"LISAAAAAA!!" Seorang gadis yang baru masuk kedalam restoran itu tiba-tiba berteriak, membuat beberapa pelanggan menoleh dan memandang nya dengan tatapan terganggu.
Gadis itu tak perduli. Ia menghampiri seorang gadis lain yang berdiri dibelakang meja kasir.
Gadis lain itu merupakan salah satu pelayan di restoran milik sepupunya.
"Yerim-ah, apa Lisa ada didalam?"
"Lisa Unnie sedang pergi ke ATM, dia berpesan jika Jisoo Unnie kesini maka kau diminta untuk menunggu diruangannya." Begitu katanya. Jisoo diam sebentar lalu mengangguk mengerti sebelum melangkah pergi menuju ruangan Lisa.
Baru beberapa langkah, ia berbalik lagi dan menatap gadis yang masih menatapnya itu. "Ahh Yerim-ah, tolong bawakan ramyeon dan minuman soda lalu antarkan keruangan Lisa okey.."
"Baik Unnie."
Jisoo tersenyum dan mengacungkan kedua ibu jarinya kepada gadis yang bernama Yerim itu, sebelum melanjutkan langkahnya menuju tangga, dimana ruangan kerja Lisa berada dilantai atas.
Jisoo mempunyai janji dengan teman-teman satu geng nya untuk bertemu distation game. Tujuannya kesini untuk meminta uang kepada Lisa.
Ingat!! Jisoo pengangguran dan Lisa adalah sepupu terbaiknya yang dengan sukarela memberikan uang setiap harinya kepada Jisoo untuk bermain game.
Lisa sangat menyayangi Jisoo seperti kakak kandungnya sendiri.Saat Jisoo sedang khusyu dengan ramyeon nya, tiba-tiba pintu terbuka dan memperlihatkan sepupu kesayangannya yang baru saja kembali setelah dari ATM, begitulah informasi yang diterimanya dari Yerim.
"Ahh Unnie kau sudah datang rupanya.. Apa kau sudah menunggu lama?" Lisa bertanya dan lanjut duduk di sofa lain yang berbeda dengan Jisoo.
"Sekitar 10 menit yang lalu." Jawab Jisoo setelah melirik jam dinding yang tergantung ditengah ruangan. "Yahh!! Hari ini berikan aku uang lebih karena aku akan bermain sampai malam. Kau juga tidak perlu menungguku pulang, aku akan menginap di rumah Bobby atau Seulgi."
"Jangan dirumah Bobby, dirumah Seulgi saja. Biar aku gampang mencari informasimu."
Jisoo memangguk dengan mulutnya yang sibuk meniup-niup ramyeon. "Arraseo.." Lalu ia menjulurkan telapak tangannya pada Lisa."Mana? Berikan lebih." Lisa menghela napas dan mengambil uang beberapa lembar won dalam dompetnya lalu memberikannya pada kakak sepupunya itu.
"Call. Kalau begitu aku pergi yah.. Nyeongan Lisa.. Sampai bertemu dirumah." Jisoo pun pergi begitu saja, tanpa membereskan bekas makannya terlebih dahulu. Ingat!! Selain pengangguran Jisoo juga pemalas. Kekeke
**
Semua mata yang memandangnya saat ini pasti tengah iri.
Gadis itu berjalan anggun dengan ditemani lelaki tampan yang sibuk membawa beberapa paper bag yang diketahui isinya adalah belanjaan limited edition super mahal.Dia cantik dengan kulit putih bersinar nya, dibelakangnya ada lelaki tampan yang dengan setia membawakan belanjaannya.
Jennie memang dilahirkan untuk menjadi Princess, ya gadis itu bernama Jennie, Jennie Kim.
Gadis blasteran Korea-Australia.
Anak tunggal yang sangat dimanja oleh kedua orang tuanya.
Mempunyai kekasih bernama Kim Hanbin. Lelaki tampan, kaya raya, serta populer, yang dikenalkan orang tuanya untuk menjadi calon suaminya nanti.Jennie tidak menolak, toh dia juga tidak mempunyai kekasih saat orang tuanya mengenalkan Hanbin padanya.
Hanbin pun tidak menolak.
Heoll~ lelaki mana yang akan menolak seorang gadis cantik, sexy seperti Jennie? Hanya lelaki bodoh pastinya.Hubungannya dan Hanbin sudah berjalan hampir 2 tahun. Hanbin selalu mengajak Jennie untuk melangkah ke jenjang pernikahan, namun Jennie dengan santainya selalu berkata 'Kenapa begitu terburu-buru? Aku masih ingin bebas. Jika kau ingin cepat menikah silahkan nikahi wanita lain.' Jawaban yang langsung membuat Hanbin bungkam seribu bahasa.
