°°°°°
Hati Naruto terasa seperti ditusuk oleh tatapan Hinata yang penuh kemarahan dan ketidak percayaan itu. Sungguh sakit melihat orang yang kau cintai tidak percaya pada semua ucapanmu.
Perlahan Naruto minggir dari hadapan Hinata. Dia membiarkan Hinata melewatinya dan terus berjalan menjauhinya tanpa menoleh sedikit pun padanya.
" Ya Tuhaan.. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Hinata menjadi begitu marah padaku? " ucap Naruto sambil meremas rambut pirangnya dengan perasaan frustasi.
" Kau masih saja berlagak polos, Namikaze. Hinata bukanlah wanita yang mudah terbawa emosi. Kau pasti telah melakukan kesalahan yang sangat besar hingga dia mengambil keputusan untuk meninggalkanmu." ucap Neji.
" Apa maksud ucapanmu itu, Kak Neji? " tanya Naruto dengan perasaan kesal.
" Maksudku adalah, Hinata pasti punya bukti penghianatanmu padanya. Atau kemungkinan terburuknya, Hinata melihat sendiri kau menghianatinya dengan wanita lain. " ucap Neji dengan suara dingin dan menusuk.
" Aku bersumpah tidak pernah menghianati Hinata, Kak Neji! Tuhan saksinya! Aku sangat mencintai Hinata! Jadi mana mungkin aku menghianatinya! " teriak Naruto emosi karena terus menerus dituduh sebagai penghianat padahal dia tidak pernah merasa menghianati Hinata.
" Tapi adikku juga bukan pembohong!! Hinata tidak mungkin menuduh suaminya sendiri sebagai penghianat hanya untuk iseng kan?! " Neji balas berteriak.
" Aku tidak menghianati Hinata, Kak Neji! Aku juga tidak tahu kenapa Hinata sangat yakin dengan tuduhannya itu! Hanya Tuhan yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. "
Naruto akhirnya mengetahui penyebab kesalah pahaman Hinata adalah ciuman yang dilakukan Shizuka padanya saat dia tidak sadar karena mabuk. Sialnya, tepat pada saat itu Hinata datang dan melihat adegan itu. Naruto mengetahui semua itu dari penjelasan Kakashi yang menemani Shizuka untuk minta maaf.
Shizuka merasa sangat bersalah karena gagal untuk menjernihkan kesalah pahaman antara Hinata dan Naruto karena Hinata malah mengalami kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit sebelum dia menjelaskan semuanya.
" Saya benar – benar minta maaf, Tuan Namikaze. Saya bersalah karena tidak bisa mengendalikan diri. Saya sungguh tidak bermaksud mengganggu rumah tangga Tuan Namikaze dan Nyonya Hinata. Saat itu saya khilaf. Saya mohon maafkan saya, Tuan Namikaze. " ucap Shizuka sambil menangis penuh penyesalan.
Naruto hanya bisa menahan kemarahannya pada Shizuka. Ingin rasanya Naruto menampar orang yang menyebabkan keretakan rumah tangganya itu, tapi dia tidak mungkin memukul perempuan kan? Naruto sangat marah hingga tidak bisa berkata apapun pada sekeretarisnya itu. Naruto tidak bisa lagi mempercayai seseorang yang bisa dan tega berbuat hal curang seperti itu. Naruto segera memindahkan Shizuka ke salah satu Toserba Namikaze yang ada di pinggiran kota Konoha dan mengangkat Sai sebagai sekretarisnya menggantikan Shizuka.
Kini Naruto tahu kenapa Hinata begitu marah padanya, dan kenapa istri yang sangat dicintainya itu menyebutnya sebagai penghianat. Naruto sendiri pasti juga akan sangat marah jika melihat Hinata mencium lelaki lain. Bahkan mungkin Naruto tidak hanya marah pada Hinata, tapi dia bahkan akan membunuh lelaki yang berani menyentuh Hinata.
Kini Naruto harus berusaha keras untuk meluruskan kesalah pahaman Hinata. Tapi hal itu sangat sulit dilakukan. Sejak Hinata kembali ke rumah keluarga Hyuga, Hinata jadi sangat sulit ditemui. Hinata mematikan ponselnya hingga Naruto tidak bisa menelpon maupun mengiriminya sms ataupun email. Saat Naruto menelepon ke rumah keluarga Hyuga, pelayan yang menjawab selalu mengatakan Nyonya Hinata tidak mau bicara. Tiap Naruto datang ke rumah besar itu, para penjaga keamanan segera menghadang mobilnya di depan gerbang dan melarangnya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brown Sugar Kiss
FanfictionNaruto, NARUHINA, Mrate, dewasa, hurt, drama, romance, Hinata, anime, family, ooc. Disclaimer © Masashi Kishimoto. Hinata selalu menunggu seorang anak lelaki berambut pirang dan bermata biru yang sudah melamarnya dan berjanji untuk menikahinya. Tapi...