°°°°°
Sudah hampir seminggu ini Hinata bekerja siang malam menyelesaikan lukisannya yang berukuran 4 x 1,5 meter. Lukisan itu berukuran ekstra besar karena ide yang dituangkan Hinata adalah sebuah kisah rakyat Jepang kuno tentang kisah cinta antara Kengyuu dan Orihime yang melatar belakangi diadakannya festival tanabata. Untung saja ruang lukis Hinata sudah dipindah ke paviliun luas yang sengaja dibangun Naruto khusus untuk galeri dan sanggar melukis Hinata di seberang halaman samping yang kini dibuat menjadi kolam teratai. Paviliun itu kemudian dihubungkan dengan jembatan kayu dengan rumah utama. Jadi lukisan itu bisa dibentangkan memanjang dan memenuhi hampir seperempat panjang dinding paviliun itu.
" Aku ingin semua yang melihat lukisan itu melihat jalan kisahnya dengan runtut. Aku ingin mereka merasa seperti sedang membaca kisah itu saat melihat lukisan ini. " jawabnya saat Naruto menanyakan alasan Hinata membuat lukisan super itu.
Naruto menggelengkan kepalanya heran saat melihat lukisan Hinata yang akhirnya selesai juga. Lukisan itu menggambarkan tentang kisah cinta antara Orihime, si gadis perajut dan Kengyuu, sang penggembala sapi. Cerita cinta tentang dua insan pekerja keras yang akhirnya menjadi lalai setelah menjadi pasangan kekasih yang kemudian mendapat hukuman untuk terpisah dibatasi oleh sungai bintang bernama galaksi Milkyway. Kisah itu terlukis dengan begitu indah dan terlihat sangat nyata.
" Kau benar-benar hebat, Hinata. Wajah Kengyuu terlihat sangat tampan dan Orihime juga sangat cantik. Dan lihatlah lukisan galaksi dan bintang - bintang itu. Benar-benar terlihat seperti bersinar. " ucap Naruto sambil memandang lukisan itu dengan perasaan takjub.
" Kau memang sangat berbakat, Hinata. Aku sangat bangga padamu. " tambahnya sambil memeluk Hinata dari belakang.
" Trimakasih atas pujianmu, Naruto. " ucap Hinata sambil memeluk tangan Naruto yang mendekapnya. Hinata menoleh ke arah Naruto sambil meraih wajah suaminya itu lalu mencium bibir Naruto. Naruto membalasnya dan mereka segera tenggelam dalam ciuman hangat mereka.
" Drrrt! Drrrt! " Tiba-tiba ponsel Hinata berbunyi yang membuat Hinata menghentikan ciumannya. Hinata melepaskan pelukan Naruto lalu mengambil ponselnya yang tergeletak di meja di sudut ruang lukisnya.
" Boruto? Kenapa anak itu telepon? Bukankah seharusnya dia ada di kampus? Katanya ada kuliah dari sore sampai malam? " ucap Hinata heran saat melihat nama putranya itu di layar ponselnya sebagai ID callernya .
" Jawab segera, Hinata. Aku jadi takut terjadi sesuatu pada Boruto. " ucap Naruto sambil menghampiri Hinata.
Hinata jadi merasa cemas mendengar ucapan Naruto lalu cepat - cepat menekan tombol jawab dan loudspeaker hingga Naruto bisa ikut mendengar percakapannya dengan Boruto.
" Halo Boruto? Ada apa, Nak? " tanya Hinata.
" Ibu, aku ada di kantor polisi. Tolong aku, Bu.. " suara Boruto terdengar gugup dan juga ketakutan. Hinata dan Naruto kaget dan juga cemas mendengar Boruto ada di kantor polisi.
"Apa?! Kau ada di kantor polisi? Tapi kenapa Boruto?!" jerit Hinata cemas.
" Aku mengalami kecelakaan, Ibu. Aku.."
Belum sempat Boruto menyelesaikan kalimatnya, Hinata yang sudah merasa kaget dan ketakutan saat tahu Boruto ada di kantor polisi, langsung pingsan mendengar Boruto mengalami kecelakaan. Tubuh mungil Hinata tiba-tiba terkulai lemas lalu jatuh tidak sadarkan diri, sementara ponselnya jatuh dan pecah berantakan. Untung Naruto langsung menangkap tubuh Hinata hingga tidak terjatuh ke lantai.
" Paman Irukaa!! " teriak Naruto. Tidak lama kemudian Iruka datang dan kaget saat melihat Hinata yang pingsan di gendongan Naruto.
" Ada apa dengan Nyonya Hinata, Tuan? " tanya Iruka cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brown Sugar Kiss
FanfictionNaruto, NARUHINA, Mrate, dewasa, hurt, drama, romance, Hinata, anime, family, ooc. Disclaimer © Masashi Kishimoto. Hinata selalu menunggu seorang anak lelaki berambut pirang dan bermata biru yang sudah melamarnya dan berjanji untuk menikahinya. Tapi...