Raihan pindah rumah

19 3 0
                                        

Sehari sudah kelulusanku berlalu. Insya allah aku akan kuliah, dan sedang proses saja. Akbar katanya mau kuliah di bandung saja.

Kali ini aku sedang menyiram rumput dan tanaman yang berada didepan rumahku.

Aku melihat sebuah mobil besar didepan rumah rayhan. Seperti mobil truk engkel berwarna kuning orange itu. Barang barang didalam rumah rayhan dikeluarkan dan diangkut kedalam bak mobil tersebut.

Apakah rayhan akan pindah? Serasa ingin bertanya tapi aku tidak berani.

Aku juga melihat mama astrid mulai mengunci pintunya, dan rayhan memegang koper hitam lalu mereka masuk kedalam mobil sedannya. Disana ada ka mevi juga, tapi sepertinya dia tidak bareng dengan rayhan. Sepertinya dia membawa mobil sendiri.

Saat mobil angkutan barang dan mobil yang rayhan tumpangi sudah berangkat, barulah aku menjatuhkan selang yang aku pegang dan menghampiri kak mevi.

''kak, kalian mau pindah?''

''iya rid, kita mau pindah''

''pindah kemana?''

''maaf rid, kakak ga bisa ngasih tau. soalnya rayhan minta untuk tidak memberi tau''

''lah ko gitu sih ka?''

''gak tau, akhir akhir ini dia berubah jadi lebih pendiam. Jadi kami mengikutinya saja''

''kakak ga bareng sama mereka?''

''kakak nyusul. Soalnya kakak mau ke surabaya lagi harus kembali kuliah''

''oh gitu ka''

''yaudah kakak berangkat dulu ya ka''

''yaudah ka hati-hati ya''

''iya,''

Rahyan adiku, jika kamu mencinta dia. Berjuanglah, jika kamu tidak berhasil. Setidaknya kamu pernah berjuang, dan itu lebih baik.

-kak mevi-

Ka mevipun mulai menjauh dari titik aku berdiri dan mulai masuk mobilnya yang berwarna putih itu.

Akupun kembali kerumahku dan mneyiram tanaman seperti tadi. Aku tercengang, apa apalasan rayhan ingin pindah? Apakarena aku?

Sayangnya dirumah aku hanya sendiri. Keluargaku baru saja berangkat liburan ke bali. Aku tidak ikut, karena harusmengurus pendaftaran kuliahku.

Akhirnya aku selesai menyiram dan melanjutkan untuk mandi lalu makan, setelah itu aku menonton tv.

Tv hidup menyala tapi pandanganku melihat yang tidak ada. Maksudku masih memikirkan ucapan kak mevi tadi yang bilang bahwa keinginanpindah itu adalah permintaan rayhan.

Apakah semuanya karena aku? Tapi sekali lagi pertanyaaku masih sama. Apa salahku? Kenapa semuanya jadi seperti ini? Dan aku ingat, bahwa rayhan sendiri yang bilang bahwa kesalahanku adalah karena aku sudah menjadi teman baiknya.

Setelah mengingat hal itu, akupun mulai menghapus air maataku dan mulai bersikap diam serta tidak peduli kepada aryhan mungkin karena itu yang diinginkan oleh rayhn.

Pukul 14.00.

Aku baru saja pulang dari supermarket depan untuk membeli beberapa makanan cemilan dan minuman.

Handphoneku berdering dari akbar yang menelponku. Dan aku mengangkatnya

''halo'' ujarku

''halo rid, aku udah nyampe dibandung''

''syukur kalo kaya gitu, semoga betah disana yaa''

''iya sayangku, nanti kalo libur aku pasti nemuin kamu ko''

Hai RaihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang