01

1.4K 76 5
                                    


Udah 2 bulan gue berada di kota orang untuk bekerja, di usia gue ini harusnya gue ngerasain bangku kuliahan yang begitu banyak tugas, tapi karena suatu alasan gue harus bekerja dengan sepupu gue di sini, untuk mengisi kegiatan gue yang kosong setelah lulus sekolah.

Gue ngerasa iri sama para mahasiswa yang berlalu lalang di hadapan gue. Pekerjaan gue adalah kasir di sebuah kantin fakultas, setiap hari gue lihat mahasiswa yang menyalin catatan teman temannya di meja kantin. Gue juga ingin seperti itu, tapi keadaan berkata lain.

Universitas ini mempunyai fasilitas yang cukup elit, sehingga apapun akan mahal di sini.
Banyaknya mahasiswa yang berlalu lalang seperti biasa tapi tidak membuat gue memiliki temen, gue terlalu takut untuk sekedar menyapa orang asing hanya untuk sekedar berkenalan dan juga wajah sombong gue ini menjadi salah satu faktornya, padahal gue gak bermaksud untuk sombong.

Sebelumnya gue mau memperkenalkan nama terlebih dahulu.
Liana Allegra Janardana, dulu temen temen memanggil gue dengan sebutan Lian.

Usia gue 18 tahun gue baru aja jadi alumni SMK teknik jurusan Arsitektur. Benar Gue suka arsitektur tapi setelah gue pikir pikir, sepertinya gue akan kesulitan kalau terus berkutat dengan gambar dan statistika bangunan, jadi jika kemungkinan gue akan masuk kuliah gue bakal memilih jurusan yang banyak di butuhkan untuk kerja nantinya.

Hari ini sama seperti hari biasanya, gue menerima uang dan juga membantu mengatarkan makanan.

"Lian, anterin ke orang yang di sana itu ya." Ucap Anggi, sepupu gue.

"Oke." Gue lagi gak fokus hari ini entah kenapa, gue ngelihat ke sekitar, dimana yang Anggi tunjuk tadi seketika otak gue blank. Itu sering terjadi sama gue

"Oh itu." Gue mendekati meja dengan beberapa orang yang duduk disana.

Seorang pria dengan rambut yang hitam yang tertutup topi, dan juga kemeja kotak kotak yang pas di tubuhnya sedang memainkan smartphonenya serta earphone yang melekat di kedua telinganya. Orang itu yang memesan.

Gue meletakan piring dan gelas pesanan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue meletakan piring dan gelas pesanan nya.
Dia memesan kentang goreng, ayam goreng dan cola cola.

Ketika gue meletakan pesanannya dia menatap ke gue, karena merasa di liatin gue pun liatin balik.
Kami bertatapan sebentar sebelum gue meninggalkan meja dan kembali ke tempat gue yang seharusnya, dibelakang kasir.

Gue mengingat terus mengingat wajahnya, gue seperti gak asing dengan wajah itu.

Sambil bekerja gue terus mengingat ingat wajah siapa yang mirip dengan mahasiswa itu.
Gue juga belum tertarik untuk mengetahui apa apa dari orang itu.

Student Architecture (Complate) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang