Tulisanku untukmu

37 5 0
                                    

Entah harus bagaimana ku buka tulisan ini.

Bolehkah langsung saja ku mulai pada intinya?

Bolehkah langsung saja ku ungkapkan semua yang ku rasakan sekarang?

Ah bodoh, ini tulisanku, mengapa aku perlu membutuhkan izinmu?

Teruntuk para pembaca tulisanku. Hari ini aku menulis serangkaian kata yang mewakili perasaanku.

Dari kalian semua yang membaca tulisanku. Tidak bisa kupungkiri bahwa aku sangat mengharapkan kamupun turut serta membaca tulisan ini.

Jika kau memang membaca ini, ku ucapkan selamat membaca, dan semoga kau tidak terbawa perasaan yah!

Hai, kamu?
Aku merindu.

Kembali merindukanmu lagi.

Aku masih saja berharap kau kembali walau ku tahu berharap padamu itu hanya akan membawaku pada sebuah penantian panjang yang berujung kesia-siaan belaka.

Tapi, begitulah kenyataannya.

Aku masih berharap padamu.

Memang, sedikit demi sedikit harapanku terus terkikis. Tapi tetap saja, harapan itu masih ada. Harapan itu terlalu terkikis dengan pelan.

Beberapa kali aku tiba dititik melupakan, tapi akhirnya titik itu memudar.

Semangatku mempertahankanmu terlalu besar.

Dan itu sedikit kusesali.

Kuharap aku bisa sedikit pesimis.

Ah andai saja.

Kau pernah mendengar istilah "jatuh? bangkit lagi" ?

Kurasa aku terlalu menanamkan istilah itu dalam kehidupankusehingga seberapa seringpun aku jatuh karenamu, tetap saja aku bangkit dan berjuang lagi.
Ah.. Ini suatu pembodohan.

Harusnya aku menyerah dari awal, dengan begitu aku tidak akan sering tersakiti karena mencoba bertahan.

"Usaha tidak akan mengkhianati hasil"

Seharusnya sejak awal aku mengganti topik usahaku.
Seharusnya usaha 'merelakan' yang kulakukan sejak awal kau meninggalkanku.

Entah ada pengaruh apa justru aku malah menanamkan topik berusaha 'bertahan'.

Ya, tak di ragukan lagi.

Sejak mengenal cinta, otakku dibuat menjadi bodoh.

Cinta itu pembodohan.

Berulang kali aku meyakinkan diriku untuk pergi meninggalkanmu.

Berulang kali aku hampir berhasil melakukannya.

Dan akhirnya..usahaku meninggalkanmu hanya mampu sampai di kata 'hampir'

Ah biarlah, memaksa lupa tidak akan ada hasilnya.
Jadi..ku biarkan saja perasaan ini.

Lama kelamaan, diri ini akan lelah dan akhirnya seiring dengan mengikisnya harapanku, perasaan ini pasti akan hilang dengan sendirinya.

Ya..kuharap begitu:)

~~~~

Manado~
04 Desember 2018
13:50

Kalimat.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang