"Kemarilah Jis.." Wendy menepuk sofa disisinya, meminta Jisoo untuk duduk disampingnya.
Sekarang Jisoo sudah berganti pakaian yang kering, Wendy yang memberikan pakaian itu, pakaian yang sengaja disimpan diruangannya.
Saat dirinya baru saja tiba di ruang kerjanya tiba-tiba pintu terbuka dengan cara yang kasar, Wendy menoleh dan menghela napas begitu mengenal siapa pelaku keributan dipagi harinya.
Niat awalnya yang ingin memarahi kelakuan Jisoo pun hilang saat dilihatnya keadaan gadis itu yang basah kuyup serta ekspresi wajah dingin yang jarang diperlihatkan gadis itu.
Pasti ada yang salah, begitu pikirnya.
Jisoo segera duduk disamping Wendy dan menyandarkan punggung nya disandaran sofa, dia menghela napas kasar.
"Wae? Kau sedang ada masalah?" Tanya Wendy pelan, menatap sahabatnya lekat menilai dari raut wajahnya memang terlihat jelas banyak masalah yang dipikirkannya.
"Ceritalah..""Aku bingung Wen. Kenapa aku begitu posesif padanya?"
"Kau bercerita tentang siapa? Jennie?" Jisoo mengangguk lemah. Menghilangkan kerutan di dahi Wendy. "Memangnya apa yang terjadi?"
"Aku tidak suka dia dekat dengan siapapun selain aku. Apa kau tau tadi dijalan saat macet tak sengaja mobilku dan mobil mantannya bersisian dan dia sempat-sempatnya saling menatap dengan mantan pacarnya di depan mataku. Hahh~ kau pikir itu pantas?" Ujar Jisoo kesal, tangannya sudah mengepal kuat ingin memukul sesuatu. "Dia seharusnya tidak boleh melakukan itu."
Wendy mendengus mendengar kata-kata dari sahabatnya, dia menggelengkan kepala dengan sikap kekanak-kanakan Jisoo.
"Kenapa dia tidak boleh melakukan itu?"
"Eoh?" Gadis itu memutar matanya mendengar pertanyaan Wendy. "Tentu saja dia tidak boleh. Dia pacarku."
Jisoo mengernyitkan alis mendengar Wendy tertawa.
"Pacarmu? Sejak kapan? Aku tau kau dan Jennie tidak pernah terlibat dalam komitmen apapun Jisoo-ya." Sontak hal itu membuat Jisoo membelalakan matanya. "Dan parahnya kalian sudah berhubungan sex. Sejak kapan kau berubah menjadi gadis brengsek seperti ini Kim Jisoo?"
"Yahh!! Son Seungwan!!"
"Apa Kim Jisoo?" Wendy menatapnya tajam dan Jisoo tidak bisa membela dirinya lagi. "Aku tau semuanya, tentang hubunganmu dan Jennie. Jennie menceritakan semua masalahnya pada Joy, tentu saja Joy bercerita padaku. Aku tidak menyangka Jis, aku tidak menyangka kau menjadikan Jennie sebagai pelampiasanmu."
"Aniyoo!! Aku tidak pernah menjadikannya pelampiasan Wen. Aku mencintainya, aku tulus padanya."
"Lalu kenapa kau tidak menyatakan perasaanmu? Kau selalu menghindar saat Jennie berusaha menjelaskan tentang hubungan kalian. Kenapa kau tidak mengikatnya dalam hubungan yang serius? Apa kau pikir Jennie gadis bodoh? Dia merasa terbebani Jisoo. Dia sama seperti gadis lainnya yang menginginkan hubungan komitmen dengan pasangannya. Cobalah untuk sedikit lebih peka."
"Diamlah Wen. Kau tidak tau apa-apa." Gadis itu memejamkan matanya, menghela napas lelah.
"Wae? Kau datang padaku, itu artinya kau membutuhkan ku. Benar kan?" Jeda sejenak. "Tadinya aku ingin menemui mu untuk membahas ini tapi ternyata kau sendiri yang datang lebih dulu padaku. Yahh!! Jisoo-ya, lupakan Nayeon. Apa yang kau harapkan dari wanita yang sudah memiliki suami dan anak itu?"
"Pergilah Wendy!! Aku lelah, aku ingin tidur."
Kau tidak tau apa-apa Wen, kalian tidak tau apapun. Lalu Jisoo pindah ke sofa yang lebih panjang dan merebahkan tubuhnya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story (Jensoo)
RandomJisoo adalah gadis pengangguran yang pemalas, maniak game juga chikin. Sebenarnya Jisoo adalah gadis yang cerdas tapi kecerdasannya tidak ia manfaatkan, karena Jisoo lebih suka menjadi orang bodoh yang pemalas tapi pintar dalam bermain game . Maka d...