Kalimat.

Aku mencintaimu.

Kita pernah sangat dekat, lalu seketika saja menjadi asing.
Aku berusaha menjadi sesuatu yang berharga kembali untukmu. Tapi kamu, mengacuhkanku.
Awalnya kupikir kita benar-benar sudah berakhir.
Takkan ada lagi kata cinta dalam hubungan kita. Ya, kembali menjadi kamu dan aku, bukan lagi kita.
Lalu, secercah harapan kembali menyemangatiku. Aku berusaha mendekatimu, mencoba menarik perhatianmu, menumbuhkan kembali sikap hangatmu yang dulu. Kamu, meresponku. Aku senang, namun entah bagaimana denganmu?

Beberapa kali kamu membuatku sempat berharap lebih, namun lagi dan lagi harapanku ditepis oleh sikapmu yang acuh itu.
Aku harus bagaimana? Aku terlanjur mencintaimu.

Aku kembali kehilangan arah, kacau. Aku merindukan sosokmu yang dulu. Andai kautahu itu.

Caramu menyebut namaku, caramu memanjakanku, caramu membujukku, caramu mencintaiku. Sungguh, kala itu aku sangat merindu.

Beberapa kali niatku muncul untuk meneriakimu. Harap peka! Aku rindu adanya kita.

Apa kautau bagaimana perasaanku kala itu?
Disaat kita bertegur sapa, bercanda dalam untaian kalimat singkat via whatsapp, namun semuanya masih terasa beda. Ada yang mengganjal. Mungkin karena kamu yang bukan milikku lagi?

Aku tidak ingin menahan diri.
Ingin kembali bermanjaan denganmu.
Namun waktu itu, takbisa.

Entah bagaimana, kamu dan aku bisa kembali lagi menjadi kita.

Pikirmu aku percaya? Tidak.
Ini diluar ekspektasiku.

Kamu begitu manis. Terlalu manis dan semakin manis setiap harinya.
Aku harus bagaimana? Perasaanku semakin membendung tinggi. Aku takut jatuh.

Kebahagiaanku yang sempat sirna kini muncul kembali seiring dengan kehadiranmu sebagai sosok penting di hidupku.

Berikutnya, kisah cinta kita akan semakin menarik. Kuharap kamu betah bersamaku. Mari kita jalani bersama.

Aku BAHAGIA.
Sangat.
Terima kasih, kamu yang terbaik!

Aku mencintaimu💙

~~~

Manado~
6 Juni 2020
02.55