[SEMBILAN BELAS]

525 33 0
                                    

Ketika Jovan memasuki ruangan itu, suara dentuman musik yang sangat keras langsung masuk kedalam indra pendengarannya.

Bau alkohol serta asap rokok pun tersebar diseluruh penjuru ruangan tersebut. Serta banyak orang yang sedang menggerak gerakan tubuhnya mengikuti irama lagu.

Mata Jovan menyapu seluruh isi ruangan tersebut untuk mencari keberadaan teman temannya. Tak lama kemudian Jovan menjatuhkan tatapannya ke salah satu meja lengkap dengan sofa yang sudah di isi oleh ketiga temannya beserta orang lain yang sepertinya sudah ia kenal.

Langsung saja Jovan melangkahkan kakinya menuju teman temannya. "Woi dah sampe aja lo pada."

"Iye lah, gua kan kaga kayak elu. Ngaret!" balas Raffa disertai dengan tatapan sinis.

"Yeee. Maap kali, tadi ada urusan bentar. Biasa gua kan orang sibuk." Jovan mengeluarkan cengirannya.

"Tai!" ucap orang orang yang ada di sofa tersebut dengan kompak. Jovan langsung mengerucutkan bibirnya yang membuat semua temannya memandangnya dengan tatapan menjijikan.

"Geli bego!" ucap Radit seraya melempari Jovan dengan kulit kacang yang sedari tadi ia cemili.

"Jahat amat lu dit, nangis entar tuh orang mana kaga ada balon lagi." jawab Andra, salah satu orang yang sedang bersama mereka.

Sontak ucapan Andra membuat mereka yang berada di meja tersebut memecahkan tawanya.

"Ini napa gua yang jadi bahan bully an anjir." kesal Jovan.

"Lu bully-able sih." jawab Chandra yang langsung membuat mereka tertawa lagi.

"Udah udah kasian." Mereka langsung menyelesaikan sesi tertawa.

"Pada minum gak nih?" tanya salah satu dari mereka yang kebetulan bekerja di salah satu club yang sedang mereka datangi.

"Gua gak." kata Radit. Kemudian Radit mengeluatkan kotak rokok serta pematik dari saku jaketnya. Radit mulai menghisap rokoknya dan menghembukan asapnya melalui hidung.

"Tumben nih pada kesini?" tanya Chandra setelah menyelesaikan tegukannya.

"Tau tuh Radit tiba tiba ngajakin kesini." jawab Rayn.

"Pengen aja."

"Lah adek lu sendirian dong?" tanya Rafa.

"Kaga. Ada bi Aisyah."

"Dit, adek lu buat gua aja ye. Lumayan tuh adek lu kan cakep." kata Arga.

"Pedopil anjir!" Chandra langsung menatap Arga dengan sinis.

"Eh btw, udah pada punya pawang belom?" tanya Arga. "Kalo belom cari disini yok." lanjutnya.

Memang diantara mereka semua, Arga lah yang di kenal paling playboy. Bahkan jumlah mantan serta pacarnya tidak dapat terhitung dengan jari.

"Yang udah mah cuma Radit doang nih." Jovan melirik Radit disertai dengan senyum menyebalkannya.

"Yoiii serius lu dit?" tanya Chandra excited.

"Kag-" ucapan Radit terpotong oleh Rafa. "Lah iya lah serius. Pawangnya cakep banget gila bro! Tapi sayang..." Raffa menggantungkan ucapannya.

Mereka, kecuali Rayn, Jovan dan tentu saja Radit, menatap Raffa dengan penasaran dan berharap Rafa segera menyelesaikan kalimatnya. "Nungguin yee..." ledek Rafa.

"Tai lo!"

"Anjing."

Sontak umpatan umpatan keluar begitu saja dari mulut mereka yang membuat Raffa menggelegarkan tawanya.

RADARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang