[DUA]

1.2K 77 13
                                    

Ddrrttt..ddrtt...

Handphone Radit berbunyi, menandakan adanya panggilan masuk. Lalu Radit segera menggeser ikon hijau.

"Iya halo." -Radit

'Tumben Dit lo ga kesini?" -Jovan

"Hari ini gua ga kesana dulu Jov, bilang ke yang lain juga." -Radit

'Loh kenapa?" -Jovan

"Adek gua sakit." -Radit

'Oh oke Dit.' - Jovan

Pipp.

Radit mematikan sambungan tersebut.

-----RADAR-----

Saat ini Radit sedang berada dirumah sakit tempat adiknya dirawat.

Ia hanya sendirian menemani adiknya. Karena kedua orangtuanya berada diluar negeri untuk mengurusi perusahaan mereka.

Yap. Radit dan Anna hanya tinggal berdua. Kedua orangtuanya hanya mengiriminya uang setiap bulan.

Saat ini Radit menduduki kelas XI MIPA 3. Dan Anna baru menduduki bangku taman kanak-kanak.

Di sekolah dan di rumah sikap Radit sangat jauh berbeda. Ketika di sekolah Ia menjadi sosok lelaki yang tidak perduli dengan lingkungan sekitarnya, dan Ia juga sangat ketus kepada siapa saja, bahkan kepada sahabatnya sekalipun.

Sedangkan saat di rumah Ia berubah menjadi sosok yang sangat lembut kepada Anna. Ia sangat menyayangi adik satu-satunya itu. Ia sangat ingin melindungi Anna dari siapa saja yang berniat jahat kepada adiknya.

"Abang.., " Anna mengerjapkan matanya yang baru saja terbangun dari tidurnya dan mencoba merubah posisinya menjadi duduk.

"Iya kenapa Ann?" dengan sigap Radit membantu Anna membetulkan posisinya.

"Anna laper.., " ucap Anna sambil memegangi perutnya.

"Kamu mau makan apa? Biar abang beliin keluar, abang tau kamu pasti gak doyan makanan rumah sakit, iyakan?" ucap Radit sambil mengambil bangku untuknya.

"Eheheh abang tau aja, Anna mau makan nasi goreng aja." Anna mengeluarkan cengirannya yang membuat Radit gemas kepada adik perempuannya itu.

"Yaudah kamu tunggu sebentar ya!" Radit mencium pucuk kepala Anna.

"Sip abang!" jawab Anna dan mengacungkan jempolnya.

-----RADAR-----

"Abangg Valdo anterin gua yuk..., " ucap Dara sambil memasuki kamar abangnya tanpa permisi.

"Heh ga sopan lo, nih ya gua bilangin, kalo masuk kamar orang, lain kali harus ketuk pintu dulu jelek!" jawab Valdo sambil mengacak-acak rambut adiknya lalu mencubit gemas pipi Dara.

Untung abang, kalo bukan gua udah khilaf minta dipacarin ini mah! -batin Dara.

"Ck, iya iya bawel amat sih lu bang." jawab Dara sambil merapikan rambutnya.

"Abangg ih ayoo anterin!" rengek Dara.

"Kemana sih? Udah malem tau, nanti diomelin Bunda." tanya Valdo.

"Tukang nasi goreng, laper nih bang," ucap Dara sambil mengeluarkan cengirannya.

"Yaudah sana rapi-rapi!" Valdo bangun dari tempat tidurnya lalu menyambar jaket yang berada dibelakang pintu kamarnya.

Dara berdiri "Siap bos!" lalu mengacungkan jempolnya.

-----RADAR-----

Radit baru saja memesan nasi goreng di kedai yang berada didepan rumah sakit tempat adiknya dirawat.

Keadaan di kedai tersebut sangat ramai. Karena, banyak yang bilang nasi goreng disana sangat lezat.

Sebenarnya, Radit sangat malas untuk mengantre seperti itu. Tetapi mengingat nasi goreng itu adalah pesanan adiknya Radit rela menunggu antrean.

"Abang kenapa belinya jauh banget? Kan didepan perumahan juga ada." tanya Dara.

Pasalnya abangnya itu mengajaknya terlalu jauh hanya untuk sekedar membeli nasi goreng.

"Udah engga papa, nih ya katanya nasi goreng disini itu enak, makanya gua mau coba." Valdo membuka seatbelt lalu membuka pintu mobil dan menuju ke kedai nasi goreng tersebut.

Dara mengikuti langkah abangnya. "Bang, pesenin untuk gua sekalian ya, inget jangan terlalu pedes!" ucap Dara lalu mengambil benda pipih dari saku jaketnya.

"Hmm." Valdo hanya menjawab dengan dehemannya.

Dara menyapu pandangannya di sekeliling  kedai nasi goreng tersebut yang memang terbilang cukup ramai.

Tak sengaja mata Dara melihat seseorang yang tampak familiar.

'Loh itukan cowok yang nabrak gua!' -batin Dara.

Mata Dara masih memperhatikan Radit yang tak jauh dari posisi duduknya. Dan, tak sadar Radit juga menjatuhkan tatapannya kepada Dara.

Cukup lama mereka bertatapan dengan jarak yang cukup jauh. Sampai akhirnya Radit menyadarkan dirinya. Lalu mengalihkan pandangannya.

'Itu cewek yang tadi gua tabrakkan ya?' tanya Radit pada dirinya sendiri.

Radit masih bergulat dengan pikirannya yang sedang memikirkan gadis yang berada tak jauh dari posisinya.

"Mas ini nasi goreng nya." ucap tukang nasi goreng lalu memberikan bungkusan nasi goreng tersebut.

"Eh, iya pak." Radit tersadar dari lamunannya lalu mengeluarkan selembar uang berwarna biru.

Setelah membayar pesanannya itu, Ia langsung pergi meninggalkan kedai tersebut dan memasuki wilayah rumah sakit.

Ternyata, Dara masih setia memperhatikan Radit. Dan Ia sempat bingung karena melihat Radit yang memasuki rumah sakit tersebut.

Lalu Ia tersadar dan dengan cepat menggelengkan kepalanya 'eh gila, ngapain juga gua mikirin itu orang!' -batin Dara.

"Hoi ayo pulang, mau nginep disini lo?" Valdo menepuk bahu Dara.

Dara terkejut dengan tepukan yang mendarat di bahu nya. "Ck, kebiasaan lo ah ngagetin orang mulu!" Dara bangun lalu berjalan mendahului abangnya.

"Eh tungguin gua bego!" Valdo mempercepat langkahnya untuk mensejajarkan langkah Dara.

Setelah memasuki mobil dan tak lupa menggunakan  seatbelt Valdo langsung menginjak pedal gas.

-----RADAR-----

Jangan lupa vote dan comment ya semuanya. Maaf kalo banyak penulisan yang salah. Gomawo🙆

-sfwh_ltfh

RADARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang