Part 7. Family Matter

4.6K 310 12
                                    

°°°°°

" Istri, mertua, kakak ipar, apa bedanya, Tuan Muda? Apakah mereka juga menganggapmu menantu saat mendirikan mall - mall yang membuat toserba ayahmu gulung tikar? Apakah mereka pernah memikirkan nasib karyawan dan pegawaimu serta keluarga mereka yang dianggap ayahmu sebagai keluarganya saat merebut pasar toserba ayahmu? Jawabannya adalah tidak, Tuan Muda. "

Ucapan Kakashi itu terasa menusuk hati Naruto, karena semua yang dikatakan pamannya itu benar.

" Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang, Paman? " tanya Naruto dengan perasaan frustasi dan putus asa.

" Apakah mulai sekarang aku juga harus menganggap istriku sendiri sebagai musuhku? " tanya Naruto dengan perasaan sedih.

" Itu semua terserah padamu, Tuan Muda Namikaze . Apa kau tahu? Ayahmu membangun Perusahaan Namikaze dari nol. Dari sebuah toko kelontong yang sangat kecil. Ibumu bahkan sampai dicoret dari daftar pewaris keluarga Uzumaki dan keluarga Senju saat nekat menikah dengan ayahmu yang waktu itu baru mempunyai toko kecil di sudut perempatan jalan. Aku adalah saksi hidup yang menyaksikan ayahmu bekerja siang malam dengan membuka toko kecilnya 24 jam agar mendapat banyak pelanggan hingga ayahmu jatuh sakit. Tapi berkat kerja keras ayahmu, akhirnya dia berhasil membuka sebuah toserba, kemudian membangun Perusahaan Namikaze menjadi sebesar sekarang. Perusahaan Namikaze itu adalah hasil jerih payah Tuan Minato Namikaze selama puluhan tahun yang diwariskan padamu, Tuan Naruto Namikaze. " ucap Kakashi.

Naruto tersentak mendengar cerita tentang ayahnya yang baru kali ini didengarnya itu. Naruto baru tahu bahwa ayahnya benar-benar seorang pejuang. Tanpa terasa air mata Naruto mengalir dari kedua mata beriris birunya.

" Hanya satu hal terakhir yang ingin aku katakan padamu, Tuan Muda Naruto. Meski kau adalah menantu keluarga Hyuga, kau tetaplah seorang Namikaze. " ucap Kakashi lalu memutus sambungan teleponnya.

Dengan perasaan kacau, Naruto menuju ke tempat parkir lalu memasuki mobilnya. Naruto lalu memacu mobilnya meninggalkan hotel tempat dia baru saja melangsungkan pernikahannya dengan Hinata. Naruto mengendarai mobilnya tanpa arah hingga entah bagaimana dia sampai di Toserba Namikaze yang pertama kali didirikan oleh ayahnya, tempat Miho dan Ayane dulu bekerja yang kini telah tutup.

Hati Naruto terasa diiris saat melihat tempat yang dulu sangat ramai itu kini terlihat sangat sunyi. Naruto masih ingat saat dulu ketika dirinya masih kecil sering diajak ayahnya ke toserba itu. Naruto sering naik kereta belanjaan yang didorong ayahnya atau Kak Ayane mengelilingi seluruh area toserba. Dan saat ayahnya sibuk bekerja, Kak Miho dan Kak Ayane akan menemaninya bermain di ruang bermain anak - anak yang ada di sudut toserba itu atau membantunya mengerjakan PR sekolahnya. Hari - hari itu sungguh merupakan hari yang penuh kebahagian bagi Naruto.

Toserba itu kini terlihat sepi dan gelap. Kaca jendelanya terlihat kotor oleh banyaknya poster dan pamflet liar yang ditempel sembarangan di sana, dan halamannya juga penuh sampah. Neon box besar bertuliskan nama Toserba Namikaze itu juga tidak lagi menyala. Toserba itu seakan tidak lagi hidup dan kenangan indah itu terasa hanya bagaikan sebuah mimpi. Semua itu karena Mall Hyuga yang berdiri di sebelah toserba milik ayahnya itu.

Naruto memandang gedung besar yang bertuliskan Hyuga Mall yang berdiri menjulang di depannya. Naruto merasa seakan mall itu sedang mengejeknya. Seketika itu juga, perasaan kesal dan juga dendam tumbuh di dalam hati Naruto.

" Meski kau adalah menantu keluarga Hyuga, kau tetaplah seorang Namikaze. "

Naruto tersentak teringat ucapan Kakashi itu. Ucapan itu seakan membangunkan pikiran dan perasaannya yang akhir - akhir ini dipenuhi oleh Hinata, seorang gadis cantik putri dari keluarga Hyuga. Gadis yang telah berhasil menyita semua perhatian dan juga energinya ke dalam sebuah eforia bernama cinta.

Brown Sugar KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang