°°°°°
Naruto terjaga saat mentari belum memunculkan sinarnya meski langit pagi yang biru telah terlihat terang. Jendela kaca besar kamar Hinata memperlihatkan pemandangan indah kolam teratai dengan bunga teratai berwarna ungu dan pink bermekaran yang diselimuti kabut pagi. Beberapa burung kecil terlihat bertengger sambil berkicau di atas bunga - bunga bakung berwarna putih yang tumbuh di pinggir kolam. Tapi Naruto hanya melihat keindahan pagi itu sekilas. Dia lebih tertarik memandangi wajah Hinata yang masih terlelap.
Naruto terpesona melihat kecantikan Hinata. Wajah istrinya itu terlihat sangat cantik dengan kulitnya yang putih mulus tanpa cela. Matanya yang terpejam memperlihatkan bulu matanya yang lentik. Hidungnya yang mungil tampak serasi dengan bibir cherrynya yang sangat menggoda untuk dicium. Naruto merasa sangat beruntung mempunyai Hinata sebagai istrinya. Naruto tidak bisa menahan dirinya dan mencium bibir kemerahan Hinata itu hingga wanita cantik itu terjaga dari tidurnya. Hinata mengerjabkan matanya kaget saat membuka matanya dan langsung melihat wajah Naruto.
" Selamat pagi, Hinata. " ucap Naruto sambil tersenyum.
" Na.. Naruto.. Selamat pagi.. " jawab Hinata gugup saat menyadari Naruto sedang memeluk tubuhnya. Hinata merasa sangat malu saat merasakan tubuh telanjang mereka bersentuhan. Hinata sampai tidak sanggup menatap wajah Naruto yang memandanginya sambil tersenyum.
" Bagaimana kau bisa sangat cantik meskipun baru saja bangun dari tidur? " tanya Naruto heran.
" Kau.. Kau membuatku ingin menyentuhmu lagi.. " ucap Naruto dengan wajah memerah.
Hinata langsung teringat saat mereka bercinta semalam saat mendengar ucapan Naruto itu. Hinata merasa wajahnya panas karena malu. Bagaimana tidak? Semalam dialah yang pertama kali mencium bibir Naruto. Apakah kini Naruto melihat dirinya sebagai seorang wanita agresif? Hinata jadi makin malu memikirkannya. Hinata langsung menyembunyikan wajahnya di balik selimut yang membungkus tubuh mereka berdua.
" Kenapa kau bersembunyi, Hinata? Aku ingin melihat wajahmu. Aku mohon.." ucap Naruto.
Mendengar Naruto memohon, Hinata langsung membuka selimut yang menutupi wajahnya. Naruto tersenyum melihatnya.
" Bolehkah aku menciummu lagi? " tanya Naruto.
Mata Hinata membola karena terlalu malu mendengar pertanyaan Naruto. Wajah Hinata langsung memerah. Hinata ingin menjawab boleh tapi dia merasa sangat malu. Akhirnya Hinata hanya menganggukkan kepalanya. Naruto tersenyum senang melihat jawaban Hinata itu.
Naruto mendekatkan wajahnya ke wajah Hinata lalu mulai mencium bibir Hinata. Mulanya Naruto menciumi bibir Hinata dengan lembut, menjilatnya pelan juga menghisapnya. Namun Naruto tidak bisa menahan dirinya saat merasakan nikmat ciumanannya. Apalagi saat Hinata balas menciumnya yang membuat Naruto makin bersemangat mencumbu bibir Hinata hingga bibir mungil semerah cherry itu kembali membengkak. Setelah itu Naruto menciumi wajah Hinata.
Hinata tidak bisa menahan desahannya saat Naruto meneruskan ciumannya hingga ke lehernya dan terus turun ke dadanya.
" Ngnhh.. Narutoo.. " Hinata mengerang merasakan cumbuan Naruto di kedua payudara besarnya. Hinata segera terhanyut dalam kenikmatan oleh sentuhan bibir, lidah dan tangan Naruto yang memanja payudaranya, mendorong dan menghantarkannya ke puncak kenikmatan. Jeritannya mengalun seiring tubuhnya yang tanpa sadar menegang lalu memeluk tubuh Naruto erat hingga tubuh besar Naruto menindihnya.
" Naruto.. " panggil Hinata dengan airmata berlinang di matanya.
" Aku.. Aku mencintaimu.. " ucap Hinata sambil terus memeluk Naruto erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brown Sugar Kiss
FanfictionNaruto, NARUHINA, Mrate, dewasa, hurt, drama, romance, Hinata, anime, family, ooc. Disclaimer © Masashi Kishimoto. Hinata selalu menunggu seorang anak lelaki berambut pirang dan bermata biru yang sudah melamarnya dan berjanji untuk menikahinya. Tapi...