dengan Perusahaan Namikaze dengan memaksakan Perusahaan Hyuga memasuki bisnis retail yang memang bukan bidang kita. Karena dengan Naruto Namikaze menjadi suami Hinata, otomatis Perusahaan Namikaze, penguasa 50% sektor bisnis retail negeri ini akan menjadi milik Hinata juga. Iya kan?! " ucap Neji pada ayahnya saat mendengar ketidak setujuan ayahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brown Sugar Kiss
FanfictionNaruto, NARUHINA, Mrate, dewasa, hurt, drama, romance, Hinata, anime, family, ooc. Disclaimer © Masashi Kishimoto. Hinata selalu menunggu seorang anak lelaki berambut pirang dan bermata biru yang sudah melamarnya dan berjanji untuk menikahinya. Tapi...