Sejak saat itu Hanbin tidak pernah membahas soal pernikahan lagi, ia takut Jennie akan memutuskannya.
"Sayang, aku lapar. Kita makan dulu yah?" Hanbin terlihat kesulitan dengan paper bag yang semakin lama semakin banyak itu. Kakinya panas, tangannya pegal. Dia sungguh tidak menyukai shopping. Tapi demi Jennie apapun akan dia lakukan.
"Hmm geurae. Aku juga merasa sedikit lapar."
Mereka makan disalah satu tempat makan yang ada didalam mall itu. Jennie tengah sibuk dengan ponselnya, membalas beberapa pesan chat dari teman-temannya. Sedangkan Hanbin tengah memesankan makanan untuk dirinya dan Jennie.
Lelaki itu melihat kearah Jennie yang tengah sibuk dengan ponselnya, lalu menghembuskan napas berat. Hanbin tidak akan berani melarang Jennie untuk berhenti bermain ponsel, jika dia berani mengatakan itu, Jennie tidak akan segan-segan untuk menghabisi Hanbin.
Tak lama pesanan merekapun tiba.
Hanbin mengucapkan terima kasih saat pelayan itu selesai menata makanan mereka.
"Sayang, ayo makan.." Ajaknya pada Jennie.
"Hmm."
Hanbin sudah biasa dengan sikap Jennie yang seperti ini, jadi dia tidak mempermasalahkannya lagi dan mulai menikmati makanannya.
Setelah sesi makannya selesai. Mereka tidak langsung pergi. Memilih untuk bersantai dulu sebelum mulai berkeliling lagi. Sebenarnya Hanbin sudah ingin pulang saja. Tapi bukannya pulang kerumah, yang ada Jennie akan memulangkannya ke rahmattullah. Hanbin bergidik ngeri membayangkannya.
"Kau kenapa?" Jennie bertanya ketika melihat sikap aneh dari lelaki didepannya.
"Eoh? Tidak pa-pa. Hehe"
Gadis itu hanya mengendikan bahunya tidak peduli, dan berkata 'Dasar aneh' dalam hatinya.
"Ya sudah ayo, ada beberapa gaun lagi yang ingin kubeli."
"Ne, kajja baby."
Mereka pun pergi untuk membeli sesuatu yang kata Jennie beberapa gaun, tapi ternyata itu menambah sekitar 15 paper bag yang harus Hanbin bawa dengan sangat-sangat susah payah. Bahkan Jennie tidak mau repot-repot membawa satupun paper bag yang ada ditangan Hanbin. Betapa beruntungnya Hanbin mempunyai kekasih seperti Jennie. Poor hanbin. Kekeke
Hanbin mengantarkan Jennie ke rumahnya, semua belanjaan Jennie dibawakan oleh para pelayan.
Dia mengucap syukur beberapa kali dalam hatinya.
Tangannya sungguh pegal, Hanbin berjanji setelah pulang dari rumah Jennie dia akan mencari tempat pijat tradisional.Jennie benar-benar..
Entahlah Hanbin sudah kehabisan kata untuk mengumpat kekasihnya itu."Sayang, aku langsung pulang saja yahh.. Banyak pekerjaan yang harus kukerjakan."
Jennie mengangguk dan menatap Hanbin sekilas. "Geurae, itu lebih bagus."
"Salam untuk Daddy dan Mommy. Aku pulang yah? Sampai jumpa besok.."
**
To be continue..
Nyeongannn 🙌🙌🙌
Ff pertama. Gimana menurut kalian? Minta pendapat dan masukannya dong guys..
Maklum masih pemula. HeheDuhhh gue seneng banget sumpahh, akhirnya Blackpink full member dateng ke Indo. Dan betapa bangganya gue bisa liat Blackpink di tv nasional kita. Ya ampunnn my Jisoooo 😍😍😍😍 Cantik banget sumpah ihhh.
Karena rasa seneng yang terlalu ini akhirnya gue memutuskan buat bikin ff yang seengganya bisa menambah daftar bacaan kalian. Sekaligus membagi kebahagiaan kepada sodara2 para blinks sekalian 😸😸
Jangan lupa Vote&Coment yooo..
With xoxo from my lovely Jensoo 😘😘💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story (Jensoo)
RandomJisoo adalah gadis pengangguran yang pemalas, maniak game juga chikin. Sebenarnya Jisoo adalah gadis yang cerdas tapi kecerdasannya tidak ia manfaatkan, karena Jisoo lebih suka menjadi orang bodoh yang pemalas tapi pintar dalam bermain game . Maka d...