12. Hug Me Everyday

16.7K 1.2K 116
                                    

Sinar mentari membangunkan Jisoo yang tengah tertidur.
Ia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum tatapannya beralih pada Jennie yang masih tertidur lelap dengan posisi yang sama sejak semalam.

Sinar mentari mulai merengsek masuk melalui celah-celah gorden yang berlubang, membuat Jennie sedikit menggeliat dalam pelukan Jisoo.

Melihat Jennie yang terusik karena terpaan sinar mentari membuat Jisoo membawa tangannya untuk menghalangi cahaya terik yang mengusik tidur damai gadisnya.

Jisoo terus menatap lekat wajah Jennie, mengusap lembut pipi chubby yang menggemaskan itu dengan tangan lainnya membiarkan tangan satunya tetap menghalangi wajah Jennie dari terpaan sinar mentari.

Ia beralih penyentuh bibir tipis Jennie dan mengusapnya lembut, memberikan sensasi lain saat merasakan betapa lembutnya bibir itu.

Tak heran bagaimana kecanduannya ia terhadap bibir yang terasa manis dan lembut itu.

Jisoo sedikit tersentak ketika merasa tangan Jennie menggenggam tangannya yang masih berusaha menutupi sinar mentari yang mengusik tidurnya.
Ia menatap ke bawah, Jennie mendongak dan tatapan mereka bertemu, dengan ibu jari Jisoo yang masih menyentuh bibir Jennie.

Jennie mengecup ibu jari Jisoo lalu beralih mengecup bibir gadis itu. Membuat Jisoo terpaku sebelum akhirnya memberikan senyum lembut nya pada Jennie.

"Good morning Ji.." Jennie semakin mengeratkan pelukannya pada Jisoo, menolak untuk bangun.

Jisoo pun membalas pelukan Jennie, dan mengusap kepala bagian belakangnya dengan sayang. "Sana mandi.. Aku akan mengantarmu kerja."

"Mm, nanti. Aku masih ingin memelukmu."

Jisoo tersenyum dengan sikap manja Jennie yang sejak kemarin selalu ditunjukkannya. "Jendeuk. Jendeuk. Jendeuki~" Ledeknya yang membuat Jennie kesal lalu memukulnya. "Jendeuki. Mulai sekarang aku memanggilmu Jendeuki yah.."

"Ishhh apasih Ji.."

"Jendeuki~~ Ayo bangun, mandi Jendeuki~~ Kekeke AWW-" Jisoo memekik cukup keras saat Jennie mencubit perutnya.

"Jangan memanggilku itu!!"

"Iya. Iya. Aduhhh, appo~"

"Rasakan!! Jangan memanggilku itu lagi makanya."

"Iya maaf.. Aduhhh sakit."

Jennie lalu melepaskan pelukannya dan beranjak bangun untuk berjalan ke kamar mandi.

"Dasar Jendeuki." Dengus Jisoo pelan, tapi telinga Jennie yang sensitif mendengarnya sehingga dia langsung berbalik dan menatap tajam pada Jisoo.

"Apa kau bilang?"

"Ani, aku hanya bilang akan menyiapkan sandwich untuk sarapanmu." Buru-buru Jisoo pergi keluar kamar, sebelum mendapat amukan gadis itu.

**

Saat ini Jisoo sedang mengantar Jennie kerja, Jisoo sudah bilang jika ia hanya akan mengantar Jennie lalu setelah itu kembali pulang karena ia ingin bermain game sepuasnya dan Jennie hanya mengangguk.

Lebih baik lah dari pada Jisoo harus pergi ke station game terus. Pikir Jennie.

Setidaknya jika dirumah Jennie bisa menelpon orang rumah saat Jisoo lupa waktu lagi untuk menjemputnya.

Mobil Lamboghini berhenti tepat didepan pintu masuk utama perusahaan, beberapa karyawan yang akan masuk pun penasaran akan siapa yang mengendarai mobil sport mewah itu.

Seorang gadis cantik keluar dari pintu kemudi lalu berjalan kesisi sampingnya, membukakan pintu mobil untuk gadis cantik lainnya yang tak lain ialah sang Sajangnim.

Our Story (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang