Miris

8 1 0
                                    

Kemarin, pekat malam kembali menyadarkanku. Memberiku luka, yang diiringi duka. Rasanya semua begitu sempurna. Padahal, seperti malam yang sepekat itu, demikian pula kisah kita. Sejenak logika berteriak, menanyakan diri perihal mengapa begitu nekat?
Mengapa, ya? Jika dalam kisah ini bukan kamu tokoh utamanya, mungkin takkan berjalan sejauh ini.
Memang, hati seseorang bisa jauh lebih dalam melebihi kedalaman isi kepala. Itulah sebabnya mengapa logika sering diabaikan. Percuma. Sekuat apapun logika berteriak, jika hati tandingannya maka sia-sialah pertandingan itu. Lucu bukan? Tidak. Ini miris.

~~~

Manado~
6 Juni 2020
17.00

Kalimat.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang