[SEMBILAN]

808 49 3
                                    

"Kita ngapain kesini?" tanya Dara terkejut karna Radit memberhentikan mobilnya sebuah rumah yang menurutnya sangat besar.

"Masuk." ucap Radit sedikit ketus. Kemudian ia berjalan memasuki rumah tersebut dan meninggalkan Dara yang masih memandangi rumah mewah itu.

Kemudian Dara tersadar dan berjalan mengikuti Radit dan berusaha mensejajarkan langkahnya. "Ini rumah lo?" tanya Dara yang sudah berada disamping kiri Radit. Tetapi, Radit tidak menjawab pertannyaan Dara. Ia malah meninggalkan Dara didepan rumahnya.

"Eh, tungguin woy!" teriak Dara dan berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Radit lagi.

Saat sudah berada didalam rumah mewah itu, Dara seperti mendengar suara teriakan anak perempuan dari lantai atas. "Itu suara siapa?" tanya Dara yang penasaran.

Lagi-lagi Radit tidak menggubris pertanyaan Dara. "Kacangin aja terus. Kesel gua lama-lama" gumam Dara.

"Eh aden sudah pulang. Mending aden ganti baju dulu. Bibi mau siapin makan dulu." ucap pembantu rumah Radit. "Iya bi." jawab Radit dan langsung melangkahkan kakinya menuju anak tangga.

"Eh! Terus gua gimana?" ucap Dara yang membuat Radit reflek membalikan badannya. "Lo duduk aja dulu diruang tamu. Ribet!" ucap Radit dan langsung melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

Dara mengikuti Radit yang mengatainya ribet. Padahal kan Radit yang mengajaknya kemari lalu dengan santainya meninggalkan dirinya di ruangan besar. Kan Dara jadi ngeri.

Dara langsung mendudukan dirinya di sofa yang berada diruang tamu rumah Radit. Kemudian ia mengeluarkan benda pipih miliknya dari saku roknya. Dan ia langusung memberi taukan abangnya bahwa ia akan pulang telat.

Abang Valdo💩

Abangku tercintah, gua baliknya
agak sore ya.

Iye. Tapi asalkan jangan pulang
malem.

Siap bosqu!

Oh iye. Gua nitip martabak manis.

Diutnya mana?

Pake duit lu dulu elah dek.

Enak aja! Gua lagi kanker nih.

Hah?! Kanker?

Ho'oh. Kantong kering maksud gua.
Hahaha.

Sa ae lu kutil badak🐮

Kalo gua kutil badak berarti lo tainya ya?

Ya kaga lah. Enak aja lo cogan gini
dibilang tai badak.

Bodo amat ah. Udah ya. Bye abang alay💩

Hmm. Jangan lupa! Kalo kaga beli,
kaga bakalan gua bukain pintu.
Read.

Setelah itu Dara langsung memasukan kembali handphone-nya. Kemudian ia bangun dari duduknya dan mulai memperhatikan keadaan sekitar rumah Radit. Ia melihat bingkai foto yang berada dimeja dekat tv. Ia mengambil salah satu bingkai yang berisi foto seorang anak lelaki dan seorang bayi, entah berjenis kelamin apa bayi itu.

Kemudian ia sedikit melengkungkan bibirnya karna melihat foto anak laki laki itu yang menurutnya sangat menggemaskan. Dengan rambut yang dikuncir dibagian atasnya atau bisa dibilang dengan apple style. Dan gigi yang ompong pada bagian atas dan bawah.

RADARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang